Kemensos Matrikulasi Siswa dan Guru Sebelum Sekolah Rakyat Beroperasi
Kementerian Sosial (Kemensos) akan melakukan matrikulasi bagi siswa dan guru Sekolah Rakyat sebelum tahun ajaran baru dimulai pada Juli 2025 untuk memastikan kesiapan mereka.

Kementerian Sosial (Kemensos) akan melaksanakan program matrikulasi bagi siswa dan guru sebelum mereka memulai pendidikan di Sekolah Rakyat. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Mohammad Nuh, dalam konferensi pers di Jakarta pada Selasa, 25 Maret. Program matrikulasi ini direncanakan akan dimulai satu bulan sebelum tahun ajaran baru dimulai pada pertengahan Juli 2025.
Menurut Mohammad Nuh, matrikulasi ini sangat penting untuk menyiapkan siswa dan guru agar siap menerima dan memberikan pelajaran. Siswa akan dipersiapkan dari segi kepercayaan diri, mentalitas, dan kemampuan bersosialisasi. Sementara itu, para guru yang telah lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG) akan mendapatkan pelatihan tambahan dari Kemensos dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Program matrikulasi ini bertujuan untuk menyamakan standar kemampuan siswa dan guru, mengingat latar belakang dan kemampuan awal mereka bisa berbeda-beda. Dengan demikian, diharapkan proses pembelajaran di Sekolah Rakyat dapat berjalan efektif dan optimal sejak awal.
Persiapan Matrikulasi Siswa dan Guru Sekolah Rakyat
Dalam proses matrikulasi, siswa akan diasramakan dan diberikan pelatihan selama satu bulan. Pelatihan ini difokuskan untuk membangun kepercayaan diri, mentalitas yang kuat, dan kemampuan berinteraksi sosial yang baik. Tujuannya adalah agar siswa siap secara mental dan emosional untuk mengikuti proses pembelajaran di Sekolah Rakyat.
Sementara itu, guru-guru yang direkrut, yang semuanya telah lulus PPG, juga akan mendapatkan pelatihan khusus dari Kemensos dan Kemendikdasmen. Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada aspek pedagogis, tetapi juga menekankan pentingnya empati dan kemampuan memberikan motivasi kepada siswa. "Para guru ini harus punya empati sosial karena anak-anak ini perlu pendekatan kasih sayang dan dorongan motivasi yang lebih kuat lagi," ujar Mohammad Nuh.
Selain guru, kepala sekolah juga akan direkrut dan dilatih terlebih dahulu. Mereka akan berperan sebagai manajer proyek di masing-masing dari 53 titik lokasi Sekolah Rakyat yang akan beroperasi pada Juli 2025. Persiapan yang matang ini diharapkan dapat memastikan kelancaran operasional Sekolah Rakyat.
Sekolah Rakyat dan Sekolah Umum Saling Melengkapi
Mohammad Nuh menegaskan bahwa Sekolah Rakyat dirancang untuk melengkapi, bukan menggantikan, sekolah umum yang sudah ada. Kemensos memastikan bahwa Sekolah Rakyat tidak akan mengambil siswa dari sekolah-sekolah yang sudah ada. "Kita tidak ingin saling meniadakan dengan sekolah yang existing (sudah ada) karena dikhawatirkan kehadiran Sekolah Rakyat ini bisa menggeser atau mengambil jatah murid dari sekolah sudah ada," jelasnya.
Kehadiran Sekolah Rakyat diharapkan dapat membantu memutus mata rantai kemiskinan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah Rakyat akan fokus pada daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi, menyediakan akses pendidikan bagi anak-anak yang belum mendapatkan kesempatan bersekolah.
Saat ini, Kemensos dan Kemendikdasmen tengah memetakan tingkat kemiskinan di 53 titik lokasi Sekolah Rakyat. Pemetaan ini bertujuan untuk menentukan jenis dan jenjang pendidikan yang paling dibutuhkan di masing-masing lokasi, sehingga Sekolah Rakyat dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.
Dengan adanya matrikulasi dan persiapan yang matang, diharapkan Sekolah Rakyat dapat berjalan efektif dan memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Sekolah Rakyat dan sekolah umum yang sudah ada akan saling melengkapi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.