Fakta Unik: BKKBN Diversifikasi Menu Dashat di Kampung KB, Cegah Stunting dengan Protein Lokal
Kementerian BKKBN melakukan diversifikasi menu Dashat di Kampung KB untuk mengatasi stunting, fokus pada makanan tinggi protein dan bahan lokal. Bagaimana upaya ini menarik perhatian anak-anak?

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BKKBN) mengambil langkah progresif dalam upaya penanganan stunting di Indonesia. Melalui program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat), BKKBN kini melakukan diversifikasi menu makanan. Inisiatif ini bertujuan untuk mencegah malnutrisi dan mengatasi kebosanan anak terhadap jenis makanan yang sama.
Wakil Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN, Bonivasius Prasetya Ichtiarto, menjelaskan pendekatan yang lebih sensitif daripada spesifik. Pendekatan ini berfokus pada edukasi masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang. Program ini diterapkan di berbagai Kampung Keluarga Berkualitas (KB) di seluruh Indonesia.
Pada kunjungan ke Kampung KB Kolaka di Jatirejo, Semarang, Jumat malam (26/7), Bonivasius menyoroti keberhasilan diversifikasi menu. Meskipun Dashat belum tersedia di semua desa, tim pendukung keluarga (TPK) telah diinstruksikan untuk berinovasi. Mayoritas anak-anak dilaporkan menikmati menu baru yang disajikan.
Perluasan Jangkauan dan Dukungan Program Dashat BKKBN
Program Dashat merupakan salah satu pilar utama BKKBN dalam menekan angka stunting di Tanah Air. Saat ini, terdapat 72 ribu Kampung KB di seluruh Indonesia, dengan hampir 48 ribu di antaranya telah membentuk kelompok kerja Dashat. Angka ini menunjukkan komitmen serius dalam memperluas jangkauan program.
Bonivasius Prasetya Ichtiarto menyatakan bahwa meskipun dukungan BKKBN belum mencakup seluruh wilayah, program ini akan terus diperluas. Jika berhasil, Dashat akan menjangkau seluruh kelurahan dan desa. Dukungan pendanaan juga diharapkan akan datang dari Dana Alokasi Khusus (DAK) di masa mendatang.
Penting untuk memastikan bahwa makanan yang disediakan untuk anak-anak tidak dibagikan kepada anggota keluarga lain. Hal ini demi memastikan asupan gizi yang optimal bagi balita berisiko stunting. Edukasi kepada keluarga menjadi kunci dalam keberhasilan implementasi program ini.
Strategi Gizi Tinggi Protein dan Inovasi Bahan Pangan Lokal
Diversifikasi menu Dashat sangat memprioritaskan makanan kaya protein untuk balita berisiko stunting. Observasi di Kampung KB Kolaka menunjukkan menu makan malam yang disajikan, seperti nasi tim dengan ikan kuah kuning, sangat dinikmati oleh anak-anak. Ini menunjukkan bahwa menu sehat bisa juga lezat.
Untuk mendukung pertumbuhan optimal, makanan tinggi protein disediakan setiap hari, meliputi sup ayam, sup ikan, dan makanan tinggi lemak lainnya. Asupan protein yang cukup sangat krusial bagi perkembangan fisik dan kognitif anak usia dini. Program ini memastikan ketersediaan gizi esensial.
Masyarakat di Kampung KB Kolaka juga dilatih untuk memanfaatkan rempah-rempah sebagai pengganti MSG. Mereka diajarkan cara mengekstrak kaldu alami dari bahan sisa lauk, seperti kepala udang atau tulang ayam dan daging. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan gizi tetapi juga mengurangi ketergantungan pada bahan tambahan.
Kolaborasi Lokal dan Kreativitas di Kampung KB Kolaka
Dwi Sayekti Kadarini, Kepala Pusat Data Penduduk Desa Jatirejo, mengungkapkan inovasi lokal di Kampung KB Kolaka. Balita yang terindikasi stunting kini mendapatkan pasokan telur ayam kampung unggul Balitbang (KUB) yang dibudidayakan secara lokal. Telur ini berasal dari ayam KUB yang dikembangkan dari ayam asli Jawa Barat.
Tim Penggerak PKK di kelurahan secara rutin menyiapkan menu dari ayam KUB. Menu ini diberikan kepada balita berisiko stunting sebulan sekali, melengkapi asupan gizi harian mereka. Kolaborasi antara berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan program ini di tingkat desa.
Selain itu, masyarakat juga diedukasi mengenai budidaya ikan lele menggunakan galon bekas. Inisiatif ini tidak hanya menyediakan sumber protein tambahan yang berkelanjutan. Hal ini juga memberdayakan masyarakat dengan keterampilan baru dalam pemenuhan kebutuhan pangan keluarga secara mandiri.