Menthobi Karyatama Raih Pendapatan Rp1 Triliun di 2024: Strategi Inovasi dan Ekspansi Agribisnis
PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) berhasil membukukan pendapatan Rp1 triliun di tahun 2024, didorong kenaikan harga CPO dan PK serta peningkatan produksi, sekaligus menjalankan strategi inovasi dan ekspansi agribisnis berkelanjutan.

PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR), perusahaan perkebunan kelapa sawit, mengumumkan pencapaian pendapatan yang signifikan, yaitu sebesar Rp1,00 triliun di tahun 2024. Capaian ini menunjukkan pertumbuhan 41,6 persen year on year (yoy) dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencapai Rp710,98 miliar. Kenaikan ini terjadi di Jakarta dan diumumkan pada Public Expose Rabu lalu. Pertumbuhan ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan harga dan volume produksi CPO dan PK, serta operasional penuh pabrik kelapa sawit (PKS) baru.
Direktur Keuangan MKTR, Wawan Sulistyawan, menjelaskan bahwa peningkatan harga Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) masing-masing sebesar 18,3 persen dan 24,3 persen menjadi pendorong utama. Selain itu, volume produksi CPO dan PK juga meningkat signifikan, sebesar 21 persen dan 33,8 persen. Hal ini tak lepas dari kontribusi PT Khatulistiwa Sinergi Omnidaya (KSO), anak usaha yang diakuisisi pada akhir 2023 dan telah beroperasi penuh pada tahun 2024.
Keberhasilan ini berdampak positif pada kinerja keuangan MKTR secara keseluruhan. Laba usaha perusahaan tumbuh sebesar 70 persen (yoy), dari Rp62,679 miliar di tahun 2023 menjadi Rp106,386 miliar di tahun 2024. Meskipun laba tahun berjalan hanya meningkat 1,7 persen (yoy) menjadi Rp52,2 miliar, MKTR tetap membagikan dividen sebesar Rp18,21 miliar atau setara 34,88 persen dari laba tahun berjalan.
Strategi Inovasi dan Pengembangan Berkelanjutan
Komisaris MKTR, Nadhif Kasyvilla, menekankan komitmen perusahaan terhadap praktik pertanian terbaik dan prinsip keberlanjutan. Salah satu bukti nyata komitmen ini adalah pembangunan fasilitas produksi Biomass EFB Pellet, sebuah inisiatif untuk menciptakan bahan bakar alternatif ramah lingkungan dari tandan kosong (tankos) kelapa sawit. "Perseroan sedang menjalankan tahap awal pembangunan fasilitas produksi terbaru Biomass EFB Pellet, yang dijadwalkan commissioning pada akhir 2025," ujar Nadhif.
Fasilitas ini merupakan tindak lanjut dari mini plant yang telah beroperasi sejak 2024 dengan kapasitas produksi 2 ton per hari. Biomass EFB Pellet yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi, kalori tinggi, serta rendah potasium dan klorin, sehingga aman digunakan sebagai bahan bakar industri, terutama untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Inovasi ini bukan hanya berkontribusi pada industri green industry, tetapi juga menciptakan sumber pendapatan baru bagi MKTR.
Nadhif menambahkan, "Pengolahan produk samping kelapa sawit yaitu tankos menjadi EFB Pellet ini merupakan bentuk konsistensi MKTR dalam melakukan inovasi yang berkontribusi positif bagi industri serta mendorong pengembangan transisi energi hijau di Indonesia." Ia optimistis bahwa inovasi ini akan memberikan nilai tambah positif bagi aspek bisnis perusahaan.
Selain Biomass EFB Pellet, MKTR juga telah meluncurkan GreenGrow, pupuk organik berbentuk granul dari tankos, melalui anak usahanya, PT Menthobi Hijau Lestari (MHL). GreenGrow telah terdaftar dan memiliki izin edar dari pemerintah, serta telah mengantongi sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dari Kementerian Perindustrian.
Optimalisasi Aset dan Ekspansi Agribisnis
Direktur Utama MKTR, Harry M. Nadir, mengungkapkan rencana optimalisasi aset untuk mendorong pertumbuhan kinerja bisnis di tahun 2025. Salah satu fokusnya adalah fasilitas Kernel Crushing Plant (KCP) yang akan beroperasi penuh pada tahun 2025 setelah peresmiannya di semester II-2024. KCP akan memproses inti sawit menjadi minyak inti sawit (CPKO) dengan nilai jual tinggi, beroperasi 24 jam sehari, dan ditargetkan menghasilkan 400 ton CPKO pada tahun 2025.
Harry menjelaskan strategi terintegrasi MKTR untuk memperkuat fundamental bisnis jangka pendek, menengah, dan panjang. "Perseroan menetapkan serangkaian strategi terintegrasi untuk memperkuat fundamental bisnis dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Fokus utama adalah optimalisasi aset, inovasi produk, serta ekspansi agribisnis berkelanjutan, guna menyongsong pertumbuhan usaha yang konsisten dan berdaya saing," ujarnya.
Dengan berbagai strategi dan inovasi yang dijalankan, MKTR optimistis dapat mempertahankan pertumbuhan positif dan berkontribusi pada sektor perkebunan kelapa sawit Indonesia yang berkelanjutan. Komitmen terhadap inovasi dan keberlanjutan menjadi kunci keberhasilan MKTR dalam mencapai pendapatan Rp1 triliun di tahun 2024 dan proyeksi pertumbuhan di masa mendatang.