Erupsi Gunung Ibu: 221 Pengungsi, Status Awas, dan Evakuasi Terus Berlanjut
Erupsi Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, telah menyebabkan 221 warga mengungsi, status gunung dinaikkan menjadi Awas (level IV), dan evakuasi terus dilakukan di sejumlah desa terdekat.
Status Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, resmi naik ke level Awas (level IV) pada Rabu (15 Januari 2025) setelah Badan Geologi Kementerian ESDM mendeteksi peningkatan aktivitas vulkanik signifikan. Akibatnya, jumlah pengungsi akibat erupsi gunung tersebut terus bertambah. Hingga Jumat (17 Januari 2025), BNPB mencatat 221 warga telah mengungsi, mayoritas dari Desa Sangaji Nyeku yang berjarak 3,7 kilometer dari kawah.
Mereka mengungsi ke Gereja Tongotesungi di Desa Akesibu yang dinyatakan aman oleh pemerintah daerah. Evakuasi warga dari lima desa lain di Kecamatan Tabaru – Sosangaji, Tuguis, Togoreba Sungi, Borona, dan Todoke – juga sedang dilakukan. BNPB memperkirakan total pengungsi bisa mencapai 3.000 orang, berdasarkan pengalaman evakuasi serupa pada Mei 2024.
Langkah evakuasi ini sesuai rekomendasi Badan Geologi yang menyatakan kelima desa tersebut berada di zona rawan erupsi. Ancaman lahar dan lava pijar menjadi alasan utama evakuasi tersebut. TNI setempat membantu proses evakuasi untuk memastikan keselamatan warga.
Peningkatan status Gunung Ibu ke level Awas didasarkan pada data peningkatan aktivitas vulkanik periode 1-14 Januari 2025. Hingga Jumat siang pukul 12.00 WIT, erupsi masih berlangsung dengan tinggi kolom abu rata-rata mencapai 700 meter di atas puncak. Seismogram di Pos Pengamatan Gunung Api di Desa Gam Ici mencatat amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 41 detik.
Badan Geologi mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk menjauhi radius 5 kilometer dari kawah aktif dan perluasan sektoral 6 kilometer ke arah utara. Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat juga telah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, efektif sejak 15 Januari 2025, guna memaksimalkan upaya penanganan darurat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan informasi ini dalam keterangan resmi di Jakarta pada Jumat. Perkembangan situasi terus dipantau dan upaya evakuasi serta bantuan bagi para pengungsi terus dilakukan.
Kejadian ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Koordinasi antar instansi pemerintah, TNI, dan masyarakat sangat krusial dalam menangani situasi darurat seperti ini dan meminimalisir dampak kerugian.