IHSG Menguat 1,82 Persen, Sektor Teknologi Jadi Pendorong Utama
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,82 persen pada Kamis (13/3) didorong oleh kinerja positif sektor teknologi, meskipun adanya ketidakpastian ekonomi global.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil ditutup menguat pada Kamis sore, 13 Maret 2024. Penguatan ini terutama didorong oleh saham-saham di sektor teknologi. IHSG naik 119,20 poin atau setara dengan 1,82 persen, mencapai posisi 6.665,05. Kenaikan ini juga terlihat pada indeks LQ45 yang meningkat 15,90 poin (2,17 persen) ke posisi 747,93. Penguatan ini terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih menjadi perhatian para investor.
Ketidakpastian ini dipicu oleh berbagai faktor internasional. Kanada baru-baru ini memberlakukan tarif impor senilai 21 miliar dolar AS untuk barang-barang dari AS sebagai respons atas bea masuk yang dikenakan AS pada baja dan aluminium Kanada. Situasi serupa juga terjadi dengan Uni Eropa (UE) yang telah menerapkan tarif balasan senilai 28 miliar dolar AS terhadap barang impor dari AS, mulai berlaku April 2024. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap perekonomian global.
Meskipun demikian, data inflasi Amerika Serikat (AS) menunjukkan tanda-tanda pelambatan. Indeks Harga Konsumen (IHK) AS mencatat inflasi utama (Headline CPI) naik 0,2 persen secara bulanan (mtm) dan 2,8 persen secara tahunan (yoy) pada Februari 2024. Angka ini lebih rendah dari ekspektasi dan menunjukkan perlambatan dibandingkan bulan sebelumnya. Para pelaku pasar memprediksi penurunan suku bunga acuan oleh Federal Reserve sebesar 25 bps pada Juni 2024, dengan total pemangkasan suku bunga sekitar 70 bps sepanjang tahun 2025.
Sektor Teknologi Tumbuh Signifikan
Meskipun sempat berada di zona merah pada sesi pertama perdagangan, IHSG akhirnya berhasil ditutup menguat. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sektor teknologi menjadi pendorong utama penguatan IHSG dengan kenaikan sebesar 6,09 persen. Hanya sektor barang konsumen primer yang juga menunjukan kenaikan, sebesar 0,18 persen. Sebaliknya, delapan sektor lainnya mengalami penurunan, dengan sektor properti mengalami penurunan paling signifikan, yaitu sebesar 1,35 persen, diikuti sektor industri dan transportasi & logistik.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar antara lain INAI, MINE, SMDM, MTFN, dan AKSI. Di sisi lain, saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar adalah MINA, RELI, DADA, BEER, dan JSPT. Total frekuensi perdagangan mencapai 1.103.000 transaksi, dengan volume perdagangan 15,63 miliar lembar saham senilai Rp8,84 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 307 saham naik, 334 saham turun, dan 316 saham stagnan.
Pergerakan IHSG ini juga perlu dilihat dalam konteks pergerakan bursa saham regional Asia. Indeks Nikkei mengalami pelemahan 0,08 persen, indeks Shanghai turun 0,39 persen, sementara indeks Kuala Lumpur menguat 1,70 persen, dan indeks Straits Times naik 0,12 persen.
Analisis Pasar dan Prospek Ke Depan
Penguatan IHSG yang dipimpin oleh sektor teknologi menunjukkan adanya sentimen positif terhadap saham-saham teknologi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Namun, penting untuk diingat bahwa kondisi pasar saham sangat dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik domestik maupun internasional. Para investor perlu tetap waspada dan melakukan analisis yang cermat sebelum mengambil keputusan investasi.
Ketidakpastian terkait tarif perdagangan internasional masih menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Dampaknya terhadap ekonomi global masih belum dapat dipastikan sepenuhnya, dan hal ini dapat mempengaruhi kinerja IHSG ke depannya. Perkembangan inflasi di AS dan kebijakan moneter Federal Reserve juga akan terus menjadi faktor penentu arah pasar.
Secara keseluruhan, kinerja IHSG pada Kamis ini menunjukkan adanya resiliensi pasar saham Indonesia di tengah tantangan ekonomi global. Namun, investor perlu tetap memantau perkembangan ekonomi global dan domestik untuk mengantisipasi potensi volatilitas pasar di masa mendatang.
Meskipun sektor teknologi menjadi pendorong utama penguatan IHSG, kinerja sektor lain perlu diperhatikan. Penurunan di sektor properti, industri, dan transportasi & logistik menunjukkan adanya tantangan di sektor-sektor tersebut. Kondisi ini memerlukan analisis lebih lanjut untuk memahami penyebab penurunan dan prospek ke depannya.