Kemensos Tegaskan Penerimaan Sekolah Rakyat Berbasis Administrasi, Bukan Kemampuan Akademik
Kemensos menekankan penerimaan murid Sekolah Rakyat berdasarkan administrasi, bukan kecerdasan, selaras tujuan memberdayakan masyarakat miskin.

Kementerian Sosial (Kemensos) menegaskan bahwa penerimaan murid di Sekolah Rakyat didasarkan pada kelengkapan administrasi, bukan pada kemampuan akademik atau tingkat kecerdasan. Hal ini sejalan dengan tujuan utama Sekolah Rakyat untuk memberdayakan masyarakat miskin dan memberikan kesempatan pendidikan bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos, Prof. Dr. Agus Zainal Arifin, menyampaikan hal ini dalam rapat bersama Panitia Kerja (Panja) Pendidikan di Daerah 3T dan Daerah Marginal Komisi X DPR RI di Jakarta. Agus menekankan bahwa seleksi calon murid akan difokuskan pada kelengkapan administrasi, tanpa memandang kemampuan intelektual atau akademis.
"Seleksinya diutamakan hanya pada administrasi, tidak pada kecerdasan atau kemampuan akademik, termasuk kalau mungkin IQ-nya hanya misalnya 80 pun tidak masalah, itu harus diterima," kata Agus, Senin (19/5/2024).
Prioritaskan Keluarga Miskin dan Miskin Ekstrem
Agus menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat secara khusus menargetkan anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Data yang digunakan sebagai acuan adalah Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), dengan prioritas pada desil 1 dan 2.
"Murid yang harus belajar di sini dibatasi bagi keluarga miskin ekstrem dan miskin atau pada DTSEN (Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional) dipilih desil yang ke-1 dan ke-2," ucap Agus.
Dengan memprioritaskan kelompok ini, Kemensos berharap dapat memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup dan memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan.
Pertimbangan Kesehatan dan Arahan Presiden
Meskipun fokus utama adalah pada administrasi, Kemensos juga memberikan perhatian pada aspek kesehatan calon murid. Anak-anak yang menderita penyakit menular akan dirujuk terlebih dahulu untuk mendapatkan perawatan hingga sembuh sebelum diterima di Sekolah Rakyat.
Agus menambahkan bahwa langkah ini sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya memberikan perawatan kesehatan bagi anak-anak yang membutuhkan. Kemensos akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk memastikan anak-anak tersebut mendapatkan penanganan yang tepat.
"Mungkin seleksi yang agak beda sedikit adalah tentang kesehatan karena memang jangan sampai ada yang punya penyakit menular, kemudian sekolah di sini. Bukan ditolak, menurut arahan Presiden Prabowo, agar diberikan perawatan kerja sama dengan Kementerian Kesehatan," kata Agus.
Mensos Ingatkan Kepala Daerah
Sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf telah mengingatkan para kepala daerah untuk melaksanakan proses seleksi calon siswa Sekolah Rakyat dengan penuh tanggung jawab dan tanpa praktik kecurangan. Ia menekankan bahwa seleksi harus dilakukan seobjektif mungkin, sesuai dengan tujuan awal program ini.
"Mari kita sama-sama menyeleksi peserta didik untuk Sekolah Rakyat seobjektif mungkin. Jadi jangan ada main-main lah di sini. Apa yang diinginkan Presiden ini mari kita laksanakan," kata Mensos Saifullah.
Mensos juga menegaskan bahwa tidak ada tes akademik dalam proses seleksi, dan seluruh anak dari keluarga miskin berhak mendapatkan pendidikan di Sekolah Rakyat tanpa dipungut biaya.
Kemensos berkomitmen untuk memastikan bahwa Sekolah Rakyat menjadi wadah inklusif bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Dengan fokus pada administrasi dan perhatian pada kesehatan, diharapkan program ini dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat yang membutuhkan.