Sekolah Rakyat Prioritaskan Empati Sosial Guru, Rekrutmen Sasar Lulusan PPG
Seleksi guru Sekolah Rakyat pertimbangkan empati sosial, rekrutmen fokus pada lulusan PPG untuk mengajar di 53 titik lokasi pada Juli 2025.

Kementerian Sosial (Kemensos) akan menerapkan kriteria empati sosial dalam seleksi guru untuk Sekolah Rakyat. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Mohammad Nuh, dalam konferensi pers di Kantor Kemensos, Jakarta, Selasa (25/3). Rekrutmen guru akan difokuskan pada para lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Proses perekrutan ini bertujuan untuk memastikan para guru mampu memberikan perhatian dan motivasi yang optimal bagi siswa dari latar belakang sosial ekonomi kurang mampu.
Menurut Nuh, para guru terpilih tidak akan langsung mengajar. Mereka akan dilatih terlebih dahulu untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan mereka dalam mendidik siswa di Sekolah Rakyat. "Para guru juga kita latih dulu, tidak bisa tiba-tiba diterima terus mengajar, tetapi kita latih dulu mereka setelah kita rekrut dari yang sudah lulus PPG-PPG itu dengan persyaratan-persyaratan tertentu, salah satu di antaranya yang sudah beberapa bulan lalu kami sampaikan, para guru ini harus punya empati sosial karena anak-anak ini perlu pendekatan kasih sayang dan dorongan motivasi yang lebih kuat lagi," jelas Nuh.
Penilaian empati sosial akan dilakukan secara terukur dengan bantuan para psikolog. Hal ini penting untuk memastikan kesesuaian pendekatan guru dengan latar belakang sosial ekonomi siswa. "Tentu alat ukurnya dengan teman-teman yang berbasis psikologi. Semuanya bisa diukur, tidak hanya ketinggian kita yang bisa diukur, tetapi kemampuan, potensi, kejiwaan kita juga bisa diukur, jangan sampai mereka, para guru itu mengajar pada anak-anak yang memiliki latar belakang terhadap sosial ekonomi itu tidak nyambung pendekatannya," tambah Nuh. Sentuhan kasih sayang dari para guru dianggap krusial untuk memotivasi siswa dan membantu mereka keluar dari kemiskinan.
Seleksi Guru dan Pemetaan Lokasi Sekolah Rakyat
Pemerintah tengah memetakan lokasi Sekolah Rakyat di 53 titik di seluruh Indonesia. Pemetaan ini mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kepadatan penduduk dan tingkat ketercapaian pendidikan. Tujuannya adalah untuk memastikan distribusi guru yang efektif dan efisien. "Mereka tersebar di seluruh wilayah, kami ingin memetakan nanti dilakukan overlaid (digabungkan dengan data-data lain seperti kepadatan penduduk hingga tingkat ketercapaian pendidikan), misalnya, di sekolah X kalau bisa guru-gurunya yang berasal di daerah sekitar X, dari situ nanti kita kerja sama dengan Kemendikdasmen, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) untuk melihat distribusi mereka semua dengan mekanisme dari Kemendikdasmen yang sudah punya data-datanya," papar Nuh.
Meskipun terdapat sekitar 50 ribu lulusan PPG, Sekolah Rakyat hanya membutuhkan sekitar seribu guru. Oleh karena itu, seleksi yang ketat dan berbasis kompetensi akan dilakukan untuk memastikan kualitas guru yang direkrut. "Yang sudah tersedia (lulus PPG) itu 50-an ribu, kita butuh mungkin sekitar seribuan, oleh karena itu seleksi tetap kita lakukan dan kita ingin memastikan seleksinya itu murni berbasis pada kompetensi sesuai persyaratan yang sudah kita tetapkan," tutur Nuh. Sekolah Rakyat dirancang sebagai solusi untuk mengatasi masalah putus sekolah di daerah-daerah dengan angka putus sekolah tinggi, dengan penempatan prioritas di daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan jumlah anak usia sekolah yang belum bersekolah.
Sekretaris Jenderal Kemensos, Robben Rico, menambahkan bahwa guru dan tenaga pendidik akan direkrut dari daerah sekitar sekolah untuk memastikan adaptasi sosial yang lebih baik dan memperlancar distribusi tenaga pendidik. "Hal ini bertujuan untuk memastikan adaptasi sosial yang lebih baik, sekaligus memperlancar distribusi tenaga pendidik di wilayah-wilayah yang membutuhkan," ucap Robben. Program ini direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun ajaran baru, Juli 2025.
Sekolah Rakyat diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pendidikan di Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang membutuhkan perhatian lebih. Dengan memperhatikan aspek empati sosial dan merekrut guru yang kompeten, diharapkan Sekolah Rakyat dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan mengurangi angka putus sekolah.