Gubernur Lemhannas: Rasa Syukur Kokohkan Ketahanan Nasional Indonesia
Gubernur Lemhannas, Tubagus Ace Hasan Syadzily, menekankan pentingnya rasa syukur sebagai pondasi ketahanan nasional Indonesia untuk mewujudkan negeri yang baik dan diampuni Tuhan, mengingat kekayaan alam yang melimpah.

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Tubagus Ace Hasan Syadzily, menyampaikan bahwa rasa syukur merupakan kunci utama dalam memperkokoh ketahanan nasional Indonesia. Pernyataan ini disampaikannya dalam sebuah ceramah di Masjid Salman ITB, Bandung, Jawa Barat, pada Kamis (13/3), dan dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta pada Sabtu (15/3).
Ace Hasan Syadzily menjelaskan bahwa Indonesia, sebagai sebuah bangsa, dikaruniai kekayaan alam yang luar biasa. Namun, menurutnya, sekadar mengucapkan rasa terima kasih dan kepatuhan saja tidak cukup. Lebih penting lagi adalah memanfaatkan kekayaan alam tersebut dengan bijak dan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Ia memberikan contoh bagaimana pemerintah seharusnya memanfaatkan kekayaan alam sebagai wujud rasa syukur. Pemerintah yang gagal melakukannya, menurut Ace, dapat dinilai sebagai pihak yang kufur. Program hilirisasi, misalnya, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, merupakan salah satu bentuk syukur atas nikmat Tuhan Yang Maha Esa.
Menggali Hikmah dari Sejarah: Sebuah Refleksi
Dalam ceramahnya, Ace Hasan Syadzily juga menyinggung berbagai kisah dalam Al-Qur'an tentang kehancuran berbagai kaum. Ia mencontohkan bangsa Mesir di masa Firaun yang membangun piramida-piramida megah, namun akhirnya binasa karena kesombongan.
Sebaliknya, Al-Qur'an juga menceritakan kisah kaum-kaum yang berhasil mewujudkan "baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur", negeri yang baik dan diampuni Tuhan. Menurut Ace, ini menunjukkan bahwa kunci kekuatan suatu bangsa terletak pada rasa syukur dan ketaatan kepada Tuhan.
Ia menekankan bahwa kisah-kisah tersebut memberikan pelajaran berharga bagi umat Islam. Kegagalan untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan akan berujung pada kehancuran, sedangkan rasa syukur akan memperkuat ketahanan nasional.
Lebih lanjut, Ace menjelaskan bahwa ketahanan nasional sangat krusial untuk mewujudkan negeri yang baik dan diampuni Tuhan. Dengan demikian, rasa syukur bukan hanya sekadar ungkapan lisan, melainkan tindakan nyata dalam memanfaatkan sumber daya alam dan menjalankan pemerintahan yang adil dan berpihak kepada rakyat.
Pentingnya Ketahanan Nasional dalam Mewujudkan Negeri yang Baik
Ace Hasan Syadzily menegaskan kembali pentingnya ketahanan nasional dalam konteks mewujudkan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Hal ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pengelolaan sumber daya alam, hingga tata kelola pemerintahan yang baik dan berlandaskan pada nilai-nilai keagamaan.
Ia menekankan bahwa rasa syukur harus diwujudkan dalam tindakan nyata, bukan hanya sebatas ucapan. Dengan demikian, pengelolaan sumber daya alam harus dilakukan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan, demi kesejahteraan rakyat dan kelestarian lingkungan.
Selain itu, pemerintahan yang baik dan bersih juga merupakan bagian penting dari ketahanan nasional. Pemerintah harus mampu menjalankan amanahnya dengan jujur dan adil, serta selalu berpihak kepada rakyat.
Dengan demikian, rasa syukur akan memperkokoh ketahanan nasional, dan pada akhirnya akan mewujudkan cita-cita luhur untuk membangun Indonesia sebagai negeri yang baik dan diampuni Tuhan.
Dalam konteks ini, peran pemerintah sangatlah penting. Pemerintah harus mampu menjadi contoh dan teladan dalam menerapkan nilai-nilai syukur dalam setiap kebijakan dan tindakannya. Dengan begitu, ketahanan nasional akan semakin kuat dan Indonesia akan dapat mewujudkan cita-cita sebagai negeri yang adil, makmur, dan diridhoi Tuhan Yang Maha Esa.