2.645 Kasus TBC Terdeteksi di Jakarta Timur hingga Maret 2025
Pemkot Jaktim temukan 2.645 kasus TBC hingga Maret 2025, dengan angka kesembuhan 65 persen; wilayah Pulogadung, Ciracas, Cakung, dan Pasar Rebo menjadi daerah terdampak terbanyak.

Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) melaporkan temuan sebanyak 2.645 kasus tuberkulosis (TBC) hingga Maret 2025. Data ini diperoleh dari pemeriksaan di 10 Puskesmas kecamatan di Jakarta Timur. Angka ini menjadi perhatian serius mengingat dampaknya terhadap kesehatan masyarakat Jakarta Timur.
Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Meifendy, mengumumkan angka tersebut dalam acara pembukaan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) di GOR Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Beliau menjelaskan bahwa temuan ini berdasarkan pemeriksaan rutin yang dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan di wilayah tersebut. Upaya penanggulangan TBC di Jakarta Timur terus dilakukan secara intensif.
Dari 2.645 kasus, 324 di antaranya adalah anak-anak. Hal ini menyoroti pentingnya pencegahan dan deteksi dini TBC, terutama di kalangan anak-anak yang rentan terhadap penyakit menular ini. Kontak erat dengan penderita TBC, baik di lingkungan keluarga maupun sekitar, menjadi faktor risiko utama penularan pada anak-anak.
Kasus TBC Tertinggi di Beberapa Kecamatan
Kecamatan Pulogadung, Ciracas, Cakung, dan Pasar Rebo tercatat sebagai wilayah dengan kasus TBC tertinggi di Jakarta Timur. Herwin menjelaskan bahwa hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor. Tingginya kepadatan penduduk di Cakung menjadi salah satu penyebabnya. Sementara itu, mobilitas penduduk yang tinggi di Pulogadung, yang berdekatan dengan terminal dan pusat keramaian lainnya, juga berkontribusi terhadap penyebaran penyakit ini.
Meskipun angka kasus TBC cukup tinggi, Pemkot Jaktim mencatat keberhasilan pengobatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2024, sebanyak 2.285 warga Jakarta Timur dinyatakan sembuh dari TBC, atau sekitar 65 persen dari total kasus. Hal ini menunjukkan efektivitas program pengobatan yang telah dijalankan.
Herwin menekankan pentingnya pengobatan selama enam bulan penuh untuk memastikan kesembuhan. Pengobatan yang terputus dapat menyebabkan resistensi obat dan memperpanjang proses penyembuhan. Lebih lanjut, beliau memastikan bahwa pengobatan TBC di Jakarta Timur diberikan secara gratis kepada seluruh warga yang membutuhkan.
Pengobatan Gratis dan Rujukan ke Rumah Sakit
Warga Jakarta Timur yang mengalami gejala TBC dapat melakukan pemeriksaan dan pengobatan gratis di Puskesmas, klinik, atau rumah sakit. Pemeriksaan dini sangat penting untuk mencegah penyebaran dan memastikan pengobatan yang tepat waktu. Bagi pasien yang mengalami resistensi obat, akan dirujuk ke rumah sakit rujukan untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
"Bisa juga dari orang kontak terdekat, orang kontak terdekat itu orang serumah. Bisa juga teman bermain atau tetangga," ucap Herwin menjelaskan mengenai penularan TBC pada anak-anak. Pernyataan ini menekankan pentingnya edukasi dan pencegahan di lingkungan sekitar untuk memutus rantai penularan.
Kegiatan Hari Tuberkulosis Sedunia di Jakarta Timur juga dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Plt. Wali Kota Jakarta Timur, dan perwakilan dari Baznas Bazis Jakarta Timur serta Bank DKI. Dukungan dari berbagai pihak ini menunjukkan komitmen bersama dalam upaya penanggulangan TBC di Jakarta Timur.
Pemkot Jaktim berkomitmen untuk terus meningkatkan upaya pencegahan dan pengobatan TBC. Dengan pengobatan yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan angka kasus TBC di Jakarta Timur dapat terus ditekan dan kualitas kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan.