GIPI Bali Bidik Lima Sektor Wisata Baru untuk Antisipasi Penurunan MICE
GIPI Bali berupaya menggenjot lima sektor wisata unggulan, yaitu wisata kesehatan, kuliner, budaya, alam, dan film, guna mengatasi penurunan sektor MICE akibat efisiensi anggaran pemerintah.

Denpasar, 25 Februari 2024 (ANTARA) - Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali tengah berupaya keras mengembangkan lima sektor wisata unggulan sebagai strategi untuk menghadapi penurunan jumlah wisatawan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) akibat kebijakan efisiensi anggaran pemerintah. Ketua GIPI Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, menyatakan bahwa meskipun sektor MICE terdampak, hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena Bali masih memiliki pasar internasional yang luas. Langkah ini diambil sebagai antisipasi dampak penurunan jumlah wisatawan MICE yang signifikan.
Dalam seminar Balinomics di Denpasar, Agung Partha Adnyana memaparkan lima sektor wisata yang diyakini mampu mengimbangi penurunan sektor MICE. Kelima sektor tersebut dipilih berdasarkan potensi dan daya tariknya bagi wisatawan mancanegara, serta kemampuannya untuk memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi Bali.
Ia menekankan bahwa pengembangan sektor-sektor ini merupakan bagian dari diversifikasi produk wisata Bali, dengan tetap mengedepankan prinsip keberlanjutan. Strategi ini diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi pariwisata Bali dan memastikan keberlanjutan sektor pariwisata di tengah perubahan dinamika pasar.
Lima Sektor Wisata Unggulan Pengganti MICE
Agung Partha Adnyana merinci kelima sektor wisata unggulan tersebut. Pertama, wisata kesehatan dan kebugaran, yang didukung oleh infrastruktur kesehatan standar internasional di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur. Bali menawarkan berbagai fasilitas kesehatan modern dan berkualitas, menjadikannya destinasi menarik bagi wisatawan yang mencari perawatan kesehatan dan relaksasi.
Kedua, wisata kuliner dan gastronomi. Bali menawarkan kekayaan kuliner khas dengan cerita dan sejarah yang menarik. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin mengeksplorasi cita rasa lokal dan budaya kuliner Bali.
Ketiga, wisata budaya. Sebagai nadi pariwisata Bali, sektor ini menawarkan pengalaman budaya yang unik dan berbeda dengan destinasi wisata lain. Kekayaan budaya Bali menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam budaya dan tradisi masyarakat Bali.
Keempat, wisata alam dan ekowisata, khususnya potensi desa wisata yang tersebar di seluruh Bali. Keindahan alam Bali dan kearifan lokal desa wisata menawarkan pengalaman wisata yang autentik dan berkelanjutan.
Kelima, wisata film kreatif. Bali telah menjadi lokasi syuting beberapa film internasional, seperti Eat, Pray and Love, yang hingga kini masih menjadi daya tarik bagi wisatawan. Pengembangan sektor ini diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan yang tertarik dengan industri perfilman dan wisata berbasis film.
Optimalisasi Pemasaran dan Infrastruktur
Agung Partha Adnyana juga menekankan pentingnya optimalisasi pemasaran digital yang masif untuk mempromosikan kelima sektor wisata tersebut. Selain itu, peningkatan infrastruktur dan aksesibilitas juga menjadi kunci keberhasilan pengembangan sektor-sektor wisata ini. Dengan infrastruktur yang memadai, wisatawan akan merasa lebih nyaman dan mudah mengakses berbagai destinasi wisata di Bali.
Ia mengakui bahwa sektor MICE memiliki nilai ekonomi yang tinggi, diperkirakan tujuh kali lipat dibandingkan wisata rekreasi. Namun, pengembangan lima sektor wisata alternatif juga memiliki potensi ekonomi yang besar, dengan rata-rata pengeluaran wisatawan asing di Bali mencapai 1.500 dolar AS per liburan. Angka ini menunjukkan potensi besar dari pengembangan sektor-sektor wisata alternatif tersebut.
Meskipun sektor MICE terdampak oleh efisiensi anggaran pemerintah, khususnya dari penyelenggaraan oleh kementerian/lembaga negara, GIPI Bali optimistis bahwa pengembangan lima sektor wisata unggulan ini dapat menjadi pengganti yang efektif dan mampu menjaga pertumbuhan ekonomi pariwisata Bali.
Dengan strategi diversifikasi yang tepat dan dukungan infrastruktur yang memadai, Bali diharapkan dapat tetap menjadi destinasi wisata unggulan di dunia, bahkan di tengah perubahan dinamika pasar pariwisata internasional.