Kemensos Siapkan 63 Sekolah Rakyat untuk Tahun Ajaran Baru, Prioritaskan Siswa dari Keluarga Miskin
Kemensos targetkan 63 Sekolah Rakyat siap beroperasi Juli mendatang, fokus pada siswa dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.

Kementerian Sosial (Kemensos) mengumumkan kesiapan 63 Sekolah Rakyat untuk memulai operasionalnya pada tahun ajaran baru yang akan datang, tepatnya pada bulan Juli. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memberdayakan masyarakat miskin melalui pendidikan. Agus Zainal Arifin, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, menyampaikan bahwa penerimaan siswa di Sekolah Rakyat akan diprioritaskan bagi mereka yang berasal dari keluarga miskin atau sangat miskin.
Agus menjelaskan, seleksi penerimaan murid akan didasarkan pada kelengkapan administrasi, tanpa memandang kecerdasan atau kemampuan akademik calon siswa. Hal ini sejalan dengan tujuan utama Sekolah Rakyat, yaitu memberikan kesempatan pendidikan kepada anak-anak dari keluarga yang kurang mampu. Pemerintah menargetkan pembangunan minimal 100 Sekolah Rakyat setiap tahunnya, dengan harapan setiap kabupaten/kota di Indonesia memiliki fasilitas pendidikan ini.
Pemerintah juga akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk memastikan bahwa anak-anak dengan penyakit menular mendapatkan perawatan yang memadai sebelum memulai pendidikan di Sekolah Rakyat. Langkah ini diambil sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk memberikan lingkungan belajar yang aman dan sehat bagi seluruh siswa.
Sebaran Sekolah Rakyat di Berbagai Daerah
Sebanyak 63 Sekolah Rakyat yang siap beroperasi tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Pulau Jawa menjadi wilayah dengan jumlah sekolah terbanyak, yakni 34 titik. Sumatera menyusul dengan 13 titik, Sulawesi 8 titik, Bali dan Nusa Tenggara masing-masing 3 titik, Kalimantan 2 titik, Maluku 2 titik, dan Papua 1 titik. Sebaran ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjangkau anak-anak dari keluarga miskin di seluruh pelosok negeri.
Agus Zainal Arifin menekankan bahwa pemerintah akan terus berupaya untuk membangun lebih banyak Sekolah Rakyat di berbagai daerah. Targetnya adalah minimal 100 sekolah baru setiap tahun, sehingga setiap kabupaten/kota di Indonesia memiliki akses terhadap pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Program ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.
“Sampai 12 Mei kemarin, kami catat ada 63 titik yang mulai beroperasi pada Juli tahun ini. Insya Allah pertengahan Juli sudah dimulai,” ujar Agus dalam rapat bersama Panitia Kerja (Panja) Pendidikan di Daerah 3T dan Daerah Marginal Komisi X DPR RI.
Fokus pada Pemberdayaan Masyarakat Miskin
Sekolah Rakyat didirikan dengan tujuan utama untuk memberdayakan masyarakat miskin melalui pendidikan. Oleh karena itu, penerimaan siswa akan diprioritaskan bagi mereka yang berasal dari keluarga miskin atau sangat miskin. Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) akan digunakan sebagai acuan untuk memilih siswa dari desil 1 dan 2.
Agus menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat tidak akan melakukan seleksi berdasarkan kecerdasan atau kemampuan akademik. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada semua anak dari keluarga miskin untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Pemerintah menyadari bahwa anak-anak dari keluarga miskin seringkali memiliki keterbatasan akses terhadap pendidikan yang berkualitas, sehingga Sekolah Rakyat hadir sebagai solusi untuk mengatasi masalah ini.
“Seleksinya diutamakan hanya pada administrasi, tidak pada kecerdasan atau kemampuan akademik, termasuk kalau mungkin IQ-nya hanya 80 misalnya, juga tidak masalah, itu harus diterima,” kata Agus.
Pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sekolah Rakyat. Hal ini dilakukan melalui pelatihan guru, penyediaan fasilitas yang memadai, dan pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan masyarakat miskin. Dengan demikian, diharapkan Sekolah Rakyat dapat menjadi wadah bagi anak-anak dari keluarga miskin untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Dengan inisiatif ini, Kemensos berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin di Indonesia. Pendidikan merupakan kunci untuk memutus rantai kemiskinan dan memberikan kesempatan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Pemerintah akan terus berupaya untuk memperluas akses terhadap pendidikan yang berkualitas bagi seluruh anak-anak Indonesia, tanpa terkecuali.