Kotim Tingkatkan Kewaspadaan Warga Antisipasi Serangan Buaya: Musim Kawin Jadi Ancaman!
Pemerintah Kotim mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan buaya, terutama di bantaran sungai menyusul kejadian serangan buaya yang menewaskan seorang warga di Pulau Hanaut.

Seorang warga Kotim, Kalimantan Tengah, bernama Kurnasi, tewas diserang buaya saat mandi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Mentaya pada Jumat, 4 April 2024. Jasadnya ditemukan keesokan harinya setelah pencarian intensif oleh tim SAR gabungan. Kejadian ini mendorong Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) untuk meningkatkan kewaspadaan warga, khususnya mereka yang tinggal di bantaran sungai.
Wakil Bupati Kotim, Irawati, menyampaikan imbauan resmi agar masyarakat lebih berhati-hati. Imbauan ini disampaikan menyusul insiden memilukan tersebut dan bertepatan dengan musim kawin buaya yang meningkatkan potensi serangan. "Kami atas nama pemerintah daerah mengimbau masyarakat yang masih tinggal di bantaran sungai lebih waspada. Apalagi informasinya sekarang sedang musim kawin buaya, kalau bisa jangan turun ke sungai dulu," ujar Irawati di Sampit, Senin.
Pemerintah Kotim menekankan pentingnya kewaspadaan mengingat keterangan warga Pulau Hanaut yang sering melihat kemunculan buaya di wilayah tersebut. Situasi ini diperparah dengan informasi dari BKSDA bahwa pergantian musim seringkali bertepatan dengan musim kawin dan bertelur buaya, membuat hewan reptil tersebut lebih agresif dan berbahaya.
Imbauan Waspada Serangan Buaya di Kotim
Menyusul kejadian tragis tersebut, pemerintah daerah Kotim mengeluarkan imbauan resmi kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Imbauan ini difokuskan pada warga yang bermukim di sepanjang bantaran sungai Mentaya dan sungai-sungai lainnya di wilayah Kotim.
Warga diimbau untuk menghindari aktivitas di sungai selama musim kawin buaya. Jika terpaksa harus turun ke sungai, masyarakat diminta untuk selalu memperhatikan kondisi sekitar dan berhati-hati. Penggunaan timba untuk mandi atau mencuci juga dianjurkan sebagai tindakan pencegahan.
Wakil Bupati Irawati menekankan bahwa buaya merupakan hewan buas yang bertindak berdasarkan insting. Mereka akan menyerang apa pun yang dianggap sebagai mangsa, tanpa membedakan manusia atau hewan. Oleh karena itu, kehati-hatian sangat penting dalam beraktivitas di dekat sungai.
Pentingnya Kesadaran dan Pencegahan
Pemerintah Kotim tidak hanya mengimbau kewaspadaan, tetapi juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat akan bahaya serangan buaya. Pendidikan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang perilaku buaya dan cara pencegahan serangan juga perlu ditingkatkan.
Selain imbauan, pemerintah daerah juga diharapkan dapat berkolaborasi dengan instansi terkait, seperti BKSDA, untuk melakukan langkah-langkah konkret dalam mengurangi risiko serangan buaya. Ini dapat berupa patroli rutin di daerah rawan, pengembangan sistem peringatan dini, atau bahkan upaya relokasi buaya ke habitat yang lebih aman.
Kejadian di Pulau Hanaut menjadi pelajaran berharga bagi seluruh masyarakat Kotim. Kewaspadaan dan tindakan pencegahan yang proaktif sangat penting untuk melindungi masyarakat dari ancaman serangan buaya dan menjaga keselamatan bersama.
"Karena namanya itu binatang, apalagi tergolong binatang buas maka harus hati-hati," tegas Irawati, mengingatkan kembali pentingnya kewaspadaan dan kehati-hatian dalam beraktivitas di sekitar sungai.
Langkah-langkah konkret yang perlu dilakukan antara lain:
- Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang perilaku buaya dan cara pencegahan serangan.
- Patroli rutin di daerah rawan serangan buaya.
- Pengembangan sistem peringatan dini untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang keberadaan buaya.
- Upaya relokasi buaya ke habitat yang lebih aman, jika memungkinkan.
Dengan meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan kejadian serupa dapat diminimalisir di masa mendatang.