Fakta Unik: Dapur Sehat Kampung KB Ganti Menu Bulanan, Strategi Jitu Atasi Stunting di Indonesia
Inovasi Dapur Sehat Kampung KB (Dashat) dengan penggantian menu bulanan menjadi strategi ampuh BKKBN atasi stunting, pastikan nutrisi optimal dan anak tidak bosan.

Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN meluncurkan strategi inovatif dalam upaya penanganan stunting di Indonesia. Melalui program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di setiap Kampung Keluarga Berkualitas (KB), variasi menu makanan kini diganti secara berkala. Langkah ini diambil untuk memastikan asupan gizi optimal bagi balita serta mencegah kebosanan pada anak-anak.
Pendekatan yang diterapkan lebih bersifat sensitif, berfokus pada edukasi masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang. Deputi Bidang Pengendalian Kependudukan Kemendukbangga/BKKBN, Bonivasius Prasetya Ichtiarto, menyatakan bahwa Tim Pendamping Keluarga (TPK) telah diarahkan untuk terus berinovasi. Program ini bertujuan mengatasi masalah gizi kronis yang menghambat tumbuh kembang anak.
Inisiatif penggantian menu bulanan ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi anak-anak dalam mengonsumsi makanan bergizi. Meskipun Dashat belum tersedia di seluruh desa dan kelurahan, BKKBN berkomitmen untuk memperluas jangkauan program. Hal ini demi mewujudkan generasi penerus bangsa yang sehat dan bebas dari stunting di masa depan.
Perluasan Jangkauan Dashat dan Fokus Protein Tinggi
Program Dashat menunjukkan perkembangan signifikan dalam jangkauannya di seluruh Indonesia. Dari total 72 ribu Kampung KB yang ada, hampir 48 ribu di antaranya telah memiliki kelompok kerja (pokja) Dashat. Ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam memerangi stunting hingga ke tingkat akar rumput.
Ke depan, BKKBN berencana untuk mendirikan Dashat di seluruh Kampung KB yang belum memiliki fasilitas tersebut. Dukungan pendanaan akan berasal dari dana alokasi fisik (DAK) guna mempercepat perluasan program. Penting juga untuk memastikan bahwa makanan yang disediakan benar-benar dikonsumsi oleh balita sasaran, bukan anggota keluarga lainnya.
Menu makanan yang disajikan di Dapur Sehat Kampung KB sangat menekankan pada kandungan protein tinggi. Sebagai contoh, balita berisiko stunting diutamakan menerima hidangan seperti nasi tim dengan ikan kuah kuning. Selain itu, variasi protein harian mencakup sop ayam, sop ikan, dan makanan berlemak tinggi yang mendukung pertumbuhan optimal balita.
Inovasi Lokal dan Pemanfaatan Sumber Daya Komunitas
Inovasi tidak hanya terbatas pada variasi menu, tetapi juga pada pemanfaatan sumber daya lokal dan teknik memasak sehat. Masyarakat di Kampung KB Kolaka, misalnya, dilatih untuk menggunakan rempah-rempah sebagai pengganti vetsin atau MSG. Bahan alami ini berasal dari sari-sari lauk seperti kepala udang, ayam, atau daging, memberikan cita rasa gurih yang sehat.
Asupan protein hewani juga diperkuat dengan produk lokal yang berkualitas. Dwi Sayekti Kadarini, Ketua Rumah Data Kependudukan Kelurahan Jatirejo, menjelaskan bahwa telur untuk anak-anak stunting berasal dari ayam Kampung Unggul Balitbangan (KUB). Ayam KUB ini diberikan secara rutin kepada anak-anak yang rawan stunting setiap bulan oleh PKK Kelurahan.
Selain itu, komunitas juga didorong untuk melakukan budidaya mandiri guna mendukung ketersediaan pangan bergizi. Salah satu inisiatif yang digalakkan adalah budidaya ikan lele menggunakan galon bekas. Langkah-langkah ini menunjukkan bagaimana Dapur Sehat Kampung KB memberdayakan masyarakat untuk secara aktif berkontribusi dalam upaya pencegahan stunting.