Fakta Unik: Proses Izin PBG Hanya 17 Menit, Dorong Revitalisasi Kawasan Kumuh Jakarta
Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman bersama Pemprov DKI Jakarta berkolaborasi intensif untuk program perumahan dan revitalisasi kawasan kumuh Jakarta, termasuk peluncuran KUR perumahan.

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, melakukan pertemuan penting dengan Gubernur Jakarta, Pramono Anung, di Balai Kota. Pertemuan ini berfokus pada pembahasan program-program perumahan, peningkatan kualitas kawasan kumuh, serta persiapan peluncuran program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor perumahan di Jakarta.
Gubernur Pramono Anung menyatakan bahwa hasil dari pertemuan tersebut adalah kesepakatan untuk membentuk sebuah tim khusus. Tim ini akan bertugas merumuskan program kolaborasi konkret antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Perumahan dalam kurun waktu dua bulan ke depan. Inisiatif ini diharapkan dapat mempercepat realisasi berbagai program strategis.
Maruarar Sirait menambahkan bahwa kementeriannya menawarkan berbagai program yang sangat bermanfaat bagi Jakarta. Program-program tersebut mencakup perumahan, perbaikan kawasan kumuh, pengembangan Transit-Oriented Development (TOD), subsidi bunga, hingga perumahan bersubsidi. Kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan solusi perumahan yang komprehensif dan berkelanjutan bagi warga ibu kota.
Program Kolaborasi Kementerian dan Pemprov
Menteri Sirait menjelaskan beberapa proyek kolaborasi yang sedang berjalan atau akan segera diimplementasikan. Di antaranya adalah perbaikan area permukiman nelayan di Muara Angke, Jakarta Utara, serta relokasi warga yang tinggal di bawah jembatan ke unit-unit apartemen yang layak huni. Selain itu, ada juga upaya pemeliharaan Rumah Susun Pasar Rumput di Jakarta Selatan dan renovasi Wisma Atlet.
Pemerintah juga merencanakan program stimulus dan bantuan sanitasi yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk Jakarta pada tahun 2025. Program-program ini menunjukkan komitmen serius pemerintah pusat dan daerah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jakarta. Fokus utama adalah pada penyediaan hunian yang layak dan lingkungan yang sehat.
Selain itu, Kementerian Perumahan akan gencar mempromosikan program perumahan bersubsidi dengan berbagai insentif menarik. Insentif tersebut meliputi pembebasan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), serta pembebasan biaya Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Kebijakan ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat dalam memiliki rumah.
Efisiensi Pelayanan dan Dukungan KUR Perumahan
Menteri Sirait secara khusus memuji efisiensi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam memproses izin PBG. Ia mengungkapkan bahwa proses perizinan PBG dapat diselesaikan hanya dalam waktu 17 menit. Kecepatan ini menjadi bukti nyata bahwa pelayanan publik di Jakarta telah mencapai standar yang sangat baik dan patut dicontoh oleh daerah lain di Indonesia.
Lebih lanjut, Kementerian Perumahan dan Pemprov DKI Jakarta akan mengimplementasikan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mendukung sektor perumahan. Menteri Sirait menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah mengalokasikan sekitar Rp130 triliun untuk program KUR secara nasional. Dana ini akan digunakan untuk membantu pelaku usaha kecil agar dapat meningkatkan kapasitasnya melalui subsidi bunga.
Program KUR ini ditujukan untuk membantu kontraktor dan pengembang skala kecil di Jakarta. Menteri Sirait menyebutkan bahwa ada ratusan ribu kontraktor dan pengembang di Jakarta yang berpotensi memanfaatkan KUR. Sosialisasi dan promosi program ini akan dimulai di Jakarta, dengan target penyelesaian paling lambat akhir Agustus 2025. Regulasi terkait telah disiapkan oleh kementerian terkait.
Dampak Ekonomi Sektor Perumahan
Sektor perumahan memiliki efek pengganda (multiplier effect) yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Pembangunan satu unit rumah bersubsidi, misalnya, membutuhkan setidaknya lima pekerja langsung. Angka ini belum termasuk pekerja di industri pendukung lainnya, seperti bahan bangunan dan transportasi.
Menteri Sirait memaparkan bahwa jika pemerintah berhasil membangun 350 ribu unit rumah bersubsidi pada tahun ini, maka sektor ini akan mampu menyerap 1,65 juta tenaga kerja. Angka ini menunjukkan betapa besar potensi sektor perumahan dalam menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan roda perekonomian. Oleh karena itu, investasi di sektor ini menjadi sangat strategis.
Dukungan terhadap sektor perumahan, baik melalui program subsidi maupun KUR, tidak hanya membantu masyarakat memiliki hunian layak. Lebih dari itu, program ini juga menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target pembangunan perumahan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.