Fakta Menarik: Jatim dan Inggris Bersinergi Percepat Proyek Kereta Perkotaan Jawa Timur
Pemerintah Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Kedubes Inggris untuk mempercepat proyek Kereta Perkotaan Jawa Timur. Bagaimana sinergi ini akan mengatasi kemacetan?

Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggandeng Kedutaan Besar Inggris Jakarta dalam upaya percepatan proyek pembangunan sistem perkeretaapian perkotaan. Inisiatif ini difokuskan pada kawasan aglomerasi Surabaya yang padat. Kolaborasi strategis ini diharapkan mampu memberikan solusi konkret terhadap isu kemacetan.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan komitmen Pemprov Jatim untuk membangun konektivitas dan komunikasi. Koordinasi intensif akan dilakukan dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Perhubungan, Bappenas, serta pemerintah kota dan kabupaten terkait. Hal ini demi kelancaran dan percepatan realisasi program transportasi terintegrasi.
Proyek transportasi ini mendukung visi Jatim Akses dalam Nawa Bhakti Satya, sekaligus menjadi solusi vital mengatasi kemacetan. Khususnya di kawasan Gerbangkertasusila Plus yang meliputi Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan. Rencana moda transportasi umum ini juga telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.
Sinergi Internasional untuk Transportasi Terintegrasi
Proyek kereta perkotaan ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikenal sebagai Surabaya Regional Railway Line (SRRL). Proyek SRRL sendiri didukung oleh KfW Development Bank Jerman dan dijadwalkan mulai dibangun pada tahun 2027. Kolaborasi dengan Kedubes Inggris diharapkan dapat melengkapi dan mempercepat implementasi transportasi massal yang efisien.
Gubernur Khofifah menilai proyek kereta kota dari Kedubes Inggris akan menjadi pelengkap penting bagi proyek SRRL. Konektivitas dan sinergi antara program Inggris dan SRRL adalah keniscayaan. Diskusi lebih detail diperlukan untuk mengidentifikasi titik temu dan integrasi yang optimal antara kedua proyek tersebut.
East Java Regional Outreach Manager Kedubes Inggris Jakarta, Erlin Puspitasari, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan studi kelayakan proyek kereta di kawasan aglomerasi Surabaya selama setahun terakhir. Proyek ini merupakan bentuk dukungan Inggris terhadap percepatan pembangunan publik di Jawa Timur. Ini menunjukkan komitmen kuat dari pihak internasional dalam mendukung infrastruktur daerah.
Perbedaan Teknologi dan Integrasi Rute
Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Nyono, menjelaskan perbedaan mendasar antara proyek yang digagas Kedubes Inggris dan SRRL. Proyek dari Kedubes Inggris dirancang sebagai Light Railway Train (LRT), yang berbeda dengan SRRL yang berbasis kereta reguler. Perbedaan teknologi ini memungkinkan fleksibilitas dalam perencanaan rute dan operasional.
Tim Kedubes Inggris telah mengidentifikasi tiga alternatif rute potensial untuk proyek LRT ini:
- Unesa–Darmo (barat–timur)
- Unesa–Darmo dan Wonokromo–Pasar Turi (barat–timur dan utara–selatan)
- Wonokromo–Juanda (utara–selatan)
Integrasi rute menjadi kunci utama dalam pengembangan sistem transportasi ini. Nyono menambahkan bahwa proyek LRT dari Inggris ini akan diintegrasikan dari Stasiun Waru menuju Bandara Juanda. Sementara itu, SRRL akan melayani rute dari Gubeng, Wonokromo, hingga Sidoarjo. Integrasi ini diharapkan menciptakan jaringan transportasi yang komprehensif.
Harapan Peningkatan Konektivitas dan Efisiensi
Gubernur Khofifah berharap proyek dengan Inggris ini dapat menghubungkan jalur SRRL ke Bandara Juanda melalui integrasi antarwilayah. Ini akan mempermudah akses masyarakat dari berbagai daerah menuju bandara. Koordinasi lanjutan dengan Pemerintah Kota Surabaya dan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo sangat diperlukan untuk mewujudkan integrasi ini.
Diharapkan masyarakat dapat beralih dari penggunaan bus pribadi atau kendaraan pribadi menuju moda transportasi kereta yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Jika ketiga proyek transportasi ini (SRRL, LRT Inggris, dan integrasi ke Juanda) dapat terlaksana, hal ini akan sangat menguntungkan bagi Jawa Timur. Ini akan meningkatkan efisiensi mobilitas warga dan mendukung pertumbuhan ekonomi regional.
Pembangunan infrastruktur transportasi yang terintegrasi dan modern ini menjadi prioritas. Tujuannya adalah untuk menciptakan sistem transportasi publik yang handal, mengurangi kemacetan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kolaborasi internasional ini menjadi contoh bagaimana sinergi dapat mempercepat realisasi proyek-proyek strategis di daerah.