Fakta Miris 3,3 Juta Warga Terlibat Narkoba, BNNP Gorontalo Gencarkan Pendidikan Antinarkoba Selamatkan Remaja
BNNP Gorontalo mengambil langkah strategis dengan memfasilitasi pendidikan antinarkoba bagi keluarga, menyikapi peningkatan signifikan penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja.

Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Gorontalo mengambil langkah proaktif dalam upaya pencegahan narkoba. Mereka memfasilitasi program pendidikan antinarkoba yang menyasar langsung lingkungan keluarga. Inisiatif ini bertujuan untuk membentengi generasi muda dari bahaya narkotika.
Langkah strategis ini menjadi respons terhadap peningkatan signifikan penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja dan pemuda. Data menunjukkan bahwa kelompok usia 15-24 tahun menjadi salah satu yang paling rentan. Oleh karena itu, pendekatan komprehensif sangat diperlukan.
Kepala BNNP Gorontalo, Sri Bardiyati, menegaskan pentingnya pendidikan sejak dini. Menurutnya, keluarga adalah garda terdepan dalam membangun kesadaran serta ketahanan terhadap ancaman narkoba. Program ini menjadi upaya penyelamatan yang efektif.
Data dan Tantangan Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia
Prevalensi penyalahgunaan narkotika di Indonesia menunjukkan angka yang memprihatinkan. Survei nasional BNN RI tahun 2023 mencatat prevalensi sebesar 1,73 persen. Angka ini setara dengan 3,3 juta penduduk Indonesia yang berusia antara 15 hingga 64 tahun.
Lebih lanjut, data tersebut mengindikasikan adanya peningkatan signifikan. Khususnya pada kelompok umur 15-24 tahun, penyalahgunaan narkotika menjadi perhatian serius. Kondisi ini memerlukan intervensi cepat dan terarah dari berbagai pihak.
Di Provinsi Gorontalo sendiri, BNNP telah melakukan upaya rehabilitasi. Hingga tahun 2024, sebanyak 117 orang telah direhabilitasi secara langsung oleh BNNP Gorontalo. Selain itu, rehabilitasi oleh komponen masyarakat juga telah menjangkau 35 orang lainnya.
Penguatan Peran Keluarga Melalui Pendidikan Antinarkoba
BNNP Gorontalo meyakini bahwa pendidikan yang tepat, dimulai dari lingkungan keluarga, adalah kunci utama. Melalui edukasi ini, kesadaran dan pemahaman masyarakat dapat terbangun. Hal ini termasuk ketahanan generasi muda terhadap bahaya narkoba.
Untuk mewujudkan hal tersebut, BNNP Gorontalo menggelar lokakarya. Kegiatan ini berfokus pada fasilitasi pendidikan antinarkoba. Perwakilan orang tua dan para remaja turut serta dalam lokakarya tersebut.
Sri Bardiyati menekankan krusialnya peran orang tua sebagai pendidik pertama dan utama. Mereka memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk karakter anak. Orang tua juga berperan penting dalam menanamkan pemahaman tentang bahaya narkoba sejak dini.
Oleh karena itu, penguatan kompetensi orang tua sangat penting. Metodologi komunikasi efektif antara orang tua dan anak juga menjadi fokus. Hal ini memastikan program pendidikan antinarkoba di tingkat keluarga berjalan efektif. Pada akhir kegiatan, seluruh peserta membacakan deklarasi "Keluarga Indonesia Bersinar" (bersih narkoba).