KemenP2MI Gandeng PP Muhammadiyah Berdayakan Pekerja Migran Indonesia
Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) menjalin kerja sama dengan PP Muhammadiyah untuk memberdayakan pekerja migran Indonesia agar lebih tangguh dan tahan banting di luar negeri.

Jakarta, 10 Maret 2024 - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) resmi menjalin kerja sama dengan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dalam upaya memberdayakan pekerja migran Indonesia (PMI). Kerja sama ini diinisiasi untuk meningkatkan kualitas dan kesiapan PMI sebelum dan selama bekerja di luar negeri, serta mempersiapkan pemulangan mereka dengan lebih baik. Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding, secara langsung menyampaikan ajakan kerja sama ini.
Langkah ini diambil sebagai respon atas permasalahan yang dihadapi banyak PMI, terutama yang bekerja di Malaysia. Banyak PMI yang pulang lebih cepat dari masa kontrak karena berbagai faktor, termasuk mental yang lemah. "Di sana itu kalau mereka mentalnya lemah biasanya cepat ingin pulang, lalu kemudian baru bekerja sebulan sudah pindah ke tempat lain, lari, kabur. Itu semua banyak terjadi di Malaysia," ungkap Menteri Karding, menyoroti tingginya angka PMI yang kembali ke Tanah Air sebelum waktunya.
Oleh karena itu, pemberdayaan PMI menjadi kunci utama untuk menciptakan pekerja migran yang tangguh dan mampu bertahan menghadapi tantangan di negara penempatan. KemenP2MI menyadari pentingnya pendekatan holistik yang meliputi berbagai aspek, mulai dari peningkatan keterampilan hingga penguatan mental dan literasi keuangan.
Sinergi KemenP2MI dan PP Muhammadiyah untuk PMI yang Lebih Tangguh
Kerja sama ini diharapkan dapat mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi PMI. KemenP2MI akan berkolaborasi dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah untuk menyosialisasikan prosedur dan persyaratan kerja di luar negeri kepada calon PMI. Hal ini bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan yang memadai dan mencegah terjadinya permasalahan di kemudian hari.
Ketua Umum MPM PP Muhammadiyah, Muh. Nurul Yamin, menyambut baik ajakan kerja sama tersebut. Pihaknya menyatakan kesiapan untuk mendukung program KemenP2MI dalam pemberdayaan PMI. "Kami ada satu divisi khusus di Majelis Pemberdayaan Masyarakat, yang menyimpan, mengkaji dan juga melakukan pemberdayaan pekerja migran ini," jelas Nurul Yamin.
PP Muhammadiyah telah memiliki program pemberdayaan PMI yang terintegrasi, mulai dari tahap sosialisasi, pelatihan, penempatan, hingga pendampingan dan persiapan kepulangan ke Indonesia. "Kami membangun sebuah role model mulai dari sosialisasi, improvement, pelatihan, kemudian penempatan, kemudian monitoring dan komunikasi, sampai pada penyiapan kembali ke Tanah Air," tambah Nurul Yamin, menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak untuk keberhasilan program ini.
Aspek Penting Pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia
Beberapa poin penting yang menjadi fokus pemberdayaan PMI meliputi:
- Peningkatan Keterampilan: Memberikan pelatihan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja di luar negeri.
- Literasi Keuangan: Meningkatkan pemahaman PMI tentang pengelolaan keuangan yang baik agar dapat menabung dan merencanakan masa depan.
- Akses Modal: Membuka akses bagi PMI untuk mendapatkan modal usaha setelah kembali ke Indonesia.
- Penguatan Keluarga: Memberikan dukungan dan pelatihan kepada keluarga PMI agar dapat menjaga keharmonisan dan kesejahteraan keluarga selama PMI bekerja di luar negeri.
Kolaborasi antara KemenP2MI dan PP Muhammadiyah diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi para PMI. Dengan sinergi ini, diharapkan semakin banyak PMI yang dapat bekerja dengan lebih aman, terlindungi, dan sukses di luar negeri, serta kembali ke Indonesia dengan bekal keterampilan dan finansial yang lebih baik.
Kerja sama ini menandai langkah maju dalam upaya pemerintah dan organisasi masyarakat untuk melindungi dan memberdayakan PMI, memastikan mereka mendapatkan kesempatan yang lebih baik dan berkontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.