KUR BNI untuk Pekerja Migran: Solusi Permudah Keberangkatan dan Pemberdayaan Ekonomi
KP2MI dan BNI bahas solusi akses KUR bagi PMI, permudah keberangkatan dan pemberdayaan ekonomi lewat literasi keuangan serta pendampingan usaha.

Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) dan Bank Negara Indonesia (BNI) berkolaborasi membahas akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Diskusi ini dilatarbelakangi kendala yang dihadapi PMI dalam memenuhi biaya keberangkatan, serta potensi besar KUR dalam pemberdayaan ekonomi mereka. Pertemuan penting ini berlangsung di kantor KemenP2MI, Jakarta, Rabu (19/3).
Menteri Ketenagakerjaan, Abdul Kadir Karding, mengungkapkan bahwa banyak PMI yang kesulitan memenuhi biaya administrasi keberangkatan karena keterbatasan dana. "Banyak pekerja migran ini terkendala anggaran di proses awal keberangkatan, karena tidak memiliki biaya untuk mengurus dokumen mereka," ungkap Menteri Karding. Beliau menekankan perlunya solusi agar KUR dapat membantu PMI sejak tahap awal keberangkatan, bukan hanya setelah mereka mendapatkan kuota kerja.
Lebih lanjut, Menteri Karding melihat potensi besar KUR dalam pemberdayaan ekonomi PMI, khususnya setelah mereka kembali ke tanah air. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang tentang Pekerja Migran Indonesia yang menekankan pentingnya pelindungan ekonomi bagi PMI. "Seperti pendampingan usaha, akses modal untuk purna pekerja migran, daripada mereka kena pinjaman dari lembaga-lembaga yang tidak bertanggung jawab dan mengenakan bunga tinggi," tambahnya.
KUR BNI: Solusi Akses Modal bagi PMI
BNI, sejak tahun 2015 hingga 2023, telah menyalurkan KUR lebih dari Rp905 miliar kepada 48.920 debitur PMI. Besaran KUR yang diberikan bervariasi, mulai dari Rp25 juta hingga Rp100 juta per PMI. Program ini terbukti membantu banyak PMI dalam memenuhi kebutuhan finansial mereka.
Namun, Menteri Karding juga menyoroti pentingnya literasi keuangan bagi PMI. Dengan pemahaman keuangan yang baik, PMI dapat mengelola penghasilan mereka secara efektif, menabung, dan bahkan berinvestasi untuk masa depan. "Kalau literasi keuangan pekerja migran bagus, maka pekerja migran bisa menabung hingga berinvestasi. Misalnya bisa memiliki rumah, asuransi kesehatan atau pendidikan anak pekerja migran," jelas Menteri Karding.
Kerja sama KP2MI dan BNI diharapkan dapat meningkatkan akses dan pemahaman PMI terhadap KUR. Program literasi keuangan akan menjadi bagian penting dari kolaborasi ini, memastikan PMI dapat memanfaatkan KUR secara optimal dan bertanggung jawab.
Pemberdayaan Ekonomi PMI: Fokus Utama Kolaborasi
Kolaborasi KP2MI dan BNI tidak hanya berfokus pada penyaluran KUR, tetapi juga pada pemberdayaan ekonomi PMI secara menyeluruh. Pendampingan usaha dan akses modal bagi purna PMI menjadi bagian penting dari strategi ini. Dengan demikian, PMI tidak hanya mendapatkan bantuan finansial, tetapi juga dukungan untuk mengembangkan usaha mereka sendiri.
Program ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan PMI pada pinjaman berbunga tinggi dari lembaga-lembaga yang tidak bertanggung jawab. Dengan akses yang lebih mudah ke KUR dan pendampingan yang tepat, PMI dapat membangun masa depan ekonomi yang lebih baik dan mandiri.
Pemerintah melalui KP2MI berkomitmen untuk melindungi dan memberdayakan PMI, tidak hanya selama mereka bekerja di luar negeri, tetapi juga setelah mereka kembali ke Indonesia. Kolaborasi dengan BNI dalam penyaluran KUR merupakan langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut.
Ke depan, diharapkan semakin banyak PMI yang dapat mengakses KUR dan memanfaatkannya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dan keluarga. Literasi keuangan yang baik akan menjadi kunci keberhasilan program ini.