Mensos Ajak Pilar Sosial Bantu Rakyat Kecil Tersenyum
Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengajak seluruh pilar sosial untuk aktif membantu rakyat kecil melalui program bansos dan pemberdayaan agar mereka dapat hidup layak dan sejahtera.

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengajak seluruh pilar sosial untuk berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil. Ia menekankan pentingnya kerja sama untuk memastikan program bantuan sosial (bansos) tepat sasaran dan memberikan dampak nyata bagi kehidupan masyarakat kurang mampu. Pernyataan ini disampaikan Gus Ipul saat berdiskusi dengan ratusan pilar sosial di Kantor Kemensos, Jakarta, Kamis (30/1).
Sasaran utama dari program ini adalah 12 kelompok masyarakat rentan yang membutuhkan perlindungan dan bantuan. Kelompok ini mencakup anak-anak rentan, penyandang disabilitas, lansia telantar, warga berpenghasilan rendah, korban bencana, masyarakat di daerah terpencil, dan warga binaan. Selain itu, juga termasuk korban kekerasan, pengguna napza dan HIV/AIDS, orang dengan gangguan jiwa, dan perempuan rentan secara ekonomi maupun sosial.
Gus Ipul menjelaskan bahwa tujuan utama adalah melihat rakyat kecil dapat hidup layak, dengan kebutuhan sandang, pangan, dan papan tercukupi. Ia menekankan pentingnya peran pilar sosial, seperti Pendamping PKH, TKSK, PSM, dan Tagana, dalam mewujudkan hal tersebut. Pilar-pilar sosial ini diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam mendistribusikan bantuan dan memastikan tepat sasaran.
Kinerja pilar sosial harus berbasis data dan terukur. Hal ini penting untuk memastikan efektivitas program dan pencapaian target yang telah ditetapkan. Presiden telah menetapkan target pengentasan kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen pada tahun 2026. Saat ini, jumlah masyarakat miskin ekstrem masih sekitar 3 juta orang, sementara target kemiskinan secara keseluruhan di bawah 5 persen (saat ini sekitar 9 persen).
Gus Ipul juga menyoroti pentingnya pemutakhiran data penerima bansos di Data Tunggal Sosial-Ekonomi Nasional (DTSN) yang ditargetkan rampung pada tahun 2025. Pemutakhiran data ini dapat dilakukan melalui dua cara. Pertama, melalui PSM yang akan berkoordinasi dengan kelurahan, RT/RW, dan dinas sosial. Kedua, melalui partisipasi masyarakat dengan sistem usul sanggah guna memastikan penerima bansos memang layak menerima bantuan.
Dengan demikian, peran pilar-pilar sosial sangat krusial dalam upaya pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mereka menjadi penghubung antara pemerintah dan masyarakat, memastikan bantuan sosial tepat sasaran dan berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Kerja sama yang solid dan data yang akurat menjadi kunci keberhasilan program ini.
Melalui kerja keras dan komitmen bersama, diharapkan cita-cita untuk melihat rakyat kecil tersenyum dan hidup layak dapat terwujud. Proses pemutakhiran data dan pengawasan yang ketat akan memastikan bantuan tepat sasaran dan berdampak positif bagi kehidupan masyarakat yang membutuhkan. Keberhasilan program ini bergantung pada kolaborasi semua pihak yang terlibat.