Sinergi Kemnaker dan Kementerian P2MI Bidik Penempatan 425 Ribu PMI
Kementerian P2MI dan Kemnaker perkuat kolaborasi untuk mencapai target penempatan 425 ribu Pekerja Migran Indonesia (PMI) pada 2025, memanfaatkan pelatihan vokasi untuk meningkatkan kompetensi calon PMI.
Jakarta, 24 Januari 2024 - Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, mengumumkan rencana penguatan sinergi dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) untuk mencapai target ambisius: penempatan 425 ribu Pekerja Migran Indonesia (PMI) pada tahun 2025. Kerja sama ini dibahas langsung dalam pertemuan antara Menteri P2MI dengan Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, dan Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer.
Salah satu fokus utama kolaborasi ini adalah optimalisasi balai-balai pelatihan vokasi Kemnaker. Calon PMI akan diberikan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing mereka di pasar kerja internasional. Hal ini diharapkan dapat membantu mencapai target pengiriman PMI yang telah ditetapkan. Menteri Karding menekankan pentingnya sinergi ini, yang saling menguntungkan kedua kementerian dalam mencapai tujuan bersama.
Target penempatan 425 ribu PMI ini diyakini akan memberikan dampak positif, baik bagi kinerja kedua kementerian maupun terhadap devisa negara. Kinerja positif ini akan terlihat dari peningkatan jumlah PMI yang bekerja di luar negeri, yang tentunya akan berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Dengan peningkatan jumlah PMI yang bekerja di luar negeri maka penerimaan devisa negara juga akan meningkat.
Lebih lanjut, Menteri Karding berharap sebanyak 50.000 hingga 100.000 peserta dari program 1 juta peserta pelatihan vokasi Kemnaker dapat difokuskan untuk penempatan di luar negeri. Ini menunjukkan komitmen nyata untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas PMI yang diberangkatkan ke luar negeri, demi meningkatkan kesejahteraan mereka dan memberikan kontribusi ekonomi bagi Indonesia.
Selain membahas pelatihan vokasi, pertemuan tersebut juga membahas transisi pelayanan PMI setelah peningkatan status Badan P2MI menjadi Kementerian P2MI. Tim transisi yang dibentuk kedua kementerian akan memastikan pelayanan kepada PMI tetap berjalan lancar tanpa hambatan selama masa transisi. Proses transisi ini akan dilakukan secara bertahap, dengan komunikasi yang intens dan konsisten antar kedua kementerian.
Menteri P2MI menekankan pentingnya percepatan proses transisi untuk hal-hal teknis yang belum selesai, dengan tetap menjaga komunikasi yang baik. Hal ini penting untuk memastikan tidak ada kendala dalam pelayanan kepada PMI selama masa transisi. Dengan komunikasi yang baik akan memudahkan penyelesaian masalah yang terjadi selama masa transisi.
Menaker Yassierli juga menyoroti pentingnya sinergi ini dalam konteks pencapaian target 1 juta peserta pelatihan vokasi Kemnaker. Menurutnya, sinergi antara Kemnaker dan Kementerian P2MI sangat krusial, terlepas dari apakah peserta pelatihan tersebut akan bekerja di dalam atau luar negeri. Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan siap bersaing.
Kesimpulannya, kerja sama antara Kementerian P2MI dan Kemnaker ini merupakan langkah strategis dalam mencapai target penempatan 425 ribu PMI pada tahun 2025. Dengan mengoptimalkan pelatihan vokasi dan memastikan transisi pelayanan yang lancar, kedua kementerian berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh bagi para PMI dan berkontribusi pada peningkatan perekonomian Indonesia.