Jumlah Pabrik Rokok di Pati Melonjak Tajam: Tembus 202 Pabrik!
KPPBC Kudus mencatat peningkatan signifikan jumlah pabrik rokok di wilayah Keresidenan Pati, mencapai 202 pabrik pada Februari 2025, didorong oleh pertumbuhan investasi di industri hasil tembakau.

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Kudus (KPPBC Kudus) melaporkan lonjakan jumlah pabrik rokok di wilayah Keresidenan Pati, Jawa Tengah. Perkembangan ini menunjukkan pertumbuhan investasi yang signifikan di industri hasil tembakau. Pada Februari 2025, tercatat sebanyak 202 pabrik rokok beroperasi, meningkat tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini terjadi secara bertahap. Pada akhir Januari 2025, jumlahnya masih 198 pabrik. Namun, dalam beberapa pekan berikutnya, angka tersebut terus meningkat hingga mencapai 202 pabrik. Kepala KPPBC Tipe Madya Cukai Kudus, Lenni Ika Wahyudiasti, menjelaskan bahwa penambahan ini tersebar di beberapa kabupaten dalam wilayah Keresidenan Pati.
Lonjakan ini menunjukkan tren positif dalam industri rokok di wilayah tersebut. Hal ini tentunya berdampak pada peningkatan penerimaan cukai dan memberikan kontribusi signifikan bagi pendapatan negara. Namun, di sisi lain, hal ini juga perlu diimbangi dengan upaya pengawasan yang lebih ketat untuk mencegah peredaran rokok ilegal.
Distribusi Pabrik Rokok di Keresidenan Pati
Sebaran pabrik rokok di Keresidenan Pati tidak merata. Kabupaten Kudus menjadi wilayah dengan jumlah pabrik rokok terbanyak, yaitu 111 pabrik. Kemudian diikuti oleh Kabupaten Jepara dengan 83 pabrik, Kabupaten Pati dengan 6 pabrik, dan Kabupaten Blora dengan 2 pabrik. Konsentrasi pabrik rokok di Kudus dan Jepara menunjukkan potensi ekonomi yang besar di kedua daerah tersebut.
Tren pertumbuhan jumlah pabrik rokok ini telah berlangsung beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2021, tercatat 114 pabrik. Angka ini meningkat menjadi 129 pabrik pada tahun 2022, dan melonjak menjadi 159 pabrik pada tahun 2023. Pada pertengahan Maret 2024, jumlahnya mencapai 166 pabrik, dan pada Desember 2024 meningkat lagi menjadi 193 pabrik sebelum akhirnya mencapai angka 202 pada Februari 2025.
Berdasarkan golongan, mayoritas pabrik rokok tergolong dalam golongan III untuk SKT (sigaret kretek tangan). Hanya satu pabrik yang tergolong dalam golongan I untuk SKM (sigaret kretek mesin), sementara terdapat dua pabrik golongan I untuk SKT dan enam pabrik golongan II untuk SKT. Puluhan pabrik lainnya tergolong dalam golongan II untuk SKM.
Upaya KPPBC Kudus dalam Pengawasan dan Peningkatan Penerimaan Cukai
KPPBC Kudus menyadari pentingnya peran industri rokok dalam penerimaan cukai. Oleh karena itu, mereka berkomitmen untuk membantu pemasaran rokok legal dan mencegah peredaran rokok ilegal. Salah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan pengawasan terhadap peredaran rokok ilegal, dengan dukungan dari Satpol PP dan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT).
Sebagai bentuk penegakan hukum, KPPBC Kudus telah memberlakukan ultimum remidium terhadap 10 kasus rokok ilegal. Hal ini menghasilkan denda cukai rokok sebesar Rp2,25 miliar yang menjadi pemasukan negara dan berkontribusi pada pemenuhan target cukai. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen KPPBC Kudus dalam mengawasi industri rokok dan memastikan penerimaan cukai yang optimal.
Dengan peningkatan jumlah pabrik rokok dan upaya pengawasan yang intensif, diharapkan penerimaan cukai dari industri hasil tembakau di wilayah Keresidenan Pati akan terus meningkat dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional. Namun, penting juga untuk memastikan keberlanjutan industri ini dengan memperhatikan aspek kesehatan masyarakat dan lingkungan.