ISEI Banjarmasin Bahas Ekonomi Indonesia: Dari Efisiensi Anggaran hingga Peran BPI Danantara
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Banjarmasin menggelar diskusi panel untuk membahas kondisi ekonomi Indonesia terkini, mulai dari efisiensi anggaran hingga peran Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara dalam menarik investasi asing.

Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menjadi saksi terselenggaranya sebuah diskusi panel penting yang membahas kondisi ekonomi Indonesia terkini. Acara yang diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Banjarmasin pada Senin, 24 Maret, ini menghadirkan akademisi, praktisi, dan perwakilan dunia usaha untuk membahas berbagai tantangan dan peluang ekonomi nasional. Diskusi ini mencakup berbagai isu krusial, mulai dari efisiensi anggaran dan korupsi dalam sistem pelelangan proyek hingga peran Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) dalam meningkatkan investasi asing.
Ketua ISEI Banjarmasin, Prof. Dr. Ahmad Yunani, SE, M.Si, menjelaskan bahwa forum ini bertujuan untuk memberikan respons akademis dan praktis terhadap dinamika ekonomi Indonesia. "Kami mendiskusikan berbagai kebijakan ekonomi yang sedang diterapkan, mencari solusi dari permasalahan yang ada, serta menawarkan rekomendasi yang dapat diimplementasikan baik di tingkat lokal maupun nasional," ujarnya. Diskusi ini menghasilkan kesimpulan, harapan, dan rekomendasi kebijakan yang diharapkan dapat menjadi masukan berharga bagi pemerintah.
Salah satu poin penting yang dibahas adalah reformasi sistem pelelangan proyek untuk menekan angka korupsi. Peserta diskusi sepakat bahwa efisiensi anggaran juga perlu dilakukan dengan strategi yang matang agar tidak menghambat pertumbuhan ekonomi. Selain itu, keberhasilan kebijakan seperti pembentukan BPI Danantara sangat bergantung pada peningkatan transparansi dan pengawasan untuk memastikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Perbaikan regulasi juga dianggap krusial untuk meningkatkan daya saing Indonesia dalam menarik investasi asing.
Tantangan dan Peluang Ekonomi Indonesia
Diskusi panel ISEI Banjarmasin menghadirkan empat narasumber yang kompeten di bidangnya. Dr. Rizali, MP dari Uniska Banjarmasin, menyoroti masalah korupsi dalam sistem pelelangan proyek pemerintah. Sementara itu, Dr. Mahmud Yusuf, MSI dari UIN Antasari Banjarmasin, membahas efisiensi anggaran dan ekonomi keuangan syariah serta dampaknya terhadap perekonomian. Dari ULM Banjarmasin, Dr. Muzdalifah, SE, M.Si, menganalisis dampak korupsi terhadap perencanaan dan realisasi anggaran, sedangkan Dr. Hastin Umi Anisah, SE, MM, membahas BPI Danantara dan tantangan investasi asing.
Para narasumber memaparkan berbagai perspektif dan data yang relevan. Mereka menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan dunia usaha untuk mengatasi tantangan ekonomi yang kompleks. Salah satu tantangan utama adalah bagaimana mengoptimalkan penggunaan anggaran negara agar lebih efektif dan efisien, serta bagaimana mencegah korupsi yang merugikan perekonomian nasional.
Pembentukan BPI Danantara diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan investasi asing. Namun, keberhasilannya bergantung pada transparansi dan pengawasan yang ketat. Para peserta diskusi juga menyoroti pentingnya perbaikan regulasi untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan menarik bagi investor asing.
"Dengan berbagai tantangan yang ada, diskusi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi ISEI Banjarmasin dalam merumuskan solusi ekonomi yang lebih baik bagi masa depan Indonesia," pungkas Prof. Dr. Ahmad Yunani.
Kesimpulannya, diskusi yang diselenggarakan oleh ISEI Banjarmasin ini memberikan gambaran komprehensif tentang kondisi ekonomi Indonesia terkini dan berbagai tantangan yang dihadapi. Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi masukan berharga bagi pemerintah dalam upaya meningkatkan perekonomian nasional.