Kemdiktisaintek: Riset Mendukung Program Makan Bergizi Gratis
Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) merancang riset untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Presiden Prabowo Subianto, termasuk pengembangan alat pengolahan makanan dan sistem pertanian klaster.
![Kemdiktisaintek: Riset Mendukung Program Makan Bergizi Gratis](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191709.125-kemdiktisaintek-riset-mendukung-program-makan-bergizi-gratis-1.jpg)
Jakarta, 11 Februari 2024 - Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) tengah mengembangkan program riset untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden RI. Program ini fokus pada berbagai aspek pendukung MBG, mulai dari bahan pangan hingga alat pengolahannya.
Riset Terpadu untuk MBG
Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang) Kemdiktisaintek, Fauzan Adziman, menjelaskan bahwa riset ini akan mencakup pengembangan alat-alat pengolahan makanan. "Biasanya alat-alat ini kita suplai dari luar negeri. Nah ini komponen-komponen untuk mesin-mesin atau juga alat-alat di dapur ini mulai kita identifikasi," kata Fauzan dalam diskusi bersama media di Kantor Kemdiktisaintek, Jakarta.
Riset ini tidak hanya melibatkan perguruan tinggi negeri, tetapi juga perguruan tinggi vokasi dan masyarakat desa. Tujuannya adalah untuk memberdayakan UMKM dan mendorong industrialisasi desa. "Jadi UMKM kita tingkatkan nilai tambahnya supaya nanti bisa menghasilkan alat-alat yang sesuai dengan standar yang dibutuhkan," ujarnya.
Selain alat pengolahan, riset juga akan fokus pada logistik bahan pangan. Kemdiktisaintek mengembangkan sistem pertanian klaster yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing wilayah. Perguruan tinggi akan berperan aktif dalam mendampingi masyarakat dalam penerapan sistem ini. "Jadi, fungsi dari kampus adalah meningkatkan pendampingan dengan baik itu pertanian dan juga perkebunan. Sehingga solusi yang dibuat secara lokal itu bisa mengatasi masalah-masalah atau distribusi di desa-desa tersebut," jelas Fauzan.
Tantangan dan Solusi
Salah satu tantangan utama MBG adalah biaya susu kemasan yang cukup tinggi. Fauzan menyebutkan, "Kita lagi mencari jalan supaya di setiap desa ada yang bisa memproses susu dengan alat-alat yang kita kembangkan di desa itu." Untuk mengatasi hal ini, riset akan fokus pada pengembangan teknologi pengolahan susu lokal.
Pengembangan Bibit Unggul
Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kemdiktisaintek, I Ketut Adnyana, menambahkan bahwa riset juga akan mencakup pengembangan bibit unggul. "Tentu kita akan mengajak teman-teman di perguruan tinggi untuk meneliti dan menemukan bibit-bibit unggul dengan menerapkan salah satunya ilmu bioteknologi termasuk biogenomik untuk mendapatkan bibit-bibit unggul," kata I Ketut Adnyana. Pengembangan bibit unggul ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan menekan biaya produksi bahan pangan.
Kesimpulan
Program riset Kemdiktisaintek ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendukung keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis. Dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari perguruan tinggi hingga masyarakat desa, diharapkan riset ini dapat menghasilkan solusi inovatif dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas gizi anak Indonesia.