Harga Inti Sawit di Kalsel Naik Jadi Rp12.166 per Kg, Tertinggi pada Usia Tanaman 10-20 Tahun
Disbunnak Kalsel menetapkan harga inti sawit sebesar Rp12.166,44 per kg, naik 6,22 persen, tertinggi pada usia tanaman 10–20 tahun sebesar Rp3.404,07.

Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalimantan Selatan (Kalsel) menetapkan harga inti sawit terbaru. Keputusan ini diambil melalui rapat penetapan harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit untuk periode Mei 2025. Rapat ini melibatkan berbagai pihak terkait untuk mencapai harga yang adil dan berkelanjutan.
Kepala Disbunnak Provinsi Kalsel, Suparmi, mengumumkan bahwa harga inti sawit mengalami kenaikan signifikan. Kenaikan ini mencapai 6,22 persen, sehingga harga baru menjadi Rp12.166,44 per kilogram. Penetapan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi petani dan industri kelapa sawit di Kalsel.
“Harga inti sawit mengalami kenaikan sebesar 6,22 persen menjadi Rp12.166,44 per kilogram,” kata Suparmi di Banjarmasin, Selasa. Disbunnak Kalsel terus berupaya untuk menjaga stabilitas harga dan keberlanjutan industri kelapa sawit di wilayahnya.
Rapat Koordinasi Tata Kelola Sawit Berkelanjutan
Disbunnak Provinsi Kalsel mengadakan Rapat Koordinasi Tata Kelola Sawit Berkelanjutan. Rapat ini juga membahas Penetapan Harga TBS Kelapa Sawit periode Mei 2025. Perwakilan dari berbagai dinas teknis kabupaten sentra sawit turut hadir dalam acara ini.
Selain itu, perusahaan perkebunan kelapa sawit, koperasi, petani plasma, dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) juga diundang. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalimantan Selatan dan tim teknis penetapan harga dari Disbunnak Kalsel juga berpartisipasi aktif.
Tujuan dari rapat koordinasi ini adalah untuk memastikan keberlanjutan industri sawit. Selain itu, rapat ini juga menjadi wadah untuk membahas berbagai tantangan dan peluang dalam sektor kelapa sawit.
Dinamika Harga dan Evaluasi Indikator
Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat dinamika pada beberapa indikator harga kelapa sawit. Harga Crude Palm Oil (CPO) mengalami penurunan sebesar 4,11 persen. Penurunan ini mengubah harga CPO dari Rp14.784,73 menjadi Rp14.177,17 per kilogram.
Namun, Indeks K mengalami kenaikan sebesar 0,32 persen, menjadi 91,93. Penurunan harga CPO menyebabkan rata-rata harga TBS mengalami penurunan sebesar 2,52 persen pada periode Mei 2025.
Harga tertinggi tercatat pada usia tanaman 10–20 tahun, mencapai Rp3.404,07. Sementara itu, harga terendah berada pada usia tanaman 30 tahun, yaitu Rp2.514,91. Dinamika ini menunjukkan kompleksitas dalam penentuan harga TBS kelapa sawit.
Kontribusi Kelapa Sawit terhadap Perekonomian Kalsel
Suparmi menjelaskan bahwa kelapa sawit adalah komoditas strategis. Komoditas ini memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Kalsel. Kontribusi tersebut meliputi penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan petani.
Selain itu, kelapa sawit juga berperan dalam mendukung ketahanan energi nasional. Penetapan harga TBS kelapa sawit bukan hanya soal angka. Lebih dari itu, penetapan ini mencerminkan keberpihakan terhadap keberlanjutan industri sawit.
Terlebih lagi, di era transisi menuju energi baru terbarukan, kelapa sawit memiliki potensi besar. Kelapa sawit dapat menjadi pengganti energi fosil seperti batu bara. Oleh karena itu, tata kelola kelapa sawit perlu dilakukan secara serius, inklusif, dan berkelanjutan.
Suparmi menambahkan bahwa forum atau rapat koordinasi sangat penting. Forum ini menjadi wadah komunikasi dan kolaborasi antara seluruh pemangku kepentingan. Tujuannya adalah untuk membahas rantai nilai kelapa sawit dari hulu hingga hilir.
“Forum ini diharapkan dapat mendorong kesepahaman dan sinergi dalam menghadapi berbagai tantangan industri sawit ke depan,” ucapnya.
Dengan adanya forum ini, diharapkan berbagai tantangan industri sawit dapat diatasi bersama. Selain itu, sinergi antara berbagai pihak dapat semakin ditingkatkan.