Lomba Olah Vokal Solo: Lestarikan Budaya Leluhur Sumut
Anggota DPD RI, Badikenita Br Sitepu, sambut positif lomba olah vokal solo daerah di Sumut sebagai upaya pelestarian budaya leluhur yang melibatkan berbagai etnis dan berpotensi melahirkan bibit unggul di bidang musik tradisional.
Medan, 10 Februari 2024 - Sebuah lomba olah vokal solo daerah dengan irama musik dari berbagai etnis di Sumatera Utara (Sumut) digelar sebagai upaya pelestarian budaya leluhur. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, Badikenita Br Sitepu, memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif ini. Beliau menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan kekayaan budaya lokal yang beragam di Sumut.
Menjaga Warisan Budaya Multietnis Sumut
Badikenita Br Sitepu menjelaskan bahwa lomba ini sangat penting karena menampilkan keberagaman etnis di Sumut, seperti Karo, Mandailing, Pakpak Bharat, Tionghoa, Toba, Melayu, dan Nias. Menurutnya, perlombaan ini bukan sekadar kompetisi, melainkan juga wadah untuk memperkenalkan budaya masing-masing etnis secara luas. Harapannya, para peserta dapat menjadi duta budaya daerahnya dan berkontribusi pada kemajuan daerah melalui seni.
Beliau juga menyoroti kekhawatirannya terhadap beberapa budaya daerah yang kurang mendapat perhatian, seperti budaya Pakpak Bharat. "Kami khawatirkan Pakpak Bharat, sebenarnya unik tapi tidak banyak yang meneruskan, dan lagunya tidak banyak yang populer. Tapi kalau Toba, Mandailing, dan lainnya banyak," ungkap Badikenita. Lomba ini diharapkan dapat menjadi pemicu untuk mengangkat kembali budaya-budaya yang mulai terpinggirkan.
Grand Final di USU: Pentas Budaya dan Pencarian Bakat
Grand final lomba yang bertajuk 'Vokal Solo dan Musik Tradisional Sumatera Utara' diadakan di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatera Utara (USU) pada Jumat, 14 Februari 2024. Sebanyak 17 peserta berkompetisi untuk memperebutkan gelar juara. Badikenita berharap kegiatan ini dapat memperkuat identitas budaya masing-masing daerah dan sekaligus menjadi ajang pencarian bakat bagi para kepala daerah dan pemangku kepentingan lainnya.
"Selain itu setiap kepala daerah maupun pemangku kepentingan lainnya dapat menjadi pencari bakat untuk membuat suatu kegiatan atau lainnya," tambah Badikenita. Hal ini menunjukkan bahwa lomba ini tidak hanya berfokus pada aspek seni, tetapi juga memiliki potensi untuk mendorong pengembangan budaya daerah secara lebih luas.
Mengajak Apresiasi Seni Tradisional
Sapna Sitepu, pembina vokal dan juri lomba, menambahkan bahwa tujuan utama lomba ini adalah mengangkat kembali nilai-nilai leluhur yang hampir punah. Penilaian lomba akan memperhatikan beberapa aspek, antara lain materi suara, teknik vokal, kreativitas, dan ciri khas lagu. Dengan demikian, lomba ini tidak hanya menilai kemampuan vokal semata, tetapi juga kekayaan dan keunikan budaya yang terkandung dalam setiap lagu.
"Kami menilai nanti dari materi suara, teknik vokal, kreativitas, ciri khas lagu, dan lainnya," jelas Sapna Sitepu. Hal ini menunjukkan komitmen panitia untuk menjunjung tinggi nilai-nilai autentik dari musik tradisional Sumatera Utara.
Harapan untuk Masa Depan
Lomba olah vokal solo daerah ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia untuk melestarikan budaya lokalnya. Dengan melibatkan berbagai etnis dan memberikan kesempatan bagi para seniman muda untuk berkreasi, lomba ini berpotensi untuk melahirkan bibit unggul di bidang musik tradisional dan memperkaya khazanah budaya Indonesia. Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan budaya leluhur dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang dan tetap lestari.