MBG: Modal Fisik dan Semangat Belajar Siswa, Kata Mendikdasmen
Mendikdasmen, Abdul Mu'ti, melihat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai modal fisik bagi siswa untuk lebih semangat belajar dan bertumbuh kembang optimal, seperti yang terlihat dalam kunjungannya ke SMPN 1 Komodo, NTT.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Abdul Mu'ti, menekankan pentingnya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dalam mendukung proses belajar siswa. Kunjungannya ke SMPN 1 Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (12/3), menjadi bukti nyata dampak positif MBG terhadap semangat belajar siswa. Beliau menyaksikan langsung antusiasme siswa dalam kegiatan belajar mengajar, yang menurutnya dipengaruhi oleh pemenuhan gizi melalui program MBG.
Dalam kunjungan tersebut, Mendikbudristek didampingi oleh Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, dan Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Manggarai Barat, Yohanes Hani. Mereka meninjau langsung kondisi sekolah dan berinteraksi dengan para siswa. "Kami melihat langsung kondisi sekolah yang ada di SMPN 1 Komodo," ujar Mendikbudristek. "Alhamdulillah saya melihat di kelas, suasana belajarnya kondusif, anak-anak bisa semangat dan sudah mendapatkan mandat makan bergizi gratis dari pak Presiden," tambahnya.
Selain meninjau kondisi sekolah dan melihat semangat belajar para siswa, Mendikbudristek juga memperkenalkan dua kebijakan baru, yaitu '7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat' dan 'Pagi Ceria'. Antusiasme siswa dalam menyambut program-program baru tersebut mendapat apresiasi tinggi dari Mendikbudristek. "Mereka punya semangat yang tinggi, tadi kami sampaikan 7 kebiasaan anak Indonesia hebat dan juga Pagi Ceria yang dimulai dengan senam anak Indonesia hebat kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya dan berdoa," ungkapnya.
Program MBG dan Semangat Belajar Siswa
Abdul Mu'ti menegaskan bahwa MBG bukan sekadar program pemenuhan gizi, melainkan juga sebagai modal fisik bagi siswa untuk meraih prestasi belajar. Pemenuhan gizi yang baik akan berdampak pada kesehatan dan stamina siswa, sehingga mereka dapat lebih fokus dalam mengikuti proses belajar mengajar. Dengan kondisi fisik yang prima, diharapkan siswa memiliki semangat belajar yang lebih tinggi dan mampu mengembangkan potensi diri secara optimal.
Kunjungan ke SMPN 1 Komodo, yang memiliki 920 siswa dalam 30 rombongan belajar, memberikan gambaran nyata akan dampak positif MBG. Mendikbudristek berharap SMPN 1 Komodo dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi sekolah-sekolah lain dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan semangat belajar siswa. "Kelihatan anak-anak sangat semangat dan mudah-mudahan ini bisa menjadi sekolah yang menginspirasi dan menumbuhkan semangat anak-anak untuk makin rajin belajar mengembangkan potensi diri jadi anak-anak Indonesia yang cerdas," katanya.
Lebih lanjut, Mendikbudristek juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan orang tua dalam mendukung keberhasilan program MBG. Dukungan dari berbagai pihak sangat krusial untuk memastikan program ini berjalan efektif dan mencapai tujuannya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Distribusi MBG di Labuan Bajo
Program MBG di Labuan Bajo menjangkau enam sekolah, yaitu SMPN 1 Komodo, SDIT Persaudaraan Wae Nahi, SD Wae Mata, SDN Lancang, SDN Labuan Bajo 2, dan SDN Batu Cermin. Total penerima manfaat program ini sebanyak 3.003 siswa. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan akses gizi yang baik bagi seluruh siswa, khususnya di daerah-daerah yang membutuhkan.
Dengan adanya program MBG, diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat terus meningkat. Pemenuhan gizi yang baik akan menjadi salah satu faktor pendukung bagi terciptanya generasi muda Indonesia yang cerdas, sehat, dan berprestasi.
Program MBG ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pemenuhan gizi bagi siswa. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan program ini dapat terus berjalan dan memberikan dampak positif bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.
Keberhasilan program MBG di Labuan Bajo menjadi bukti nyata bahwa investasi dalam bidang pendidikan, khususnya pemenuhan gizi, akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan.