Dinkes Kalsel Prioritaskan Perbaikan Gizi Ibu Hamil dan Balita di 2025
Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan fokus pada pemberian makanan tambahan (PMT) lokal untuk mengatasi masalah gizi buruk pada ibu hamil dan balita di tahun 2025 guna menurunkan angka stunting.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Selatan menetapkan fokus utama pada perbaikan gizi ibu hamil dan balita di tahun 2025. Program ini dijalankan sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, dengan penekanan pada sinergi pemerintah dan masyarakat.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, permasalahan gizi di Kalimantan Selatan masih memprihatinkan. Angka wasting pada balita mencapai 12,4 persen, stunting sebesar 24,7 persen, risiko kekurangan energi kronis (KEK) pada wanita usia subur (WUS) mencapai 23 persen, dan anemia pada ibu hamil sebesar 27,2 persen. Kondisi ini menunjukkan urgensi penanganan masalah gizi yang komprehensif.
Plt. Kepala Dinkes Provinsi Kalsel, M. Muslim, menjelaskan bahwa masalah gizi disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya asupan makanan bergizi, infeksi penyakit, pola asuh yang kurang tepat, dan terbatasnya akses layanan kesehatan. Rendahnya variasi makanan yang dikonsumsi balita juga menjadi faktor penyebab utama. "Program ini menekankan penting sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk menangani masalah gizi terutama ibu hamil dan balita yang berisiko mengalami kekurangan gizi," kata Muslim.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal sebagai Solusi
Sebagai solusi, Dinkes Kalsel akan fokus pada pemberian makanan tambahan (PMT) yang berbahan pangan lokal. Langkah ini didorong oleh potensi besar Indonesia, khususnya Kalimantan Selatan, dalam memanfaatkan keragaman hayati untuk menghasilkan makanan tambahan bergizi. Dengan memanfaatkan bahan pangan lokal yang kaya nutrisi, diharapkan program ini dapat memberikan solusi berkelanjutan dan mendorong kemandirian pangan keluarga.
"Pemanfaatan bahan pangan lokal yang kaya akan nutrisi sangat potensial untuk mendukung perbaikan gizi ibu hamil dan balita. Selain itu, program ini juga dapat mendorong kemandirian pangan keluarga," jelas Muslim. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang, mengurangi angka stunting dan masalah gizi lainnya pada ibu hamil dan balita di Kalimantan Selatan.
Pemilihan bahan pangan lokal juga mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan kemudahan akses bagi masyarakat. Dengan demikian, program ini tidak hanya memperbaiki gizi, tetapi juga mendukung perekonomian lokal dan ketahanan pangan daerah.
Dinkes Kalsel berkomitmen untuk terus memantau dan mengevaluasi program PMT ini secara berkala. Evaluasi tersebut akan menjadi dasar untuk melakukan penyesuaian dan perbaikan program agar lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan utamanya, yaitu menurunkan angka stunting dan meningkatkan status gizi ibu hamil dan balita di Kalimantan Selatan.
Tantangan dan Strategi Penanganan
Meskipun program PMT lokal menawarkan solusi yang menjanjikan, Dinkes Kalsel menyadari adanya sejumlah tantangan. Salah satunya adalah memastikan ketersediaan bahan pangan lokal yang berkualitas dan konsisten. Selain itu, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang dan pemanfaatan bahan pangan lokal juga menjadi hal krusial.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Dinkes Kalsel akan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan sektor swasta. Kerjasama ini akan meliputi penyediaan bahan pangan, pelatihan pengolahan makanan bergizi, serta kampanye edukasi gizi kepada masyarakat.
Strategi lain yang akan diterapkan adalah pemantauan dan evaluasi yang ketat terhadap program PMT. Data yang diperoleh dari pemantauan akan digunakan untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi dan melakukan penyesuaian program agar lebih efektif. Hal ini penting untuk memastikan program PMT benar-benar memberikan dampak positif bagi perbaikan gizi ibu hamil dan balita di Kalimantan Selatan.
Dengan komitmen dan strategi yang tepat, diharapkan program PMT lokal ini dapat berkontribusi signifikan dalam menurunkan angka stunting dan meningkatkan status gizi ibu hamil dan balita di Kalimantan Selatan, mewujudkan generasi penerus bangsa yang sehat dan berkualitas.