KLH dan Gold Standard Jalin Kerja Sama: Dorong Pasar Karbon Indonesia Go Global
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) resmi menjalin kerja sama dengan Gold Standard untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar karbon global dan mendorong upaya mitigasi perubahan iklim.

Indonesia resmi memperluas jangkauan pasar karbon global. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menandatangani Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan Gold Standard, salah satu standar karbon internasional terkemuka, di Jakarta pada Kamis, 8 Mei 2024. Penandatanganan ini menandai langkah signifikan Indonesia dalam memperkuat posisinya di pasar karbon internasional dan mendorong upaya mitigasi perubahan iklim.
Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, menjelaskan bahwa perdagangan karbon merupakan mekanisme penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Perjanjian ini mencakup skema karbon sukarela (voluntary) dan pasar karbon berbasis kepatuhan (compliance), sebuah langkah inovatif yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini diharapkan dapat mengakselerasi upaya pengurangan emisi di Indonesia.
Nilai ekonomi karbon, menurut Hanif, mencerminkan biaya sosial dari emisi dan mendorong peralihan ke teknologi rendah karbon. Indonesia memiliki potensi besar dalam pasar karbon, tidak hanya dari energi terbarukan, tetapi juga dari kekayaan keanekaragaman hayati seperti hutan tropis dan ekosistem gambut yang mampu menghasilkan kredit karbon berkualitas tinggi. Namun, beliau juga menekankan pentingnya penggunaan pendanaan dari nilai ekonomi karbon untuk memperkuat upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, bukan hanya keuntungan ekonomi semata. "Saya juga harus menekankan bahwa pendanaan yang terhimpun dalam nilai ekonomi karbon ini harus memperkuat upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, bukan sekadar menjadi keuntungan ekonomi semata," jelas Hanif.
Kerja Sama KLH dan Gold Standard: Sinergi untuk Pasar Karbon Indonesia
Dengan MRA ini, Indonesia dan Gold Standard Foundation akan saling mengakui sertifikat karbon yang dikeluarkan oleh masing-masing pihak. Sertifikat yang tercatat dalam Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN-PPI) Indonesia akan diakui oleh Gold Standard, dan sebaliknya. Hal ini akan mempermudah akses Indonesia ke pasar karbon internasional dan meningkatkan kepercayaan investor global terhadap kredit karbon Indonesia.
Kerja sama ini mencakup skema karbon sukarela dan pasar karbon berbasis kepatuhan. Skema sukarela memberikan fleksibilitas bagi perusahaan dan individu untuk berpartisipasi dalam pengurangan emisi, sementara pasar karbon berbasis kepatuhan didorong oleh regulasi untuk mencapai target pengurangan emisi yang telah ditetapkan. Dengan mengakomodasi kedua skema ini, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk pendekatan yang komprehensif dalam pengelolaan emisi karbon.
Menteri Hanif optimistis bahwa kerja sama ini akan membuka peluang besar bagi Indonesia di pasar karbon global. "Ini yang belum pernah, belum terjadi. Jadi harapan kita, semua pasar sudah kita akomodasi, tidak ada alasan lagi ini tidak jalan," tegas Hanif Faisol Nurofiq. Pernyataan ini menunjukkan keyakinan pemerintah akan dampak positif dari kerja sama ini terhadap perekonomian dan lingkungan Indonesia.
Potensi Pasar Karbon Indonesia
Indonesia memiliki potensi besar dalam pasar karbon global. Keberadaan hutan tropis yang luas dan ekosistem gambut yang kaya menyimpan karbon dalam jumlah signifikan. Dengan pengelolaan yang tepat, potensi ini dapat dikonversi menjadi kredit karbon berkualitas tinggi yang dapat diperdagangkan di pasar internasional. Hal ini akan memberikan manfaat ekonomi bagi Indonesia sekaligus berkontribusi pada upaya global dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
Selain itu, peralihan ke energi terbarukan juga akan menghasilkan kredit karbon. Investasi dalam energi terbarukan tidak hanya mengurangi emisi, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru dan lapangan kerja. Dengan demikian, kerja sama dengan Gold Standard akan semakin memperkuat posisi Indonesia dalam memanfaatkan potensi pasar karbon untuk pembangunan berkelanjutan.
Keberhasilan kerja sama ini bergantung pada implementasi yang efektif dan transparan. Penting untuk memastikan bahwa kredit karbon yang dihasilkan memenuhi standar internasional dan proses verifikasi yang ketat. Transparansi dan akuntabilitas akan membangun kepercayaan investor dan memastikan keberlanjutan pasar karbon Indonesia.
Dengan MRA ini, Indonesia telah mengambil langkah penting dalam memasuki pasar karbon global. Kerja sama yang strategis ini diharapkan mampu meningkatkan akses Indonesia ke pasar karbon internasional, mendorong investasi dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, serta memberikan manfaat ekonomi bagi negara.
Langkah ini juga menunjukkan komitmen Indonesia dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim. Dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan teknologi, Indonesia dapat berkontribusi secara signifikan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan membangun masa depan yang berkelanjutan.