Mataram Siapkan Kurikulum Wirausaha Baru: Target 5.000 Pengusaha dalam Lima Tahun
Pemerintah Kota Mataram menyiapkan kurikulum khusus untuk mencetak 5.000 wirausaha baru dalam lima tahun ke depan melalui pelatihan berjenjang dan terukur.

Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), tengah gencar mempersiapkan program besar untuk meningkatkan perekonomian daerah. Program tersebut bertujuan menciptakan 5.000 wirausaha baru dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Langkah awal yang dilakukan adalah penyusunan kurikulum khusus sebagai pedoman pelaksanaan program ambisius ini. Kurikulum ini akan menjadi acuan utama dalam menentukan kriteria dan proses pendampingan bagi para calon wirausaha.
Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Mataram, HM Ramadhani, menjelaskan bahwa tidak semua pelaku usaha dapat langsung dikategorikan sebagai wirausaha baru. "Jadi tidak semua pengusaha bisa masuk kategori wirausaha baru, apalagi yang baru dan pertama berjualan atau usaha lainnya," tegasnya dalam keterangan pers di Mataram, Senin (5/5).
Program ini menargetkan penciptaan 1.000 wirausaha baru setiap tahunnya. Untuk mencapai target tersebut, Pemkot Mataram menyadari perlunya strategi dan panduan yang terstruktur. Kurikulum yang sedang disusun ini diharapkan dapat menjadi kunci keberhasilan program tersebut.
Konsep Pelatihan Berjenjang untuk Wirausaha Baru
Kurikulum yang disiapkan akan mengatur secara detail proses pendampingan para calon wirausaha. Pendampingan ini akan dilakukan secara bertahap melalui serangkaian pelatihan yang terstruktur. "Karena itu, dalam buku panduan itu nantinya calon wirausaha baru akan dilakukan pendampingan tanpa putus dengan memberikan pelatihan bertahap, sehingga dalam waktu 6 bulan hasil dari sebuah wirausaha baru bisa kelihatan," jelas Ramadhani.
Pelatihan yang diberikan akan mencakup berbagai aspek penting dalam pengembangan usaha. Contohnya, pelatihan pembuatan produk (misalnya, pembuatan roti), pelatihan pengemasan produk, pelatihan pemasaran digital, serta pelatihan mengenai legalitas usaha. Semua pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan omzet usaha para peserta.
Ramadhani menambahkan bahwa untuk dapat dikategorikan sebagai wirausaha baru, para peserta minimal harus mengikuti enam kali pelatihan berjenjang dan berbeda dalam satu bidang usaha yang mereka tekuni. "Jadi tidak bisa satu pelaku usaha mengikuti pelatihan berbeda-beda, karena hal itu bisa terkesan tidak fokus dan tidak tepat sasaran," tambahnya.
Setelah kurikulum rampung, pelatihan-pelatihan tersebut akan segera dilaksanakan. Pelaksanaan pelatihan tidak hanya akan dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM saja, tetapi juga akan melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait lainnya, seperti Dinas Tenaga Kerja dan Dinas Sosial. Semua pelatihan yang diberikan harus selaras dengan bidang usaha yang ditekuni peserta dan pelatihan-pelatihan yang telah diikuti sebelumnya.
Target dan Harapan Program Wirausaha Baru
Dengan adanya kurikulum dan pelatihan yang terstruktur, Pemkot Mataram optimis dapat mencapai target 5.000 wirausaha baru dalam lima tahun. Program ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan menciptakan lapangan kerja baru di Kota Mataram. Buku panduan yang saat ini sedang dalam tahap penyelesaian diharapkan dapat menjadi instrumen kunci keberhasilan program ini.
Pemkot Mataram berharap program ini tidak hanya menghasilkan wirausaha baru, tetapi juga meningkatkan kualitas dan daya saing usaha-usaha di Kota Mataram. Dengan demikian, program ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kota Mataram.
Selain itu, kolaborasi antar OPD diharapkan dapat menciptakan sinergi yang efektif dalam pelaksanaan program ini. Dengan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, program menciptakan 5.000 wirausaha baru di Kota Mataram diyakini dapat tercapai dengan sukses.
Program ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif yang luas, termasuk peningkatan pendapatan masyarakat, pengurangan angka pengangguran, dan peningkatan daya saing ekonomi Kota Mataram di kancah nasional.