Pekerja Migran Perempuan: Pilar Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding, menekankan peran krusial pekerja migran perempuan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mendorong pengelolaan keuangan yang baik agar mereka dapat sukses setelah pulang ke tanah air.

Jakarta, 21 April 2024 - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, dalam sebuah pernyataan di Jakarta, Senin, menegaskan peran penting pekerja migran perempuan sebagai salah satu faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kontribusi mereka terasa nyata, baik bagi perekonomian keluarga, daerah, maupun nasional, baik dalam hal pertumbuhan ekonomi maupun pengurangan angka kemiskinan. Pernyataan ini disampaikan dalam konteks edukasi literasi keuangan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI).
Data yang dipaparkan menunjukkan jumlah pekerja migran perempuan yang signifikan, mencapai 624.098 orang selama periode 2000-2025. Angka ini menggarisbawahi besarnya dampak ekonomi yang dihasilkan oleh para pekerja migran perempuan ini. Oleh karena itu, Menteri Karding mengapresiasi langkah OJK dan BI dalam memberikan edukasi literasi keuangan kepada PMI, terutama perempuan, yang jumlahnya mendominasi.
Pentingnya pengelolaan keuangan yang baik bagi PMI menjadi sorotan utama. Menteri Karding menyoroti sejumlah kasus PMI yang pulang tanpa membawa apa pun, bahkan setelah bertahun-tahun bekerja di luar negeri. Beberapa kasus menunjukkan uang mereka habis digunakan oleh keluarga di tanah air, bahkan ada yang ditipu oleh pasangan.
Pengelolaan Keuangan dan Kesuksesan PMI
Menteri Karding berbagi kisah sukses beberapa PMI yang berhasil mengelola keuangan mereka dengan baik. Setelah kembali ke Indonesia, mereka mampu membangun usaha sendiri dan menciptakan lapangan kerja. Salah satu contohnya adalah seorang PMI yang pernah bekerja di Korea Selatan. Setelah pulang, ia berhasil mendirikan usaha dengan manajemen yang baik, mempekerjakan 50 orang, dan memiliki omset hingga Rp500 juta. Kisah ini menjadi bukti nyata bahwa dengan pengelolaan keuangan yang tepat, PMI dapat meraih kesuksesan dan berkontribusi pada perekonomian Indonesia.
Lebih lanjut, Menteri Karding menekankan pentingnya mitigasi risiko dan manajemen yang baik dalam melindungi PMI. Sosialisasi dan edukasi, terutama mengenai keuangan, menjadi kunci keberhasilan program ini. Beliau optimistis, dengan upaya yang terarah, slogan "Pergi Migran Pulang Juragan" dapat menjadi kenyataan bagi lebih banyak PMI.
Edukasi literasi keuangan yang diselenggarakan OJK dan BI bertepatan dengan Hari Kartini, 21 April, mengangkat tema "Perempuan Berdaya dan Cerdas Finansial", dengan slogan yang sama. Bank Indonesia menyatakan komitmennya untuk mendukung program Kementerian P2MI dalam memberdayakan PMI, termasuk meningkatkan literasi dan edukasi keuangan. OJK pun menjadikan edukasi dan literasi keuangan bagi PMI sebagai salah satu program prioritas.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi dan memberdayakan PMI, memastikan kontribusi mereka pada perekonomian nasional tidak hanya berdampak secara langsung, tetapi juga berkelanjutan. Dengan pengelolaan keuangan yang baik, pekerja migran perempuan dapat menjadi contoh nyata bagi perempuan Indonesia lainnya dan berkontribusi signifikan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
- Data menunjukkan jumlah pekerja migran perempuan mencapai 624.098 orang (2000-2025).
- OJK dan BI menginisiasi edukasi literasi keuangan bagi PMI.
- Banyak kisah sukses PMI yang berhasil membangun usaha setelah kembali ke Indonesia.
- Pemerintah berkomitmen mendukung dan memberdayakan PMI.