Kagama Babel Tanam 1.000 Bibit Bakau: Dukung Ekonomi Biru dan Lestarikan Pesisir Bangka
Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Kepulauan Bangka Belitung tanam 1.000 bibit bakau di Pantai Batu Tunggal untuk dukung ekonomi biru dan lestarikan lingkungan pesisir.

Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Kepulauan Bangka Belitung (Babel) berkolaborasi dengan kelompok Green Youth Movement Babel menanam 1.000 bibit bakau di Pantai Batu Tunggal, Kabupaten Bangka, pada Senin, 28 April 2024. Kegiatan ini bertujuan mendukung pengembangan ekonomi biru dan pelestarian lingkungan pesisir. Penanaman bibit bakau tersebut mendapat dukungan dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP DAS) Bangka Belitung dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Inisiatif ini digagas sebagai upaya nyata untuk melestarikan ekosistem mangrove sekaligus memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar. "Selain upaya mendukung kelestarian lingkungan pesisir, Kagama Babel bersama kelompok 'Green Youth Movement' Babel ingin agar apa yang kita kerjakan hari ini bisa memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat di masa mendatang," jelas Pengurus Kagama Babel, Fery Afrianto. Penanaman bakau diharapkan dapat mencegah abrasi dan erosi pantai, sekaligus melindungi kawasan pesisir dari dampak perubahan iklim.
Kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, akan pentingnya konservasi lingkungan. Fery Afrianto menekankan pentingnya keterlibatan kaum muda dalam upaya pelestarian lingkungan. "Mereka perlu terus dilibatkan dalam setiap kegiatan menjaga keseimbangan alam agar ke depan bisa menjadi penggerak aksi pelestarian lingkungan di tempat tinggal masing-masing," tambahnya. Partisipasi Green Youth Movement dalam kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen generasi muda dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Ekonomi Biru dan Konservasi Mangrove
Ketua Panitia Kegiatan Penanaman Pohon Kagama Babel, Arif Sudarmanto, menjelaskan manfaat strategis hutan bakau, baik secara ekologis maupun ekonomis. Hutan bakau berperan penting dalam menyerap emisi karbon, mencegah abrasi dan erosi pantai, serta menjadi habitat bagi berbagai jenis satwa. "Dari sisi ekonomi keberadaan hutan ini turut mendukung kehidupan dan penghasilan warga pesisir," kata Arif. Dengan demikian, penanaman bakau ini sejalan dengan visi pembangunan ekonomi biru yang berkelanjutan.
Konsep ekonomi biru sendiri menekankan pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir secara bertanggung jawab. Hal ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa merusak ekosistem. Aksi Kagama Babel ini selaras dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Babel dalam mendukung implementasi ekonomi biru. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari upaya untuk mencapai target nasional dalam menurunkan emisi gas rumah kaca.
Kolaborasi antara komunitas alumni, organisasi kepemudaan, dan pemerintah dalam kegiatan ini menjadi contoh sinergi yang efektif dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Dengan menanam bakau, mereka tidak hanya berkontribusi pada pelestarian lingkungan, tetapi juga mendukung perekonomian masyarakat pesisir secara berkelanjutan.
Manfaat Hutan Bakau bagi Lingkungan dan Ekonomi
- Ekologis: Menyerap emisi karbon, mencegah abrasi dan erosi pantai, serta menjadi habitat bagi berbagai jenis satwa.
- Ekonomis: Mendukung kehidupan dan penghasilan warga pesisir melalui berbagai aktivitas ekonomi berbasis mangrove.
Kegiatan penanaman bakau oleh Kagama Babel dan Green Youth Movement ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap pelestarian ekosistem pesisir. Partisipasi aktif dari semua pihak sangat penting untuk menjaga lingkungan demi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Semoga aksi ini menjadi contoh nyata bagi berbagai komunitas dan organisasi lain untuk turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan di Indonesia.