Kabar Baik! Kasus TBC di Kepulauan Seribu Menurun Drastis pada Tahun 2025
Pemkab Kepulauan Seribu menyatakan kasus TBC menurun pada 2025 berkat pembentukan Kampung Siaga TBC dan investigasi kasus secara intensif.

Suku Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Seribu mengumumkan kabar gembira terkait penanganan Tuberkulosis (TBC). Data menunjukkan tidak ada peningkatan kasus TBC dari Januari hingga April 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menjadi angin segar di tengah upaya pemerintah dalam menekan penyebaran penyakit menular ini.
Kepala Suku Dinas Kesehatan, dr. Murniasi Hutapea, menjelaskan bahwa terdapat penurunan kasus TBC yang signifikan. Pada periode Januari hingga April 2025, tercatat 17 kasus TBC. Sementara itu, pada periode yang sama tahun 2024, ditemukan 23 kasus. Penurunan ini menunjukkan efektivitas langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan yang telah dilakukan.
Meskipun ada penurunan kasus dibandingkan tahun sebelumnya, Pemkab Kepulauan Seribu tidak akan lengah. Justru akan terus berupaya menekan angka kasus TBC dengan berbagai langkah strategis dan melibatkan peran aktif masyarakat.
Fokus pada Pembinaan Kader Kesehatan dan Pembentukan Kampung Siaga TBC
Salah satu fokus utama dalam penanganan TBC adalah pembinaan kader kesehatan. Kader kesehatan ini memiliki peran penting dalam mendukung penemuan kasus dan investigasi kasus TBC di masyarakat. Mereka menjadi ujung tombak dalam mendeteksi dini potensi penyebaran penyakit dan memberikan edukasi kepada masyarakat.
Selain itu, Pemkab Kepulauan Seribu juga telah membentuk "Kampung Siaga TBC" di setiap pulau. Inisiatif ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk kelurahan, Puskesmas, RW, RT, karang taruna, PKK, dan kader kesehatan. Tujuan dari pembentukan Kampung Siaga TBC adalah untuk mencegah serta menanggulangi TBC secara komprehensif di tingkat wilayah.
Saat ini, sudah ada tujuh "Kampung Siaga TBC" yang terbentuk di seluruh Kepulauan Seribu. Keberadaan kampung siaga ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang TBC, mendorong perilaku hidup bersih dan sehat, serta mempercepat penemuan dan penanganan kasus TBC.
Kerja Sama dengan PPTI untuk Optimalisasi Peran Kader
Pemkab Kepulauan Seribu juga menjalin kerja sama dengan Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI). Kerja sama ini bertujuan untuk mendukung pembiayaan dan pendanaan kader TBC di Kepulauan Seribu. Dukungan finansial ini sangat penting untuk memastikan kader TBC dapat menjalankan tugasnya secara optimal dalam pengendalian penyakit TBC.
dr. Murniasi Hutapea menekankan bahwa kerja sama dengan PPTI bertujuan untuk mengoptimalkan peran kader di Kepulauan Seribu. Dengan adanya dukungan yang memadai, kader TBC dapat lebih aktif dalam melakukan sosialisasi, deteksi dini, dan pendampingan pasien TBC.
Sinergi antara pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan kader kesehatan menjadi kunci keberhasilan dalam menekan angka kasus TBC di Kepulauan Seribu.
Investigasi Kasus dan Terapi Pencegahan TBC
Suku Dinas Kesehatan Kepulauan Seribu juga melakukan upaya investigasi kasus TBC secara intensif. Setiap kasus TBC yang ditemukan akan diinvestigasi minimal delapan kontak erat per kasus. Penanggung jawab (PJ) Program TBC bekerja sama dengan kader kesehatan dalam melakukan investigasi kontak serumah dan kontak erat kasus TBC.
Investigasi kontak ini diharapkan mampu menjaring terduga TBC serta kasus-kasus baru yang mungkin belum terdeteksi. Dengan menemukan kasus secara dini, penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan efektif, sehingga mencegah penyebaran penyakit lebih luas.
Selain itu, Pemkab Kepulauan Seribu juga memberikan terapi pencegahan TBC pada kontak kasus sesuai dengan petunjuk teknis. Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) ini merupakan langkah preventif untuk mencegah penularan penyakit di sekitar kasus TBC. Kegiatan ini melibatkan peran aktif kader kesehatan, Puskesmas, serta RT dan RW apabila diperlukan.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, diharapkan kasus TBC di Kepulauan Seribu dapat terus ditekan dan masyarakat dapat hidup lebih sehat dan produktif.
Penurunan kasus TBC di Kepulauan Seribu menunjukkan bahwa upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi terkait dapat memberikan hasil yang positif. Dengan terus meningkatkan kesadaran masyarakat, memperkuat sistem kesehatan, dan memberikan dukungan yang memadai kepada kader kesehatan, diharapkan Kepulauan Seribu dapat mencapai eliminasi TBC di masa depan.