Kinerja Sektor Keuangan Sulteng Stabil, Pertumbuhan Positif di Februari 2025
OJK Sulteng laporkan kinerja sektor keuangan tetap stabil dengan pertumbuhan positif hingga Februari 2025, ditandai peningkatan aset perbankan, DPK, dan kredit, serta kinerja positif IKNB dan pasar modal.

Palu, 25 April 2025 - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengumumkan kabar positif terkait kinerja sektor keuangan daerah tersebut hingga Februari 2025. Pertumbuhan positif dan stabilitas menjadi catatan utama dalam laporan kinerja yang disampaikan. Hal ini menunjukkan geliat perekonomian Sulteng yang tetap sehat dan menjanjikan.
Kepala OJK Sulteng, Bonny Hardi Putra, menyampaikan dalam keterangan resminya di Palu bahwa kondisi industri jasa keuangan (IJK) di Sulteng per 28 Februari 2025 berada dalam kondisi stabil dan menunjukan kinerja positif. Likuiditas memadai dan profil risiko terjaga dengan baik. Keberhasilan ini tak lepas dari upaya edukasi dan inklusi keuangan, serta perlindungan konsumen yang dilakukan secara berkelanjutan.
Pertumbuhan positif ini terlihat di berbagai sektor, mulai dari perbankan hingga industri keuangan non-bank (IKNB). Data yang dirilis OJK Sulteng menunjukkan tren positif yang konsisten dan menandakan kepercayaan masyarakat terhadap sektor keuangan di Sulteng.
Pertumbuhan Positif di Sektor Perbankan
Data OJK Sulteng menunjukkan seluruh indikator perbankan mengalami pertumbuhan positif secara year-on-year (yoy). Aset perbankan tumbuh signifikan sebesar 15,38 persen, mencapai Rp78,17 triliun pada Februari 2025, meningkat dari Rp67,75 triliun pada Februari 2024. Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan aset yang signifikan dalam kurun waktu satu tahun.
Dana pihak ketiga (DPK) juga menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan 9,97 persen, meningkat dari Rp33,61 triliun pada Februari 2024 menjadi Rp36,96 triliun pada Februari 2025. Hal ini menunjukkan peningkatan kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya di perbankan Sulteng.
Kredit perbankan juga tumbuh sebesar 16,32 persen, dari Rp52,21 triliun pada Februari 2024 menjadi Rp60,73 triliun pada Februari 2025. Meskipun demikian, kualitas kredit tetap terjaga dengan angka non-performing loan (NPL) yang berada di angka 1,53 persen, menunjukkan rasio kredit bermasalah yang masih terkendali.
Kinerja perbankan syariah juga patut diapresiasi. Aset perbankan syariah tumbuh sebesar 15,97 persen, mencapai Rp3,63 triliun. Pembiayaan syariah juga meningkat sebesar 14,86 persen menjadi Rp3,17 triliun, sementara penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh sebesar 7,54 persen menjadi Rp2,14 triliun.
Kinerja Positif Industri Keuangan Non-Bank (IKNB)
Tidak hanya perbankan, sektor IKNB di Sulteng juga menunjukkan kinerja positif hingga Februari 2025. Perusahaan pembiayaan mencatatkan pertumbuhan positif year on year, dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp7,31 triliun, meningkat 15,15 persen. Non-performing financing (NPF) tetap terjaga di angka 1,83 persen.
Sektor dana pensiun juga menunjukan pertumbuhan positif. Total aset tumbuh 6,35 persen yoy, menjadi Rp105,82 miliar, dan total investasi meningkat 6,38 persen menjadi Rp103,67 miliar. Pertumbuhan ini menunjukkan pengelolaan dana pensiun yang baik dan terarah.
Sementara itu, pembiayaan peer-to-peer lending juga mengalami peningkatan. Outstanding pinjaman tercatat sebesar Rp532,04 miliar, meningkat 66,09 persen. Jumlah rekening penerima aktif mencapai 161.631 rekening, dengan tingkat wanprestasi (TWP90) berada pada angka 1,66 persen.
Secara keseluruhan, kinerja sektor keuangan di Sulteng hingga Februari 2025 menunjukkan tren positif dan stabil. Pertumbuhan yang signifikan di berbagai sektor menunjukkan kondisi ekonomi yang sehat dan menjanjikan. OJK Sulteng akan terus melakukan pengawasan dan edukasi untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan sektor keuangan di masa mendatang. "Kondisi industri jasa keuangan (IJK) di wilayah Sulteng per 28 Februari 2025 tetap stabil dengan kinerja yang positif, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga," tegas Bonny Hardi Putra.