IHSG Rebound: Respons Pasar Terhadap Penundaan Tarif Impor AS
IHSG diprediksi menguat karena penundaan tarif impor AS oleh Presiden Trump, meskipun bursa saham AS dan beberapa bursa Asia menunjukkan kinerja beragam.
IHSG Menguat: Reaksi Terhadap Kebijakan Trump
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka menguat pada Selasa, 4 Februari, seiring respons pasar terhadap penundaan kebijakan tarif impor yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Penguatan ini memberikan sinyal positif bagi investor di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Analisis IHSG: Rebound dan Faktor Pendukung
Penguatan IHSG sebesar 61,40 poin atau 0,87 persen ke posisi 7.091,46, dan Indeks LQ45 naik 4,82 poin (0,59 persen) ke 816,29, menunjukkan optimisme pelaku pasar. Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas memprediksi rebound IHSG sebagai dampak langsung dari keputusan Trump menunda tarif impor terhadap Meksiko selama sebulan. Keputusan ini mengurangi kekhawatiran akan dampak negatif terhadap perdagangan global.
Data Inflasi dan Perkembangan Ekonomi Domestik
Di sisi domestik, data inflasi Januari 2025 tercatat 0,76 persen year on year (yoy), lebih rendah dari 1,57 persen (yoy) pada Desember 2024. Meskipun terjadi deflasi 0,76 persen (mtm) secara bulanan, inflasi inti tetap naik 0,30 persen (mtm) atau 2,36 persen (yoy). Data ini memberikan gambaran lebih detail mengenai kondisi ekonomi Indonesia.
Situasi Pasar Global dan Minyak Mentah
Secara global, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 0,9 persen menjadi 73,16 dolar AS per barel. OPEC+ juga mempertahankan kebijakan peningkatan output minyak bertahap mulai April 2025 dan menghapus Badan Informasi Energi Amerika sebagai sumber pemantauan produksi. Perkembangan ini berdampak positif pada sektor energi.
Kinerja Bursa Saham Global
Wall Street ditutup melemah pada Senin, 3 Februari, meskipun sempat pulih dari penurunan awal yang tajam setelah pengumuman penundaan tarif Trump. Dow Jones Industrial Average turun 0,28 persen, S&P 500 melemah 0,76 persen, dan Nasdaq Composite Index turun 1,2 persen. Perkembangan ini menunjukkan adanya fluktuasi di pasar global.
Pergerakan Bursa Saham Regional
Sementara itu, bursa saham regional Asia menunjukkan kinerja beragam. Nikkei menguat 1,61 persen, sedangkan Shanghai melemah 0,06 persen. Kuala Lumpur dan Straits Times juga menunjukan penguatan masing-masing sebesar 0,40 persen dan 0,16 persen. Hal ini menunjukkan dinamika pasar yang berbeda-beda di setiap wilayah.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, penguatan IHSG mencerminkan respons positif pasar terhadap penundaan tarif impor AS. Namun, perlu diingat bahwa kinerja pasar saham dipengaruhi berbagai faktor, baik domestik maupun global, sehingga perlu dipantau secara berkelanjutan.