Harga TBS Kelapa Sawit di Sulawesi Tenggara Naik Jadi Rp2.600/kg
Harga TBS kelapa sawit di Sulawesi Tenggara mengalami kenaikan menjadi Rp2.600 per kilogram pada awal April 2025, didorong oleh harga CPO yang stabil dan peningkatan permintaan.

Kenaikan Harga TBS Kelapa Sawit di Sulawesi Tenggara
Kabar gembira bagi petani kelapa sawit di Sulawesi Tenggara (Sultra)! Pada awal April 2025, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit mengalami kenaikan signifikan menjadi Rp2.600 per kilogram. Kenaikan ini terjadi setelah beberapa bulan harga berada di kisaran Rp2.300 hingga Rp2.400 per kilogram. Plt. Sekretaris Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra, Ihlas Landu, mengumumkan kenaikan ini pada Selasa lalu di Kendari. Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk stabilitas harga minyak sawit mentah (CPO) dan indeks K yang diajukan oleh beberapa perusahaan perkebunan sawit (PKS) di Sultra.
Menurut Ihlas Landu, kenaikan harga berkisar antara Rp100 hingga Rp200 per kilogram. Ia menjelaskan bahwa dibandingkan tahun lalu, harga TBS kelapa sawit di Sultra saat ini lebih stabil dan menguntungkan bagi para petani. "Jika dibandingkan pada periode di tahun lalu hanya berkisar antara Rp2.300 hingga Rp2.400 selama beberapa bulan ini posisi stabil di kisaran Rp2.600 per kg TBS kelapa sawit," katanya.
Kenaikan harga ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit di Sultra, baik petani plasma maupun petani swadaya. Pemerintah daerah optimistis tren positif ini akan berlanjut di tahun 2025, meskipun produksi buah kelapa sawit di beberapa perkebunan masih belum maksimal.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga TBS
Stabilitas harga CPO di pasar internasional menjadi salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga TBS kelapa sawit di Sultra. Harga CPO yang cenderung stabil memberikan dampak positif terhadap harga TBS di tingkat petani. Selain itu, indeks K yang diajukan oleh beberapa PKS di Sultra juga turut mempengaruhi penetapan harga TBS.
Ihlas Landu menjelaskan bahwa "Kenaikan harga tersebut juga berdasarkan CPO dan indeks K yang diajukan oleh beberapa perusahaan perkebunan sawit (PKS) yang ada di Sultra untuk menentukan harga per TBS nya." Hal ini menunjukkan adanya mekanisme yang cukup transparan dalam penetapan harga TBS di Sultra.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa produksi buah kelapa sawit di beberapa perkebunan plasma dan perusahaan masih belum maksimal. Faktor ini perlu menjadi perhatian agar kenaikan harga TBS dapat berkelanjutan dan memberikan manfaat yang optimal bagi petani.
Dampak Kenaikan Harga terhadap Petani
Kenaikan harga TBS kelapa sawit yang stabil diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani di Sultra. Petani plasma dan petani swadaya akan merasakan peningkatan pendapatan yang signifikan. Hal ini sejalan dengan harapan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor perkebunan.
"Diharapkan harga TBS kelapa sawit di Sultra terus mengalami kenaikan, supaya petani-petani plasma maupun swadaya kita bisa sejahtera dengan kenaikan harga tersebut," jelas Ihlas Landu. Pemerintah daerah akan terus memantau perkembangan harga TBS dan memastikan agar mekanisme penetapan harga tetap transparan dan adil bagi semua pihak.
Kenaikan harga ini juga diharapkan dapat mendorong peningkatan produktivitas di perkebunan kelapa sawit di Sultra. Dengan pendapatan yang lebih baik, petani akan lebih termotivasi untuk meningkatkan perawatan dan produktivitas perkebunannya.
Perusahaan Kelapa Sawit di Sulawesi Tenggara
Beberapa perusahaan besar yang beroperasi di sektor perkebunan kelapa sawit di Sultra antara lain:
- PT. Damai Jaya Lestari Kolaka
- PT. Tani Prima Maksmur
- PT. Sultra Prima Lestari
- PT Damai Jaya Lestari Konawe Utara
- PT Utama Agrindo Mas
- PT Gunung Andalan Sukses
- PT Madindra Inti Sawit
- PT Karya Alam Perdana
- PT Marbau Jaya Indahraya
Peran perusahaan-perusahaan ini sangat penting dalam menunjang perekonomian daerah dan kesejahteraan petani kelapa sawit di Sultra. Kerjasama yang baik antara pemerintah, perusahaan, dan petani sangat krusial untuk memastikan keberlanjutan sektor perkebunan kelapa sawit di Sultra.
Kenaikan harga TBS kelapa sawit menjadi Rp2.600 per kilogram merupakan kabar baik bagi petani di Sulawesi Tenggara. Semoga tren positif ini berlanjut dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat Sultra.