Indonesia Buka Kemungkinan Biak Jadi Lokasi Peluncuran Satelit Internasional
Kementerian Luar Negeri RI menyatakan terbuka pada kemungkinan negara lain menggunakan Biak, Papua, untuk meluncurkan satelit, meskipun isu kerja sama militer dengan Rusia ditepis.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, Bagaimana? Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) baru-baru ini mengumumkan kesediaannya untuk mempertimbangkan kerja sama internasional dalam pemanfaatan wilayah Biak, Papua, sebagai lokasi peluncuran satelit. Pengumuman ini disampaikan oleh Juru Bicara Kemlu RI, Rolliansyah Soemirat, di Jakarta pada Kamis, 24 April. Langkah ini diambil setelah kajian panjang oleh lembaga penelitian Indonesia menunjukkan potensi Biak sebagai lokasi ideal peluncuran satelit, meskipun rencana ini telah dikaji selama puluhan tahun. Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa ini semata-mata untuk tujuan pengembangan teknologi antariksa, bukan untuk kepentingan pertahanan atau keamanan negara lain.
Pernyataan Kemlu RI ini muncul setelah beredarnya pemberitaan di media internasional mengenai usulan kerja sama dengan Rusia untuk menjadikan Lanud Manuhua di Biak sebagai pangkalan militer. Pemerintah Indonesia dengan tegas membantah isu tersebut, menekankan komitmennya untuk tidak mengizinkan pembangunan pangkalan militer asing di wilayahnya. Klarifikasi ini bertujuan untuk meredakan spekulasi dan menegaskan posisi Indonesia dalam menjaga kedaulatan nasional.
Meskipun membuka peluang kerja sama peluncuran satelit, pemerintah Indonesia tetap berhati-hati. Kajian mengenai kelayakan dan dampak lingkungan dari rencana ini akan menjadi prioritas utama. Transparansi dan pertimbangan aspek keamanan nasional akan menjadi pedoman dalam setiap langkah yang diambil.
Potensi Biak sebagai Lokasi Peluncuran Satelit
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang sebelumnya dikenal sebagai LAPAN, telah lama mengkaji potensi Biak sebagai lokasi peluncuran satelit. Kajian tersebut menunjukkan bahwa letak geografis Biak yang strategis dan kondisi alamnya mendukung kegiatan tersebut. Namun, kendala teknis dan finansial selama ini menghambat realisasi rencana tersebut. Kini, dengan perkembangan teknologi dan potensi kerja sama internasional, peluang untuk mewujudkan rencana tersebut semakin terbuka.
Juru bicara Kemlu RI, Rolliansyah Soemirat, menjelaskan bahwa Indonesia telah lama memiliki wacana untuk menjadikan Biak sebagai tempat peluncuran satelit komunikasi domestik. Namun, rencana tersebut terhambat oleh berbagai kendala, termasuk masalah pembiayaan dan teknologi. Kini, dengan membuka peluang kerja sama internasional, Indonesia berharap dapat mengatasi kendala tersebut.
Meskipun ada potensi keuntungan ekonomi dan teknologi, pemerintah Indonesia akan memastikan bahwa kerja sama ini tidak merugikan kepentingan nasional. Semua aspek, mulai dari aspek lingkungan hingga aspek keamanan, akan dipertimbangkan secara matang sebelum keputusan final diambil.
Kepala Biro Informasi Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal TNI Frega Wenas, juga menegaskan penolakan terhadap penggunaan pangkalan militer Indonesia oleh negara lain. Hal ini dianggap kontraproduktif dengan kepentingan nasional dan kedaulatan Indonesia.
Klarifikasi Pemerintah Terkait Isu Kerja Sama Militer
Pemerintah Indonesia secara tegas membantah isu kerja sama militer dengan Rusia yang akan menjadikan Lanud Manuhua di Biak sebagai pangkalan militer. Kemlu RI telah mengeluarkan pernyataan resmi pada 16 April yang menegaskan penolakan terhadap pembangunan pangkalan militer asing di wilayah Indonesia. Pernyataan ini bertujuan untuk mengklarifikasi pemberitaan yang beredar di media internasional dan mencegah kesalahpahaman.
Pemerintah menekankan bahwa pembukaan kemungkinan kerja sama peluncuran satelit dengan negara lain sama sekali tidak terkait dengan kerja sama pertahanan atau keamanan. Hal ini murni untuk tujuan pengembangan teknologi antariksa dan pemanfaatan potensi sumber daya alam Indonesia.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menjaga kedaulatan nasional dan akan memastikan bahwa setiap kerja sama internasional dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan nasional secara keseluruhan. Transparansi dan akuntabilitas akan menjadi kunci dalam setiap proses pengambilan keputusan.
Dengan demikian, isu kerja sama peluncuran satelit di Biak harus dilihat secara terpisah dari isu kerja sama militer. Pemerintah Indonesia menekankan bahwa prioritas utama adalah pengembangan teknologi antariksa dan pemanfaatan potensi wilayah Biak untuk kepentingan nasional, serta menjaga kedaulatan negara.