Konsistensi: Kunci Kepercayaan Publik, Ungkap Politisi Thailand Pita Limjaroenrat
Mantan pemimpin MFP Thailand, Pita Limjaroenrat, menekankan pentingnya konsistensi dan transparansi bagi pemimpin dalam meraih kepercayaan publik, berdasarkan pengalamannya dalam pemilu 2023.

Jakarta, 30 April 2024 - Politisi dan mantan pemimpin Move Forward Party (MFP) Thailand, Pita Limjaroenrat, mengungkapkan kunci utama bagi seorang pemimpin untuk mendapatkan kepercayaan publik: konsistensi. Hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara tunggal dalam diskusi publik yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Rabu kemarin. Pernyataan tersebut muncul dari pengalamannya memimpin partai yang memenangkan suara terbanyak dalam pemilu Thailand 2023, namun gagal menjadi Perdana Menteri karena konflik politik.
Dalam pemaparannya, Limjaroenrat menekankan pentingnya transparansi dalam pengambilan keputusan. “Jika Anda konsisten dengan pesan yang disampaikan, dan transparan dalam setiap pengambilan keputusan, mungkin Anda tidak langsung menemukan jawabannya, tetapi jika Anda terbuka dalam cara berpikir dan cara menyusun argumen, serta bertanggung jawab atas setiap ucapan Anda, saya rasa itulah inti dari kepercayaan,” katanya. Ia menambahkan bahwa keterbukaan pemerintah dalam memberikan informasi kepada publik merupakan fondasi kepercayaan masyarakat.
Kegagalannya menjadi Perdana Menteri, menurut Limjaroenrat, merupakan konsekuensi dari kurangnya integritas dan akuntabilitas politik. “Namun jika tidak ada integritas politik dan tidak ada akuntabilitas politik, maka itu adalah bagian dari beban yang harus Anda tanggung, yakni tidak dipercaya oleh rakyat, karena Anda pantas mendapatkannya,” ucapnya. Pengalaman ini menjadi pembelajaran berharga dalam memahami dinamika politik dan pentingnya membangun kepercayaan publik.
Konsistensi dan Titik Temu Generasi
Lebih lanjut, Limjaroenrat menjelaskan peran penting seorang pemimpin sebagai penyeimbang berbagai kepentingan. Ia harus mampu menjadi titik temu antara politik internasional dan domestik, sektor publik dan swasta, serta generasi tua dan muda. Sebagai seorang politisi berusia 44 tahun, ia merasakan langsung tantangan ini, berada di antara generasi senior yang berpengalaman dan generasi muda yang memiliki perspektif berbeda.
Ia memahami keinginan sektor swasta akan penyederhanaan aturan pemerintah, namun juga menyadari bahwa kebijakan tertentu mungkin tidak selalu disukai oleh semua pihak. Kemampuan beradaptasi dan menerima kritik, menurutnya, merupakan kunci keberhasilan. “Seorang pemimpin harus memiliki kerendahan hati yang disertai dengan ketulusan, serta kemampuan untuk beradaptasi sambil menerima kritik,” jelasnya. Namun, ia juga menyoroti tantangan dalam menghadapi perubahan tatanan dunia yang masih banyak beroperasi dengan konsensus lama.
Pengalamannya dalam pemilu Thailand 2023 memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya membangun kepercayaan publik. Keberhasilan meraih suara terbanyak namun gagal menjadi Perdana Menteri menjadi bukti bahwa popularitas semata tidak cukup tanpa integritas dan akuntabilitas. Konsistensi dalam menyampaikan pesan dan transparansi dalam pengambilan keputusan menjadi kunci utama dalam membangun kepercayaan tersebut.
Menjadi Titik Temu Konsensus Baru
Di tengah perubahan tatanan dunia, Limjaroenrat menekankan perlunya pemimpin yang mampu menjadi titik temu konsensus baru. “Karena alasan itulah, saya merasa tipe pemimpin seperti itulah yang dibutuhkan dunia saat ini. Dan itulah yang saya usahakan untuk menjadi. Saya belum sempurna, tapi itulah yang saya perjuangkan — menjadi titik temu dari konsensus baru untuk dunia yang baru,” ujarnya. Pernyataan ini menunjukkan komitmennya untuk terus belajar dan beradaptasi dalam memimpin dan membangun kepercayaan publik.
Kesimpulannya, pidato Limjaroenrat memberikan wawasan berharga tentang kepemimpinan, menekankan pentingnya konsistensi, transparansi, dan integritas dalam meraih kepercayaan publik. Pengalamannya dalam kancah politik Thailand memberikan perspektif yang relevan bagi para pemimpin di seluruh dunia yang menghadapi tantangan serupa dalam membangun kepercayaan dan memimpin perubahan.