Idul Fitri dan Nyepi: Momentum Perkuat Toleransi di Maluku Utara
Kedekatan Idul Fitri dan Nyepi tahun 2025 di Maluku Utara menjadi momentum penting bagi FKUB untuk memperkuat toleransi antar umat beragama, menekankan pentingnya keberagaman dan kerukunan.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Maluku Utara, DR. Adnan Mahmud, menyatakan bahwa berdekatannya Hari Raya Idul Fitri 1446 H/2025 M dan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1947/2025 M di Ternate, Maluku Utara, menjadi momentum krusial untuk memperkuat toleransi antar umat beragama. Pernyataan ini disampaikan pada Jumat, 28 Maret, di Ternate. Hal ini memberikan kesempatan unik bagi masyarakat untuk menunjukkan bahwa perbedaan keyakinan bukan halangan untuk hidup rukun dan harmonis.
Adnan menjelaskan bahwa momentum ini memungkinkan umat Islam dan Hindu untuk saling memahami dan menghormati satu sama lain. Kedekatan kedua hari raya ini diharapkan dapat mempererat hubungan harmonis antar kedua komunitas tersebut di Maluku Utara. Umat Islam tengah mempersiapkan diri menyambut Idul Fitri setelah menjalani ibadah puasa Ramadan, sementara umat Hindu bersiap untuk Catur Brata Penyepian, masa introspeksi dan meditasi.
Lebih lanjut, Adnan menekankan pentingnya memanfaatkan momentum ini untuk saling berbagi kasih sayang dan empati. Beliau menjelaskan esensi ibadah puasa Ramadan dalam tiga fase: 10 hari pertama sebagai rahmat, 10 hari kedua sebagai ampunan, dan 10 hari terakhir sebagai pembebasan dari api neraka. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan kepedulian sosial tidak hanya sesama muslim, tetapi juga kepada seluruh umat manusia.
Momentum Kebersamaan dan Toleransi
FKUB Maluku Utara melihat momentum Idul Fitri dan Nyepi yang berdekatan sebagai kesempatan emas untuk memperkuat kerukunan. Keberagaman, menurut Adnan, merupakan sunnatullah atau ketetapan Tuhan yang harus dijaga dan dirayakan. Oleh karena itu, masyarakat Maluku Utara didorong untuk menjadikan momen ini sebagai ajang untuk mempererat tali persaudaraan dan menciptakan kehidupan sosial yang damai.
Adnan juga menekankan bahwa keberagaman merupakan kekuatan, bukan kelemahan. Dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan, masyarakat Maluku Utara dapat membangun toleransi yang lebih kokoh. Hal ini akan menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis bagi semua warga, terlepas dari latar belakang agama mereka.
FKUB berharap agar momentum ini dapat menginspirasi masyarakat Maluku Utara untuk terus menjaga kebersamaan dan saling mendukung satu sama lain. Dengan demikian, kerukunan dan kedamaian dapat terus terjaga dan berkembang di daerah tersebut. Hal ini juga akan menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam membangun toleransi antar umat beragama.
Kemajemukan sebagai Kekuatan
Pesan utama dari FKUB adalah bahwa kemajemukan agama di Maluku Utara harus dimaknai sebagai kekuatan, bukan sebagai sumber konflik. Dengan saling memahami dan menghargai perbedaan, masyarakat dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan harmonis. Kedekatan Idul Fitri dan Nyepi menjadi contoh nyata bagaimana perbedaan keyakinan dapat dirayakan bersama-sama dalam semangat persatuan dan toleransi.
FKUB berharap agar semangat toleransi dan kerukunan yang ditunjukkan pada momentum ini dapat terus berlanjut dan menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Maluku Utara. Dengan demikian, daerah ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun masyarakat yang damai dan harmonis di tengah keberagaman agama dan budaya.
Dengan adanya contoh nyata seperti ini, diharapkan dapat menginspirasi daerah lain di Indonesia untuk terus mempromosikan toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Keberagaman agama dan budaya harus menjadi kekuatan yang mempersatukan, bukan memecah belah.
Momentum Idul Fitri dan Nyepi yang berdekatan ini menjadi kesempatan yang berharga untuk memperkuat komitmen bersama dalam membangun Indonesia yang rukun dan damai. Semoga semangat toleransi dan saling menghormati ini terus terjaga dan berkembang di seluruh Indonesia.