Pramono Anung: Tembok Mangrove Raksasa untuk Selamatkan Jakarta dari Banjir
Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung, berencana membangun 'Giant Mangrove Wall' di pesisir utara Jakarta untuk mencegah banjir rob, abrasi, dan penurunan permukaan tanah.
Pramono Anung, gubernur DKI Jakarta terpilih, meluncurkan rencana ambisius untuk membangun 'Giant Mangrove Wall' di pesisir utara Jakarta. Inisiatif ini bertujuan untuk mengatasi masalah serius yang dihadapi ibukota, yaitu banjir rob, abrasi pantai, dan penurunan permukaan tanah. Rencana ini diumumkan langsung oleh Pramono Anung saat acara penanaman mangrove di Hutan Lindung Angke Kapuk, Penjaringan, Jakarta.
Mengatasi Ancaman Pesisir Jakarta
Pramono Anung menekankan keseriusannya dalam mengembangkan proyek ini, yang akan menggabungkan tembok laut raksasa (Giant Sea Wall) yang sedang dibangun pemerintah pusat dengan penanaman mangrove secara besar-besaran. Ia menyatakan bahwa mangrove sangat dibutuhkan Jakarta untuk melindungi garis pantainya. Proyek ini akan berfokus pada pembangunan sepanjang 11,2 kilometer di pesisir utara Jakarta.
Penanaman 5.000 bibit mangrove di Hutan Lindung Angke Kapuk merupakan langkah awal dari rencana besar ini. Kawasan hutan lindung seluas 200 hektare ini akan dirawat secara intensif, berfungsi sebagai pelindung utama Jakarta dari abrasi dan penurunan permukaan tanah. Pramono Anung menyadari pentingnya perawatan jangka panjang untuk keberhasilan proyek ini.
Peran Mangrove dalam Perlindungan Jakarta
Pramono Anung menjelaskan bahwa Jakarta menghadapi berbagai masalah lingkungan, termasuk abrasi, penurunan permukaan tanah, dan kenaikan garis pantai. Ia menekankan bahwa penanaman mangrove merupakan solusi penting dan mendesak untuk mengatasi permasalahan ini. Tanpa penanganan serius, ancaman ini akan semakin memburuk.
Sebagai gubernur terpilih, Pramono Anung berjanji akan melibatkan dinas terkait dan Wali Kota Jakarta Utara dalam perawatan mangrove. Ia ingin memastikan program penanaman mangrove bukan hanya kegiatan seremonial, tetapi program berkelanjutan yang diiringi dengan perawatan intensif. Tujuannya adalah agar mangrove dapat melindungi Jakarta dari banjir, penurunan permukaan tanah, dan abrasi pantai secara efektif.
Urgensi Pelestarian Mangrove
Data dari Kementerian Lingkungan Hidup menunjukkan penurunan signifikan populasi mangrove hingga lebih dari 50 persen dalam 30 tahun terakhir, termasuk di Jakarta. Pramono Anung menyadari urgensi pelestarian mangrove dan menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak untuk menyelamatkan ekosistem penting ini. Mangrove memberikan banyak manfaat positif bagi Jakarta, dan pelestariannya merupakan investasi jangka panjang untuk keberlanjutan kota.
Pramono Anung berkomitmen untuk menjadikan 'Giant Mangrove Wall' sebagai solusi nyata untuk melindungi Jakarta dari ancaman lingkungan. Dengan menggabungkan infrastruktur modern dengan kekuatan alam, diharapkan proyek ini dapat memberikan perlindungan yang efektif dan berkelanjutan bagi ibukota.
Kesimpulan
Rencana pembangunan 'Giant Mangrove Wall' di Jakarta merupakan langkah berani dan penting dalam menghadapi tantangan lingkungan yang dihadapi kota ini. Komitmen Pramono Anung untuk melibatkan berbagai pihak dan memastikan perawatan jangka panjang menunjukkan keseriusannya dalam mewujudkan proyek ini. Keberhasilan proyek ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi lingkungan dan keberlanjutan Jakarta di masa depan.