Menko Airlangga Dorong Riau Garap Potensi Industri Lokal, Sasar Pasar Global
Menko Airlangga Hartarto meminta Pemprov Riau melakukan kajian mendalam potensi industri lokal untuk meningkatkan daya saing dan menarik investor, memanfaatkan posisi strategis Riau di Selat Malaka.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau untuk segera melakukan kajian teknis potensi industri lokal. Hal ini disampaikan dalam pertemuan di Jakarta pada Rabu, 7 Mei 2024. Kajian tersebut bertujuan untuk menilai kesiapan infrastruktur pendukung kawasan industri di Riau dan memastikan daya saingnya di pasar global.
Airlangga menekankan pentingnya pembangunan ekosistem industri penunjang yang kuat terlebih dahulu. Dengan demikian, kawasan industri yang dibangun nantinya dapat berkembang pesat dan berkelanjutan. Ia juga berharap agar kawasan industri di Riau mampu menarik minat investor, mengingat persaingan industri yang semakin kompetitif.
Provinsi Riau memiliki potensi sumber daya alam yang signifikan, seperti kelapa, minyak dan gas (migas), serta pulp and paper, yang dapat menjadi keunggulan komparatif. Potensi ini perlu dioptimalkan melalui kajian yang matang dan terencana dengan baik untuk memastikan daya saing internasional.
Potensi Riau dan Strategi Pengembangan Industri
Airlangga menyatakan, "Seandainya nanti Pak Gubernur (Gubernur Riau Abdul Wahid) membentuk tim (penyusun kajian), silakan saja berkoordinasi dengan tim kami. Kalau itu yang akan diarah, silakan saja. Tapi kami minta supaya studinya matang dan bisa betul-betul bersaing secara internasional, secara global."
Letak geografis Riau yang strategis di Selat Malaka menjadi aset penting. Setiap tahunnya, sekitar 94 ribu kapal berlalu lalang di jalur perdagangan internasional tersebut. Potensi ekonomi yang besar ini perlu dimanfaatkan secara optimal.
Pemerintah pusat saat ini tengah menjajaki berbagai daerah untuk pengembangan oil tanking atau terminal minyak, dan Riau berpotensi menjadi salah satu lokasi strategis. Airlangga menyinggung pertumbuhan ekonomi Riau yang masih di bawah rata-rata nasional (4,65 persen yoy dibandingkan 4,87 persen yoy pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I 2025), dan berharap kajian ini dapat mendorong peningkatan ekonomi daerah.
Airlangga menambahkan, "Pertumbuhan ekonomi dari rilis kemarin, untuk Riau di bawah nasional sedikit ya, sebesar 4,65 (persen yoy) dibandingkan (pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I 2025 sebesar) 4,87 (persen yoy). Jadi, tentu kami berharap, ini bisa didongkrak, apalagi resources rich (kaya akan sumber daya)."
Usulan Gubernur Riau dan Pengembangan Kawasan Strategis
Gubernur Riau, Abdul Wahid, dalam pertemuan tersebut menyampaikan kendala yang dihadapi Riau. Meskipun terletak di jalur perdagangan strategis, Riau belum banyak merasakan keuntungan karena minimnya kapal yang singgah di Sumatera.
Untuk mengatasi hal ini, Pemprov Riau mengusulkan pembangunan Kawasan Logistik Perkapalan di Pulang Rangsang, yang juga memiliki sumber daya silika. Pemprov Riau juga berencana mengembangkan beberapa kawasan industri baru, seperti Kawasan Ekonomi Bukit Batu dan Kawasan Industri Pulau Burung, yang akan fokus pada sektor pertanian, perkebunan, dan hortikultura.
Selain itu, terdapat usulan pengembangan Pulau Rapat yang memiliki potensi wisata. Semua rencana pengembangan ini membutuhkan kajian yang komprehensif untuk memastikan keberlanjutan dan daya saingnya.
Kajian yang diminta Menko Airlangga diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang potensi industri lokal Riau, menganalisis hambatan yang ada, dan merumuskan strategi pengembangan yang tepat sasaran. Dengan demikian, Riau dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam dan letak geografisnya untuk meningkatkan perekonomian daerah dan bersaing di pasar global.