Gubernur Kalbar Dorong Optimalisasi Lahan Tidur untuk Ketahanan Pangan
Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, meminta Pemda se-Kalbar fokus garap lahan tidur demi tingkatkan indeks pertanaman dan wujudkan kemandirian pangan.

Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Ria Norsan, menyerukan peningkatan fokus pada optimalisasi lahan tidur di seluruh kabupaten dan kota di provinsi tersebut. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan indeks pertanaman dan memperkuat ketahanan pangan nasional. Inisiatif ini diumumkan saat beliau menghadiri penanaman padi serentak di Kota Singkawang pada Rabu, 23 April.
Menurut Gubernur Norsan, sinergi antara pemerintah daerah dan masyarakat sangat krusial dalam mengelola lahan tidur agar produktif. Beliau menekankan pentingnya kemandirian pangan dimulai dari tingkat desa. "Pemerintah daerah perlu membangun sinergi dengan masyarakat dalam mengelola lahan-lahan tidur agar bisa diolah secara produktif. Ini penting agar indeks pertanaman bisa meningkat dan kita bisa mewujudkan kemandirian pangan dari tingkat desa," ujar Gubernur Norsan.
Kegiatan tanam padi serentak di Singkawang merupakan bagian dari program nasional Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden RI, yang juga dilaksanakan di 14 provinsi lainnya. Gubernur Norsan menyoroti pentingnya sinergi lintas sektor, termasuk dukungan TNI dan Polri, untuk mempercepat pencapaian ketahanan pangan nasional. Provinsi Kalbar sendiri telah menyalurkan berbagai bantuan, seperti benih padi hibrida dan inbrida, serta dukungan program optimalisasi lahan, padi gogo, dan reguler.
Optimalisasi Lahan Tidur dan Peningkatan Produktivitas
Gubernur Norsan optimistis bahwa dengan kerja sama dan semangat gotong royong, swasembada pangan dapat terwujud. Beliau juga mendukung target pemerintah pusat untuk mencapai kemandirian pangan pada tahun 2026. "Dengan kerja bersama dan semangat gotong royong, saya yakin kita bisa wujudkan swasembada pangan. Presiden Prabowo dan Wapres Gibran juga menargetkan Indonesia mandiri pangan pada tahun 2026, dan Kalbar siap mendukung penuh," tegasnya. Beliau juga mendorong para petani untuk lebih adaptif terhadap program pertanian nasional dan menekankan pentingnya kesadaran kolektif tentang ketahanan pangan daerah.
Sementara itu, Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, mengungkapkan bahwa produksi beras di kotanya baru memenuhi 37 persen kebutuhan masyarakat. Rendahnya produktivitas menjadi tantangan utama. "Luas sawah kita 2.319 hektare, dengan luas tanam padi 3.724 hektare, tetapi produktivitas masih rendah, yakni 3,69 ton per hektare. Idealnya bisa mencapai 6 hingga 8 ton," jelasnya. Wali Kota berharap dukungan dari pemerintah provinsi dan sinergi dengan petani serta instansi terkait dapat meningkatkan produksi beras di Singkawang.
Tantangan utama yang dihadapi adalah peningkatan produktivitas padi. Meskipun luas lahan tanam cukup signifikan, hasil panen masih jauh dari ideal. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan teknologi pertanian, pelatihan bagi petani, dan akses terhadap pupuk dan pestisida yang berkualitas. Pemerintah daerah perlu berperan aktif dalam memberikan pendampingan dan dukungan teknis kepada para petani.
Program bantuan benih padi hibrida dan inbrida yang telah disalurkan oleh pemerintah provinsi diharapkan dapat meningkatkan hasil panen. Namun, keberhasilan program ini juga bergantung pada faktor lain seperti pengelolaan lahan yang baik, pengairan yang cukup, dan pengendalian hama penyakit. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan terpadu dan komprehensif untuk mengatasi masalah rendahnya produktivitas padi di Kalimantan Barat.
Dukungan Pemerintah dan Sinergi Lintas Sektor
Pemerintah Provinsi Kalbar telah menunjukkan komitmennya dalam mendukung peningkatan produksi pangan melalui berbagai program bantuan. Namun, keberhasilan program tersebut sangat bergantung pada sinergi yang kuat antara pemerintah daerah, petani, dan instansi terkait. Koordinasi dan komunikasi yang efektif di antara pemangku kepentingan sangat penting untuk memastikan bahwa bantuan dan program yang diberikan tepat sasaran dan efektif.
Dukungan dari TNI dan Polri juga menjadi faktor penting dalam mempercepat pencapaian ketahanan pangan. Keterlibatan mereka dapat membantu dalam hal penyediaan infrastruktur pertanian, pengawasan distribusi pangan, dan pengamanan hasil panen. Sinergi lintas sektor ini merupakan kunci keberhasilan dalam mewujudkan swasembada pangan di Kalimantan Barat.
Langkah-langkah konkrit yang perlu dilakukan ke depan antara lain adalah identifikasi lahan tidur yang potensial, penyediaan infrastruktur pertanian yang memadai, pelatihan dan pendampingan bagi petani, serta akses terhadap teknologi pertanian modern. Dengan upaya yang terintegrasi dan komprehensif, Kalimantan Barat dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mencapai kemandirian pangan.
Untuk mencapai target kemandirian pangan, diperlukan komitmen dan kerja keras dari semua pihak. Peningkatan produktivitas pertanian tidak hanya akan meningkatkan ketahanan pangan daerah, tetapi juga akan meningkatkan kesejahteraan para petani. Dengan demikian, optimalisasi lahan tidur dan peningkatan produktivitas pertanian menjadi kunci penting dalam pembangunan ekonomi Kalbar yang berkelanjutan.