Fakta Mengejutkan: Penyakit Kusta Sudah Ada Sejak 1800-an, Menkes Dorong Skrining Dini untuk Eliminasi
Menteri Kesehatan kunjungi pasien Penyakit Kusta di Bekasi. Meskipun menular, kusta sangat bisa disembuhkan. Skrining dini dan kolaborasi jadi kunci eliminasi.

Pada hari Rabu, 23 Juli, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melakukan kunjungan kerja ke Serang Baru, Bekasi, Jawa Barat. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau langsung upaya pengendalian dan pencegahan Penyakit Kusta di wilayah tersebut.
Menkes Sadikin berinteraksi dengan beberapa pasien kusta, menegaskan bahwa meskipun Penyakit Kusta menular, penularannya tidak mudah terjadi dan penyakit ini sangat bisa disembuhkan. Hal ini menjadi pesan penting dalam upaya mengikis stigma masyarakat.
Kunjungan ini juga menyoroti intervensi yang sedang dilakukan di beberapa daerah dengan tingkat kasus kusta tinggi, termasuk Pamekasan, Brebes, dan Kabupaten Bekasi. Pemerintah fokus pada pemberian obat untuk pengobatan dan pencegahan.
Strategi Nasional Penanganan Penyakit Kusta
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa strategi utama dalam menangani Penyakit Kusta adalah menemukan kasus sebanyak mungkin dan secepat mungkin. Penemuan kasus dini diikuti dengan pemberian pengobatan yang cepat dan tepat.
Ia menambahkan bahwa obat untuk Penyakit Kusta sudah tersedia, berbeda dengan tantangan yang dihadapi saat pandemi COVID-19. Ketersediaan obat ini menjadi modal penting dalam upaya eliminasi penyakit.
Masyarakat diimbau untuk memanfaatkan program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (CKG) yang digagas oleh Presiden Prabowo. Program ini diharapkan dapat menjadi sarana skrining berbagai penyakit, termasuk Penyakit Kusta, secara lebih luas dan merata.
Menurut Menkes, Penyakit Kusta yang disebabkan oleh mikrobakteri ini dapat dieliminasi lebih cepat jika semua pemangku kepentingan bekerja sama secara sinergis. Kolaborasi menjadi kunci keberhasilan program pencegahan dan penanganan.
Kondisi dan Upaya Penanganan Kusta di Bekasi
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Alamsyah, mengungkapkan bahwa jumlah kasus Penyakit Kusta di wilayahnya telah mencapai 306 kasus. Angka ini menjadikan Bekasi sebagai daerah dengan kasus kusta tertinggi di Provinsi Jawa Barat.
Melihat kondisi tersebut, rencana aksi daerah yang komprehensif sangat diperlukan untuk mengatasi Penyakit Kusta. Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, telah menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk melakukan sosialisasi dan penjangkauan terkait pencegahan kusta.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi telah mengimplementasikan beberapa program intervensi. Ini termasuk surveilans aktif dan pasif di setiap Puskesmas untuk deteksi dini kasus, serta penyediaan terapi multi-obat (MDT) standar secara gratis.
Selain itu, upaya peningkatan kapasitas tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, dan sanitarian melalui pelatihan juga terus dilakukan. Program edukasi kesehatan masyarakat juga digencarkan untuk meningkatkan kesadaran akan Penyakit Kusta.
Mengikis Stigma dan Target Eliminasi Kusta 2030
Menkes Sadikin mengingatkan bahwa Penyakit Kusta bukanlah aib atau kutukan, meskipun pada era 1800-an penyakit ini seringkali disalahpahami. Ia mendorong penderita kusta untuk tidak takut atau malu mencari pengobatan.
Gubernur Jawa Barat bahkan akan menyiapkan penghargaan bagi daerah yang paling banyak menemukan kasus kusta. Hal ini diharapkan dapat memotivasi deteksi dini dan mengurangi stigma yang melekat pada Penyakit Kusta.
Pentingnya jaringan rujukan yang efektif dari fasilitas kesehatan primer ke sekunder juga menjadi fokus. Kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait sangat krusial dalam upaya eliminasi Penyakit Kusta.
Alamsyah menegaskan, "Kusta bukanlah aib, tetapi harus segera ditangani." Dengan adanya kolaborasi dari semua pemangku kepentingan yang relevan, target eliminasi Penyakit Kusta pada tahun 2030 diyakini dapat tercapai.