Sinergi Pemprov Kalbar dan BKKBN Percepat Penurunan Stunting dan Dongkrak IPM
Pemprov Kalbar dan BKKBN Kalbar bersinergi meningkatkan IPM melalui program penurunan stunting dan penyediaan makanan bergizi, serta mengatasi disparitas pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pontianak, 5 Maret 2024 - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Pemprov Kalbar) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Barat resmi menjalin sinergi untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Barat. Kolaborasi ini difokuskan pada penanganan stunting, Program Makanan Bergizi Gratis (MBG), dan peningkatan IPM secara keseluruhan. Kerja sama ini diinisiasi setelah Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar yang baru, Nuryamin, bertemu dengan Gubernur Kalbar, Ria Norsan.
Dalam pertemuan tersebut, Nuryamin menyampaikan komitmen BKKBN Kalbar untuk mendukung program prioritas Pemprov Kalbar dan visi-misi Presiden. Ia juga melaporkan berbagai kebijakan terkait transformasi BKKBN yang kini telah berstatus kementerian, yang secara signifikan memperluas cakupan kerja dan program strategis di daerah. Pertemuan ini menandai langkah konkret dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalbar.
Salah satu poin penting yang dibahas adalah percepatan penurunan angka stunting. Nuryamin mengapresiasi upaya Pemprov Kalbar yang telah berhasil menurunkan angka stunting dari 27 persen menjadi 24 persen. Namun, pihaknya menekankan pentingnya upaya berkelanjutan untuk mencapai angka seminimal mungkin. "Kami melihat ada progres dalam penurunan angka stunting, dari 27 persen menjadi 24 persen. Namun, target kami ke depan adalah menurunkan angka ini hingga seminimal mungkin," tutur Nuryamin.
Percepatan Penurunan Stunting dan Peningkatan IPM
BKKBN Kalbar akan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dalam program MBG untuk keluarga berisiko stunting, sesuai arahan Presiden. Program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap penurunan angka stunting di Kalbar. Selain itu, sinergi ini juga akan fokus pada peningkatan kualitas hidup keluarga Indonesia, khususnya di Kalbar.
Gubernur Kalbar, Ria Norsan, menyoroti posisi IPM Kalbar yang masih berada di peringkat 30 dari 38 provinsi. Meskipun pertumbuhan ekonomi Kalbar cukup baik, dampaknya terhadap pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran belum signifikan. Hal ini menjadi tantangan bersama yang membutuhkan solusi komprehensif.
Program Bangga Kencana menjadi salah satu fokus utama dalam upaya meningkatkan IPM. Program ini bertujuan membangun keluarga berkualitas yang mampu berkontribusi pada peningkatan IPM secara keseluruhan. BKKBN Kalbar berkomitmen untuk mendukung penuh program ini dan memastikan terlaksananya berbagai kebijakan strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Nuryamin menambahkan bahwa BKKBN Kalbar akan terus berkoordinasi dengan Pemprov Kalbar untuk mengawal berbagai kebijakan strategis yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kolaborasi erat antara kedua lembaga ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kualitas hidup masyarakat Kalbar.
Tantangan dan Solusi Peningkatan IPM Kalbar
- Rendahnya IPM Kalbar: Posisi Kalbar di peringkat 30 dari 38 provinsi menunjukkan masih rendahnya IPM.
- Disparitas Pertumbuhan Ekonomi: Pertumbuhan ekonomi yang baik belum berdampak signifikan pada pengurangan kemiskinan dan pengangguran.
- Tingginya Angka Stunting: Meskipun terjadi penurunan, angka stunting masih perlu diturunkan secara signifikan.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, sinergi antara Pemprov Kalbar dan BKKBN Kalbar akan difokuskan pada beberapa strategi, antara lain: peningkatan akses terhadap layanan kesehatan dan gizi, program pemberdayaan ekonomi keluarga, serta peningkatan kualitas pendidikan. Dengan kolaborasi yang kuat dan terintegrasi, diharapkan IPM Kalbar dapat meningkat secara signifikan dan kesejahteraan masyarakat Kalbar dapat terwujud.
Dengan komitmen bersama dan kerja keras dari semua pihak, diharapkan sinergi antara Pemprov Kalbar dan BKKBN Kalbar akan menghasilkan dampak positif yang signifikan terhadap peningkatan IPM dan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Barat. Penurunan angka stunting dan peningkatan kualitas hidup keluarga menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan tersebut. Keberhasilan program ini akan menjadi contoh bagi provinsi lain di Indonesia.