Ekonomi Kalsel Surplus Rp15,54 Triliun! Pertumbuhan Ekonomi di Atas Nasional
Neraca perdagangan Kalimantan Selatan surplus Rp15,54 triliun di Februari 2025, didorong ekspor sawit dan batu bara, serta pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional.

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan (Kanwil DJPb Kalsel) baru-baru ini mengumumkan kabar gembira terkait perekonomian daerah. Neraca perdagangan Kalimantan Selatan pada bulan Februari 2025 berhasil mencatatkan surplus yang signifikan, mencapai angka Rp15,54 triliun. Kenaikan ini menunjukkan tren positif yang terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Kanwil DJPb Kalsel, Syafriadi, dalam pemaparan kondisi APBD dan APBN Kalsel di Banjarmasin.
Surplus neraca perdagangan ini didorong oleh peningkatan volume ekspor komoditas unggulan Kalimantan Selatan, yaitu minyak kelapa sawit dan batu bara. Peningkatan ekspor ini menunjukkan daya saing komoditas tersebut di pasar internasional dan memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan daerah. Kondisi ini menunjukkan kinerja ekonomi Kalsel yang tetap kuat dan mampu menghadapi tantangan global.
Kepala Kanwil DJPb Kalsel, Syafriadi, menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan masih tetap terjaga dengan baik. Hal ini ditopang oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan volume ekspor komoditas andalan dan kinerja sektor pertambangan yang memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Pertumbuhan Ekonomi Kalsel dan Kontribusi Sektor Pertambangan
Secara umum, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan ditopang oleh sektor pertambangan yang berkontribusi sebesar 29,47 persen terhadap PDRB. Hal ini menunjukkan pentingnya sektor pertambangan bagi perekonomian daerah dan perlunya pengelolaan yang berkelanjutan untuk menjaga keberlanjutannya. Selain itu, PDRB Kalsel tercatat sebesar Rp286,82 triliun Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) atau Rp156,76 triliun Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).
Konsumsi rumah tangga masih menjadi penggerak utama perekonomian Kalsel, dengan kontribusi sebesar 46,32 persen terhadap PDRB. Hal ini menunjukkan pentingnya daya beli masyarakat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ini mencerminkan peningkatan aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat yang tetap terjaga dengan baik.
Meskipun menghadapi tantangan global dan domestik, pertumbuhan ekonomi Kalsel tetap menunjukan kinerja yang positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi Kalsel yang mencapai 5,15 persen secara year-on-year (y-o-y), melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 5,05 persen.
Inflasi Terkendali dan Prospek Ekonomi Kalsel
Inflasi di Kalimantan Selatan pada bulan Februari 2025 tercatat sebesar 0,25 persen, angka ini lebih tinggi dari angka nasional yang mencapai 0,09 persen. Meskipun lebih tinggi dari angka nasional, inflasi di Kalsel masih terkendali dan tidak menghambat pertumbuhan ekonomi. Hal ini menunjukkan stabilitas ekonomi Kalsel yang tetap terjaga.
"Meskipun saat ini Kalsel menghadapi berbagai tantangan global dan domestik, namun perekonomian di Kalsel tumbuh sekitar 5,15 persen secara y-o-y, angka ini lebih tinggi daripada perekonomian nasional yang berada di angka 5,05 persen," ujar Syafriadi.
Secara keseluruhan, data tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Kalimantan Selatan tetap tumbuh positif dan menunjukkan ketahanan yang baik di tengah tantangan global dan domestik. Surplus neraca perdagangan dan pertumbuhan ekonomi yang melampaui angka nasional menjadi indikator penting yang menunjukkan kinerja ekonomi Kalsel yang membaik.
Kinerja positif ini tentunya perlu dipertahankan dan ditingkatkan melalui berbagai strategi dan kebijakan yang tepat. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, diversifikasi ekonomi, dan peningkatan daya saing produk lokal menjadi beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Kalsel di masa mendatang.