Fakta Menarik: Angka Kasus TBC Sampang Turun, Dinkes Temukan 828 Warga Positif Tuberkulosis
Dinas Kesehatan Sampang mencatat 828 kasus TBC hingga Juli 2025. Angka Kasus TBC Sampang ini menurun dari tahun sebelumnya. Bagaimana upaya penanganan dan pencegahannya?

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sampang, Jawa Timur, mengumumkan temuan 828 kasus positif tuberkulosis (TBC) di wilayahnya. Data ini terkumpul dari 14 puskesmas setempat, mencakup periode Januari hingga Juli 2025. Para penderita kini mendapatkan penanganan medis intensif dari tim kesehatan.
Temuan ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Sampang, Dwi Herlinda Lusi Harini. Ia menyatakan bahwa sebagian besar pasien, sekitar 88 persen dari total kasus, sudah menjalani pengobatan. Kondisi mereka dilaporkan mulai menunjukkan perbaikan signifikan berkat intervensi medis yang cepat.
Penyakit TBC, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, dapat menyerang berbagai organ tubuh. Meskipun dikategorikan sebagai penyakit menular, penularannya tidak secepat flu biasa. Dinkes Sampang terus berupaya melakukan pencegahan dan sosialisasi kepada masyarakat.
Mengenal Penyakit Tuberkulosis dan Cara Penularannya
Tuberkulosis adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang paru-paru, tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening, dan jantung. Penyakit ini memerlukan perhatian serius karena potensi dampaknya terhadap kesehatan. Pemahaman yang komprehensif tentang TBC sangat penting untuk upaya pencegahan dan pengendalian.
Penularan TBC terjadi melalui percikan ludah atau droplet dari penderita yang menyebar ke udara. Droplet ini keluar saat penderita batuk, berbicara, bersin, tertawa, atau bahkan bernyanyi. Meski demikian, penularannya tidak secepat penyakit pernapasan umum lainnya seperti pilek dan flu, sehingga kontak erat yang lebih lama diperlukan.
Dinkes Sampang menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap gejala TBC, seperti batuk berkepanjangan. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat menjadi kunci untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini di masyarakat. Edukasi publik mengenai bahaya TBC dan cara pencegahannya terus digencarkan secara masif.
Kelompok Berisiko Tinggi dan Upaya Pencegahan Dinkes Sampang
Beberapa kelompok individu memiliki risiko tinggi tertular TBC karena kondisi tertentu. Ini termasuk orang yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh, serta petugas medis yang sering merawat penderita TBC. Orang lanjut usia (lansia) dan anak-anak juga termasuk dalam kategori rentan, demikian pula pengguna NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif).
Selain itu, penderita penyakit ginjal stadium lanjut, individu yang mengalami kekurangan gizi, pecandu alkohol, dan perokok juga sangat rentan. Orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS, kanker, diabetes, dan pasien transplantasi organ, juga berisiko tinggi. Terapi obat imunosupresif untuk kondisi seperti lupus, psoriasis, atau rheumatoid arthritis juga meningkatkan kerentanan terhadap TBC.
Plt Kepala Dinkes Sampang Dwi Herlinda Lusi Harini menjelaskan bahwa selain melakukan pengobatan khusus, pihaknya juga menggencarkan sosialisasi kepada warga. Sosialisasi ini difokuskan pada keluarga terdekat dan tetangga pasien sebagai langkah antisipasi penularan lebih lanjut. Upaya ini menunjukkan komitmen dalam menekan angka Kasus TBC Sampang.
Data terbaru dari Dinkes Sampang menunjukkan tren penurunan kasus TBC di wilayah tersebut. Pada tahun 2024, jumlah penderita TBC di Sampang tercatat sebanyak 913 kasus. Angka 828 kasus hingga Juli 2025 ini menunjukkan upaya pengendalian penyakit yang membuahkan hasil positif, meskipun kewaspadaan tetap harus dijaga.