Harga Sawit Riau Naik! Tembus Rp3.658 per Kg, Petani Semakin Sejahtera?
Harga tandan buah sawit (TBS) Riau naik menjadi Rp3.658,61 per kg untuk periode 5-11 Maret 2025, didorong kenaikan harga CPO.

Kenaikan harga tandan buah sawit (TBS) di Riau memberikan angin segar bagi petani sawit. Harga TBS Riau untuk periode 5-11 Maret 2025 resmi naik menjadi Rp3.658,61 per kg. Kenaikan ini mencapai Rp37,65 per kg dibandingkan harga seminggu sebelumnya, yaitu Rp3.620,96 per kg. Kenaikan ini terjadi di Provinsi Riau, Indonesia, dan berlaku selama satu minggu ke depan. Hal ini diumumkan oleh Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Defris Hatmaja, pada Rabu di Pekanbaru.
Defris Hatmaja menjelaskan bahwa kenaikan harga TBS ini terutama disebabkan oleh peningkatan harga minyak sawit mentah (CPO). Harga CPO mengalami kenaikan sebesar Rp292,75 per kg dibandingkan minggu lalu. Sementara itu, harga kernel justru mengalami penurunan sebesar Rp423,66 per kg. Indeks K yang digunakan untuk perhitungan harga TBS periode ini adalah 92,67 persen, berlaku untuk satu bulan ke depan. Harga cangkang sawit juga ditetapkan sebesar Rp31,25 per kg untuk satu bulan ke depan.
Proses penetapan harga TBS ini melibatkan beberapa pertimbangan. Beberapa pabrik kelapa sawit (PKS) tidak melakukan penjualan pada periode ini. Mengacu pada Permentan Nomor 01 Tahun 2018 Pasal 8, harga CPO dan kernel yang digunakan adalah harga rata-rata. Jika terdapat validasi dua kali pada harga CPO atau kernel, maka harga rata-rata yang digunakan berasal dari PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Inacom. Harga rata-rata CPO KPBN tercatat sebesar Rp15.234,33 per kg, sedangkan harga kernel KPBN masih menggunakan harga periode minggu lalu, yaitu Rp11.400 per kg.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga TBS
Kenaikan harga TBS kelapa sawit di Riau periode ini didorong oleh beberapa faktor. Salah satu faktor utama adalah peningkatan harga CPO di pasar internasional. Kenaikan harga CPO ini berdampak positif pada harga TBS, karena CPO merupakan produk turunan utama dari kelapa sawit. Selain itu, kebijakan pemerintah dalam mengatur harga TBS juga turut berperan dalam menentukan harga jual bagi petani.
Pemerintah Provinsi Riau dan Tim Penetapan Harga Pembelian Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Produksi Pekebun terus berupaya memperbaiki tata kelola penetapan harga TBS. Hal ini dilakukan agar penetapan harga tersebut sesuai dengan regulasi yang berlaku dan adil bagi semua pihak yang terlibat, baik petani maupun perusahaan pengolah sawit. Upaya ini juga didukung oleh Kejaksaan Tinggi Riau.
Dengan adanya perbaikan tata kelola ini, diharapkan penetapan harga TBS dapat lebih transparan dan akuntabel. Hal ini akan memberikan kepastian harga bagi petani sawit dan mendorong peningkatan kesejahteraan mereka. Kenaikan harga TBS ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani sawit di Riau dan berkontribusi pada perekonomian daerah.
Dampak Kenaikan Harga terhadap Petani
Kenaikan harga TBS ini memberikan dampak positif bagi para petani sawit di Riau. Dengan harga jual yang lebih tinggi, petani dapat memperoleh pendapatan yang lebih besar. Hal ini akan meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya, serta mendorong peningkatan produktivitas perkebunan sawit di Riau. Kenaikan harga ini juga diharapkan dapat mengurangi beban biaya produksi bagi para petani.
Namun, perlu diingat bahwa harga TBS dapat fluktuatif dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Oleh karena itu, petani sawit perlu melakukan pengelolaan keuangan yang baik agar dapat memanfaatkan kenaikan harga ini secara optimal. Diversifikasi usaha juga dapat menjadi strategi untuk mengurangi risiko fluktuasi harga TBS.
Pemerintah juga perlu terus memberikan dukungan kepada petani sawit, misalnya melalui penyediaan akses pembiayaan, pelatihan, dan teknologi pertanian yang tepat guna. Dengan demikian, petani sawit dapat meningkatkan produktivitas dan daya saingnya di pasar global.
Secara keseluruhan, kenaikan harga TBS di Riau merupakan kabar baik bagi petani sawit. Namun, perlu adanya upaya berkelanjutan untuk menjaga stabilitas harga dan meningkatkan kesejahteraan petani sawit di masa mendatang.