Giant Mangrove Wall Jakarta: Solusi Hadapi Banjir Rob dan Abrasi
KKP dukung rencana 'Giant Mangrove Wall' Jakarta sebagai solusi inovatif mengatasi banjir rob, abrasi, dan penurunan tanah, menawarkan berbagai manfaat ekologis dan lingkungan.
![Giant Mangrove Wall Jakarta: Solusi Hadapi Banjir Rob dan Abrasi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/230307.537-giant-mangrove-wall-jakarta-solusi-hadapi-banjir-rob-dan-abrasi-1.jpg)
Jakarta, 6 Februari 2024 - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan dukungan penuh terhadap rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membangun 'Giant Mangrove Wall'. Inisiatif ini menggabungkan pembangunan tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) dengan penanaman mangrove di sepanjang pesisir utara Jakarta. Langkah ini dinilai sebagai solusi inovatif dan efektif dalam menghadapi berbagai permasalahan lingkungan yang dihadapi ibukota.
Manfaat 'Giant Mangrove Wall' untuk Jakarta
Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP, Muhammad Yusuf, menjelaskan bahwa kombinasi Giant Sea Wall dan mangrove memberikan banyak manfaat. "Pemerintah DKI Jakarta dengan cukup bijak akan mengombinasikan (Giant Sea Wall) dengan tanaman mangrove. Misalnya ada beberapa kolam retensi di dalam Giant Sea Wall jadi air-air itu bisa ditampung sehingga bisa mengisi ruang kosong di bawah tanah yang dulu diambil airnya," ujarnya dalam pernyataan di Jakarta.
Lebih lanjut, Yusuf menjelaskan bahwa pembangunan ini menjawab berbagai permasalahan di Pantura Jawa, termasuk penurunan permukaan tanah Jakarta dan meningkatnya banjir rob. "DKI Jakarta yang akan membangun Giant Sea Wall ini sebenarnya menjawab banyak sekali permasalahan yang terjadi di Pantura Jawa, riset-riset juga mengakui bahwa permukaan tanah Jakarta semakin turun, kemudian banjir rob juga semakin besar sehingga apa yang bisa dilakukan? Kalau kita berpikir dengan alam misalnya dengan mangrove mungkin cukup lama, tetapi dengan Giant Sea Wall mungkin akan menjawab lebih cepat," jelasnya.
Sebagai perbandingan, kota Semarang mengalami penurunan tanah dan banjir rob yang parah akibat pengambilan air tanah berlebihan. Jakarta dapat menghindari nasib serupa dengan strategi ini.
Peran Mangrove dalam Ekosistem Jakarta
Manfaat penanaman mangrove tidak hanya sebatas pencegahan banjir. Mangrove berperan penting dalam mengurangi abrasi pantai, mencegah infiltrasi air laut ke sumber air tawar, dan memperbaiki kualitas air laut yang tercemar. "Kemudian mangrove yang ditanam tentunya akan mengurangi abrasi yang ada dan juga akan menjaga kondisi ekosistem di kita. Kenapa katanya infiltrasi air laut ke Jakarta cukup tinggi? Itu mungkin karena di wilayah pesisirnya itu mangrovenya sudah hilang sehingga infiltrasi air laut itu semakin besar," kata Yusuf.
Selain itu, mangrove juga menyerap karbon dioksida dan menyediakan habitat bagi berbagai biota laut. "Jadi sangat banyak manfaatnya, dan syukur-bersyukur kalau DKI Jakarta menerapkan konsep itu," tambahnya.
Giant Mangrove Wall: Kolaborasi Pemerintah Pusat dan Daerah
Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung, menyatakan komitmennya untuk mengembangkan Giant Sea Wall yang dipadukan dengan mangrove. "Saya serius untuk lebih mengembangkan 'Giant Sea Wall'-nya tetap, tapi di atasnya ada mangrove," kata Pramono Anung. Saat ini, pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta tengah membangun tanggul laut sepanjang 11,2 kilometer yang akan menjadi 'Giant Mangrove Wall'.
Pramono Anung menekankan pentingnya penanganan abrasi dan penurunan permukaan tanah di Jakarta. Ia berencana meminta dinas terkait dan Wali Kota Jakarta Utara untuk merawat mangrove yang ada. "Ada sejumlah persoalan di Jakarta mulai dari persoalan abrasi dan penurunan permukaan. Kemudian juga garis pantai yang mengalami kenaikan. Hal ini menjadi sangat serius kalau tidak ditangani secara sungguh-sungguh dengan penanaman mangrove," tegasnya.
Kesimpulan
Rencana pembangunan 'Giant Mangrove Wall' di Jakarta merupakan langkah strategis dalam mengatasi masalah banjir rob, abrasi, dan penurunan permukaan tanah. Kombinasi teknologi modern dengan solusi berbasis alam ini menawarkan manfaat ekologis dan lingkungan yang signifikan, menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi lingkungan dan keberlanjutan kota Jakarta.