Menko PM Gagas Migran Center di Malang: Cak Imin Wujudkan Calon PMI Berdaya Saing Global
Menko PM Abdul Muhaimin Iskandar menggagas pembentukan Migran Center di Malang untuk menciptakan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) berdaya saing global.

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Cak Imin, baru-baru ini menggagas pembentukan sebuah Migran Center. Inisiatif ini bertujuan menciptakan para Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) yang memiliki daya saing tinggi di kancah global. Gagasan ini diharapkan mampu memberikan kepastian penghidupan yang layak bagi mereka di perantauan.
Pengumuman penting ini disampaikan Cak Imin usai menghadiri acara Global Talent Day di Kawedanan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Beliau menegaskan komitmennya untuk segera merealisasikan pusat pelayanan dan informasi terpadu bagi pekerja migran tersebut. Pembentukan Migran Center akan dikolaborasikan secara erat dengan berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Konsep Migran Center dirancang untuk mengintegrasikan seluruh proses pemberdayaan CPMI, mulai dari tingkat desa hingga kepulangan mereka. Cak Imin menyatakan bahwa sistem ini akan memastikan setiap tahapan perjalanan pekerja migran terkelola dengan baik. Hal ini demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik melalui pekerjaan yang menjanjikan di luar negeri.
Layanan Komprehensif di Migran Center
Migran Center akan menyediakan beragam layanan esensial bagi calon Pekerja Migran Indonesia maupun purna-PMI. Salah satu fokus utamanya adalah advokasi dan pemberdayaan yang berkelanjutan. Ini memastikan hak-hak pekerja migran terlindungi dan mereka mendapatkan dukungan penuh selama dan setelah bekerja di luar negeri.
Selain itu, pusat ini juga akan mengintegrasikan proses riset yang mendalam untuk merumuskan konsep sistematis dari hulu ke hilir. Pendekatan ini bertujuan agar seluruh program pemberdayaan terencana dengan sangat matang. Dengan demikian, setiap kebutuhan CPMI dapat terpenuhi secara efektif dan efisien.
Peningkatan kemampuan berbahasa asing dan keterampilan kerja menjadi prioritas utama di Migran Center. Kedua aspek ini merupakan kebutuhan dasar bagi siapa pun yang ingin bekerja di luar negeri. Fasilitas pelatihan akan disesuaikan dengan standar global untuk meningkatkan daya saing para calon pekerja migran.
Seluruh proses, mulai dari rekrutmen hingga kepulangan atau pasca-bekerja, diharapkan dapat terintegrasi. Hal ini akan menciptakan sistem yang komprehensif dan berkelanjutan bagi Pekerja Migran Indonesia. Cak Imin meyakini bahwa ide ini akan membantu CPMI menjalani hidup yang lebih baik dengan pekerjaan yang bagus.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Migran Center
Pembentukan Migran Center tidak hanya melibatkan perguruan tinggi, tetapi juga peran aktif dari lintas kementerian terkait. Selain itu, pihak eksternal pemerintah juga akan turut serta dalam kolaborasi ini. Keterlibatan banyak pihak ini diharapkan dapat memperkuat fondasi dan jangkauan pusat layanan tersebut.
Kolaborasi yang luas ini bertujuan untuk menghadirkan akurasi informasi yang tinggi bagi masyarakat. Terutama bagi mereka yang memiliki keinginan kuat mencari lapangan pekerjaan di luar negeri. Informasi yang disajikan akan disesuaikan dengan kemampuan dan potensi masing-masing calon Pekerja Migran Indonesia.
Dengan adanya berbagai pihak yang terlibat, proses penyaringan calon PMI dapat dilakukan lebih efektif dan tersaring. Hal ini akan memastikan hanya individu yang paling siap dan sesuai yang diberangkatkan. Cak Imin menekankan pentingnya efisiensi dalam proses seleksi ini.
Dukungan Nyata bagi Purna-PMI
Dalam kunjungannya ke Kabupaten Malang, Menko PM Muhaimin Iskandar juga memberikan perhatian khusus kepada purna-PMI. Beliau menyerahkan bantuan pemberdayaan bagi mereka yang telah menyelesaikan masa kerja dan kini memiliki usaha di kampung halaman. Ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendukung keberlanjutan ekonomi purna-PMI.
Bantuan yang diserahkan secara simbolis kepada tiga mantan Pekerja Migran Indonesia disesuaikan dengan jenis usaha mereka. Contohnya, ada yang menerima oven telur, mesin kopi, dan cup sealer. Penyesuaian bantuan ini diharapkan dapat mengoptimalkan pengembangan usaha yang sedang digeluti.
Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan purna-PMI dapat mandiri secara ekonomi. Dukungan semacam ini sangat penting untuk mencegah mereka kembali terjerumus pada masalah ekonomi. Ini juga menjadi contoh nyata dari sistem pemberdayaan yang terintegrasi dari hulu ke hilir.