KemenPPPA dan Singapura Perkuat Sinergi Pemberdayaan Perempuan, Indonesia Emas 2045 Jadi Target
KemenPPPA dan Singapura jalin kerja sama erat dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, dengan fokus pada program prioritas untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

Jakarta, 19 Maret 2024 - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Arifah Fauzi, baru-baru ini melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pembangunan Sosial dan Keluarga (MSF) Singapura, Masagos Zulkifli. Pertemuan tersebut bertujuan memperkuat sinergi kedua negara dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, demi mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045. Pertemuan ini menandai komitmen kuat kedua negara dalam isu krusial ini, khususnya dalam konteks kerja sama regional ASEAN.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Arifah Fauzi menekankan pentingnya kemitraan Indonesia-Singapura. Ia menyatakan, "Saya percaya bahwa kemitraan kita tidak hanya membawa manfaat bagi Indonesia dan Singapura, tetapi juga memberikan inspirasi bagi negara-negara lain." Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk membahas berbagai program prioritas KemenPPPA dan peluang kolaborasi lebih lanjut dengan Singapura.
Salah satu fokus utama pertemuan adalah membahas program prioritas KemenPPPA dalam mencapai Indonesia Emas 2045. Program-program tersebut meliputi pengembangan Ruang Bersama Indonesia (RBI), perluasan *call center* Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129, dan pengembangan satu data perempuan dan anak berbasis desa. Ketiga program ini dirancang untuk memberikan dampak signifikan pada kehidupan perempuan dan anak di Indonesia.
Kerja Sama yang Berkelanjutan
Menteri Arifah Fauzi berharap kerja sama antara KemenPPPA dan MSF dapat membantu pengembangan dan penyempurnaan ketiga program prioritas tersebut. Lebih jauh, ia mengusulkan inisiasi program bersama yang melibatkan negara-negara ASEAN lainnya. Hal ini diharapkan dapat memperkuat komitmen dan sinergi ASEAN dalam pembangunan perempuan dan anak di kawasan.
Kemitraan antara Indonesia dan Singapura, khususnya antara KemenPPPA dan MSF, telah terjalin erat. Pada 8 November 2022, kedua lembaga menandatangani nota kesepahaman tentang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan pembangunan keluarga. Meskipun nota kesepahaman tersebut telah berakhir pada November 2024, KemenPPPA berharap dapat direaktivasi mengingat relevansinya dengan tantangan yang dihadapi kedua negara.
Sebagai bentuk kerja sama yang telah terjalin, KemenPPPA dan MSF telah berkolaborasi dalam *co-hosting side event* Komisi Status Perempuan (CSW) ke-67 dan CSW ke-68. *Side event* tersebut dihadiri oleh delegasi dari berbagai negara, menunjukkan komitmen internasional dalam isu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Program Prioritas KemenPPPA
Berikut ini penjelasan lebih detail mengenai tiga program prioritas KemenPPPA yang dibahas dalam pertemuan tersebut:
- Ruang Bersama Indonesia (RBI): Program ini bertujuan untuk menyediakan akses layanan terintegrasi bagi perempuan dan anak yang membutuhkan perlindungan dan pemenuhan hak-haknya.
- Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129: *Call center* ini menyediakan layanan konsultasi dan pengaduan terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak.
- Satu Data Perempuan dan Anak Berbasis Desa: Program ini bertujuan untuk membangun sistem data yang komprehensif dan akurat tentang kondisi perempuan dan anak di tingkat desa, guna mendukung perencanaan dan pengambilan kebijakan yang lebih efektif.
Kerja sama antara KemenPPPA dan MSF diharapkan dapat memperkuat implementasi program-program tersebut dan memberikan dampak positif bagi perempuan dan anak di Indonesia dan Singapura. Kolaborasi ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam upaya memperjuangkan kesetaraan gender dan perlindungan anak.
Dengan berakhirnya nota kesepahaman sebelumnya, pertemuan ini menjadi langkah strategis untuk merumuskan kerja sama baru yang lebih komprehensif dan berkelanjutan. Harapannya, kerja sama ini akan terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi terwujudnya Indonesia Emas 2045, dengan perempuan dan anak sebagai pilar pembangunan yang kuat.