IHSG Diperkirakan Menguat Jelang Libur Lebaran, Waspadai Dividend Trap!
Jelang libur panjang Lebaran, IHSG diprediksi menguat meski ada potensi dividend trap pada saham perbankan dan tambang serta dampak kebijakan tarif AS.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan akan menguat menjelang libur panjang Lebaran, meskipun terdapat beberapa faktor yang perlu diwaspadai. Pada Kamis, IHSG dibuka melemah, namun analis memprediksi penguatan pada perdagangan selanjutnya. Hal ini terjadi di tengah potensi dividend trap dan dampak kebijakan tarif otomotif AS yang baru diumumkan.
Penguatan IHSG diprediksi terjadi menjelang libur panjang Idul Fitri 1446 Hijriah. Meskipun dibuka dengan pelemahan 9,76 poin atau 0,15 persen ke posisi 6.462,60, dan Indeks LQ45 juga turun, Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas tetap optimis IHSG akan menguat. Faktor-faktor internal dan eksternal turut memengaruhi pergerakan IHSG.
Secara spesifik, potensi dividend trap menjadi perhatian utama. Fenomena ini, yang sebelumnya terjadi pada saham-saham bank, kini bergeser ke saham-saham tambang. Dividend trap umumnya terjadi menjelang Cum hingga tanggal Ex Dividend, sehingga memengaruhi strategi investasi para pelaku pasar.
Waspadai Potensi Dividend Trap
Potensi dividend trap pada saham-saham tambang menjadi sorotan utama menjelang libur panjang. Kondisi ini perlu diwaspadai oleh investor karena dapat memengaruhi pergerakan harga saham. Para investor perlu mempertimbangkan strategi investasi mereka dengan memperhitungkan faktor ini. Hal ini penting agar dapat mengambil keputusan investasi yang tepat.
Dividend trap terjadi ketika harga saham turun setelah tanggal ex-dividend, meskipun perusahaan membagikan dividen. Ini terjadi karena investor yang membeli saham sebelum tanggal ex-dividend untuk mendapatkan dividen, menjual saham mereka setelah menerima dividen, sehingga menyebabkan penurunan harga saham. Oleh karena itu, investor perlu berhati-hati dan melakukan analisis yang cermat sebelum berinvestasi.
Saham-saham perbankan juga pernah mengalami dividend trap di awal tahun 2024. Pengalaman ini perlu menjadi pelajaran bagi investor untuk lebih waspada dan cermat dalam menganalisis pergerakan harga saham, terutama menjelang pengumuman dividen dan RUPS.
Dampak Kebijakan Tarif AS terhadap IHSG
Di sisi lain, kebijakan tarif industri otomotif AS yang baru diumumkan juga berpotensi memengaruhi pergerakan IHSG. Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan ini, yang diperkirakan akan memicu kenaikan harga dan menghambat produksi otomotif global. Hal ini tentu saja akan berdampak pada pasar saham global, termasuk IHSG.
Kebijakan tarif ini memperluas konflik perdagangan global yang telah dimulai sejak tahun ini. Analis memperkirakan dampak negatifnya terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia. Investor perlu mencermati perkembangan situasi ini dan dampaknya terhadap berbagai sektor, terutama sektor otomotif.
Penurunan tajam di Wall Street, yang dipicu oleh jatuhnya saham Nvidia dan Tesla, juga menjadi indikator penting. Investor global sedang menunggu pengumuman kebijakan tarif ini, yang menambah ketidakpastian di pasar. Hal ini semakin memperkuat perlunya kewaspadaan dalam berinvestasi.
Pergerakan Bursa Saham Regional
Sebagai gambaran, bursa saham regional Asia menunjukkan pergerakan yang beragam. Nikkei melemah, sementara Shanghai, Kuala Lumpur, dan Straits Times menguat. Pergerakan ini menunjukkan adanya dinamika pasar yang kompleks dan perlu dipertimbangkan dalam konteks IHSG.
Pergerakan bursa saham regional Asia pagi ini menunjukkan adanya perbedaan kondisi pasar di berbagai negara. Hal ini menunjukkan adanya faktor-faktor spesifik yang memengaruhi masing-masing bursa saham. Investor perlu menganalisis faktor-faktor tersebut untuk memahami pergerakan IHSG secara lebih komprehensif.
Kesimpulannya, meskipun IHSG diprediksi menguat menjelang libur panjang Lebaran, investor perlu tetap waspada terhadap potensi dividend trap dan dampak kebijakan tarif AS. Analisis yang cermat dan strategi investasi yang tepat sangat diperlukan dalam kondisi pasar yang dinamis ini.